Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Momen bersejarah Ferrari di GP Italia

GP Italia identik dengan tifosi dan Ferrari. Berikut sembilan momen istimewa Kuda Jingkrak di “istalnya” sejak kejuaraan F1 dimulai tahun 1950.

The Ferrari hospitality unit, a message celebrating 70 years

Steven Tee / Motorsport Images

Dukungan tifosi terhadap Ferrari
Sebastian Vettel, Ferrari, memberikan tandatangan ke fans
Piero Taruffi, Ferrari 375
Ludovico Scarfiotti, Ferrari 312
Niki Lauda, Ferrari 312T2
Gerhard Berger, Ferrari F187/88C
Jean Alesi, Ferrari 412T2, Gerhard Berger, Ferrari 412T2
Michael Schumacher mengemudikan Ferrari tanpa sponsor dan hidung hitam
Michael Schumacher, Ferrari
Michael Schumacher celebrates his 90th win and the 190th for Ferrari with Ferrari team members
Fernando Alonso, Scuderia Ferrari
Sebastian Vettel, Ferrari SF16-H
Ferrari fans with a large banner
Kimi Raikkonen, Ferrari, Sebastian Vettel, Ferrari

Tak ada aura seri F1 lebih magis dibandingkan GP Italia. Gegap gempita tifosi mengibarkan bendera berlogo Kuda Jingkrak. Siapa pun pembalapnya, tidak peduli sejelek apa prestasi tahun itu, tifosi akan setia mendukung Ferrari saat berlaga di istalnya.  

Ferrari sendiri tercatat memenangkan 18 kali GP Italia era F1 dengan kemenangan pertama diraih 1951 dan terakhir tahun 2010 oleh Fernando Alonso.

Bergabungnya Sebastian Vettel menjadikan Ferrari sebagai salah satu kandidat pemenang GP Italia 2017. Dan menyambut penyelenggaraan GP Italia akhir pekan ini, berikut momen-momen bersejarah Ferrari. Tidak semuanya merupakan momen manis.  

Tifosi tentu berharap Sebastian Vettel atau Kimi Raikkonen dapat mempersembahkan trofi tahun ini. Sebagai kado sempurna untuk ulang tahun Ferrari ke-70. 

Tahun lalu Vettel menempati podium ketiga dan Raikkonen di P4. 

1. Kemenangan Perdana (1951)

Kejayaan Ferrari di F1 dimulai pada tahun kedua keikutsertaannya. Ferrari mendapatkan kemenangan perdana melalui Jose Gonzales di GP Inggris 1951. Disusul kemenagan Alberto Ascari di GP Jerman.

Di Italia, Juan Manuel Fangio meraih pole bersama Alfa Romeo, namun gagal finis akibat gangguan mesin. Mengendarai Ferrari 375, Ascari start dari P3 dan langsung merebut P1 dari Fangio.

Kemenangan semakin sempurna dengan berhasilnya empat pembalap Ferrari menempati lima besar. Gonzales runner-up, Luigi Villoresi di P4 dan Piero Taruffi P5.  

Kemenangan ini merupakan kedua bagi Ascari dan ketiga untuk Ferrari.  Pada akhir musim, Fangio berhasil menjadi juara dunia dan Ascari runner-up.

2. Kemenangan terakhir pembalap Italia (1966)

Walau berbasis di Italia dan dicintai tifosi, sejatinya sangat jarang ada pembalap lokal berjaya bersama Ferrari. Bahkan, kemenangan terakhir Ferrari bersama pembalap Italia terjadi 51 tahun silam melalui pembalap Ludovico Scarfiotti.

Mengendarai Ferrari 312, Scarfiotti berhasil mengungguli rekan setim Mike Parkes dan Denny Hulme dari Brabham-Repco. Kandidat kuat juara dunia 1966 Jack Brabham dan John Surtees gagal menyelesaikan lomba.

Keberhasilan di Monza merupakan satu-satunya kemenangan Scarfiotti di arena F1. Sebelumnya, pembalap Italia terakhir berhasil menang bersama Ferrari adalah Alberto Ascari tahun 1952.  

3. Kembalinya Niki Lauda (1976)

Anda menonton film Rush pasti teringat adegan ini. Hanya enam minggu setelah kecelakaan parah yang nyaris merenggut nyawanya, Niki Lauda telah kembali ke grid GP Italia.

