Mobil Masih Memantul, Mercedes Hanya Buat Kemajuan Kecil

Lewis Hamilton bisa sedikit tersenyum setelah melihat hasil dua latihan bebas (Free Practice/FP) balapan kandangnya, Grand Prix Inggris, di Sirkuit Silverstone.

Pada FP1 saat lintasan sepanjang 5,891 km itu basah dan kemudian sedikit mengering, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) tersebut mampu finis di posisi kedua.

Dengan waktu lap 1 menit 42,781 detik, Hamilton terpaut 0,532 detik dari mantan rekan setimnya Valtteri Bottas (Alfa Romeo Racing) yang menjadi pembalap tercepat.

Sementara pada FP2, saat Sirkuit Silverstone sudah kering, Hamilton mampu melibas total 21 lap. Waktu lap terbaiknya pun jauh lebih bagus, yakni 1 menit 29,105 detik. Ia tertinggal hanya 0,163 detik dari Carlos Sainz (Scuderia Ferrari) yang menguasai FP2.

Memang, hasil-hasil tersebut barulah latihan bebas. Tetapi dari torehan tersebut bisa menjadi indikasi bila pembalap asal Inggris tersebut mulai nyaman, baik saat membuat flying lap maupun race pace.

Pembaruan (upgrade) yang dilakukan Tim Mercedes sepertinya mulai bekerja. Yang pasti, konsep di balik upgrade Mercedes F1 W13 membuat skuad yang berbasis di Brackley, Inggris, tersebut lebih percaya diri.

Sebagai catatan, karakter dan layout Silverstone sekilas mirip dengan Circuit de Barcelona-Catalunya, saat kedua Mercedes W13 geberan George Russell dan Hamilton masing-masing mampu finis di P3 dan P5 GP Spanyol pada 22 Mei lalu.

“Hari yang bagus. Saya sebenarnya ingin melibas lebih banyak lap pada sesi pagi (FP1). Tetapi cuaca di Silverstone membuat trek ini spesial: bisa hujan di satu tikungan dan kering di area lain. Hanya di tikungan 6, 7, dan 9 yang basah pada FP1 sedangkan lainnya kering,” ucap Hamilton seusai FP2.

“Dengan kondisi itu Anda tidak bisa terus menerus memakai ban intermediate tetapi di sisi lain trek masih terlalu basah untuk ban kering (slick).”

Menurut Hamilton, pada FP2, kondisi trek jauh lebih baik sehingga hasil tes positif. Pun begitu, mobil masih terasa sering memantul.

“Tidak hanya di trek lurus tetapi di tikungan pun menjadi terasa lebih berat. Bukan untuk fisik (pembalap) tetapi karena impaknya pada mobil dan ban,” ucap Hamilton.

“Masih ada yang perlu kami benahi. Namun sepertinya kami sudah membuat kemajuan kecil. Tidak mungkin (mendapat hasil bagus) di trek jika mobil masih terasa kaku dan memantul seperti ini. Semua tahu, penyebab utama porpoising adalah mobil yang sangat kaku.”

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Lewis Hamilton datang ke Silverstone dengan berada di posisi keenam klasemen dengan koleksi 77 poin dari sembilan balapan yang sudah digelar. Ia tertinggal hingga 98 poin dari juara dunia Max Verstappen (Oracle Red Bull Racing) yang masih kokoh di puncak.

Hamilton kali terakhir memenangi lomba F1 di GP Arab Saudi 2021, atau 10 balapan lalu. Jika tidak mampu naik podium utama di GP Inggris pada Minggu (3/7/2022) nanti, ia akan membuat rekor negatif baru, 11 kali beruntun tanpa kemenangan.

Lewis Hamilton sendiri merupakan raja GP Inggris karena sudah delapan kali (rekor terbanyak) memenanginya, yakni pada 2008 (bersama McLaren), 2014, 2015, 2016, 2017, 2019, 2020, dan 2021.

Bila mampu menguasai GP Inggris, besok, Hamilton akan melewati rekor Michael Schumacher, dalam jumlah kemenangan terbanyak di satu Grand Prix. Kedua pembalap saat ini sama-sama menorehkan delapan kemenangan di sebuah GP, terbanyak dalam sejarah F1.

Lewis Hamilton sedikit lebih baik karena ia mampu melakukannya di dua Grand Prix berbeda, Inggris (Sirkuit Silverstone) dan Hungaria (Hungaroring). Sementara, Schumacher hanya mencetak delapan kemenangan di GP Prancis (Magny-Cours).