Dengan kepala berbalut perban dan darah segar masih menetes, Lauda berhasil menempati P5 babak kualifikasi.

Harus melawan rasa sakit, Lauda berhasil finis P4. Unggul di depan Carlos Reutemann yang dikontrak untuk menggantikannya.

Balap sendiri dimenangkan oleh Ronnie Peterson dari March-Ford, diikuti Ferrari 312T2 dikemudikan Clay Ragazzoni. 

4. Satu-satunya kemenangan non McLaren (1988)

Pada era terakhir musim turbo, hampir seluruh 16 seri kejuaraan F1 dimenangkan oleh duet Alain Prost – Ayrton Senna dari McLaren Honda. Satu-satunya seri lolos dari cengkeraman keduanya adalah GP Italia.

Suasana duka menyelimuti Monza, setelah sebulan sebelumnya Enzo Ferrari meninggal dunia. Ditengah rasa duka, tifosi berdoa agar muncul keajaiban bagi Ferrari supaya memenangkan GP Italia.

Dan keajaiban itu pun terjadi. Pada lap 35 Prost mengalami gangguan mesin sehingga dilewati Gerhard Berger untuk P2. Disebut ajaib karena inilah satu-satunya gangguan teknis McLaren Honda sepanjang 1988.

Dua putaran menjelang finis, Senna yang percaya diri akan memenangkan lomba mendadak bertabrakan dengan Jean-Lois Schlesser. Berger pun memenangkan lomba, diikuti rekan setim Michele Alboreto. Dengan Eddie Cheever dari Arrows melengkapi podium. 

5. Nasib naas Gerhard Berger dan Jean Alesi (1995)

Setelah dilanda paceklik prestasi sejak 1991, Ferrari memasuki musim 1995 dengan lebih optimis. Di GP Italia, Gerhard Berger start P3 dan Alesi P5.

Terjadi insiden antara favorit Damon Hill dan Michael Schumacher. Memberikan ruang bagi Alesi dan Berger menempati P1 dan P2. Sebuah pemandangan yang lama tidak terihat.

Mendadak, kamera dari Ferrari 412T2 Alesi terlempar dan mengenai mobil Berger, merusak suspensi. Berger pun berhenti dari lomba.

Alesi pun memimpin, sampai muncul masalah pada roda tujuh putaran menjelang finis.  

Balap akhirnya dimenangkan oleh Johnny Herbert dari Benetton Renault. 

6. Kemenangan magis 1-2 (1998)

Aura magis Monza kembali terulang pada 1998 ketika satu demi satu kandidat kuat pemenang lomba berguguran dan memberikan jalan bagi Michael Schumacher dan Eddie Irvine finis 1-2.

Berawal dari Mika Hakkinen yang mengalami gangguan rem, diikuti meledaknya mesin David Coulthard. Juara dunia bertahan Jacques Villenueve juga melintir keluar arena.

Schumacher yang melakukan start buruk sempat drop ke P5, namun akhirnya berhasil menjadi terdepan. Hakkinen sempat mengejar hingga tinggal berselisih tiga detik, namun melintir di Roggia akibat rem belakangnya rusak.

P3 ditempati oleh Ralf Schumacher dengan Jordan-Mugen Honda. 

7. Ferrari berhidung hitam (2001)

Seri GP Italia 2001 diselenggarakan hanya lima hari setelah serangan 11 September. Untuk menghormati korban serangan, semua hal terkait selebrasi termasuk podium dihilangkan. Beberapa tim juga mengubah warna sebagai wujud ungkapan duka. Paling kentara, Ferrari yang mencopot semua logo sponsor dan mengecat hidung dengan warna hitam.

Awalnya Michael Schumacher sempat menolak tampil atas alasan “pertanda buruk”. Namun hal ini urung ia lakukan dan ikut ambil bagian. Schumacher start P3 dengan Juan Pablo Montoya dari Williams-BMW mencetak pole.

Lomba akhirnya dimenangkan oleh Montoya dengan Rubens Barrichello (Ferrari) menempati P2, diikuti Ralf Schumacher di P3. Mood Michael tidak membaik sepanjang balap, hanya finis P4.  

8. Kemenangan terakhir Schumi di Monza (2006) 

Dari sekian banyak pembalap pernah membela Ferrari, tidak ada nama lebih melegenda selain jagoan Jerman Michael Schumacher. Adalah Schumi berhasil mengembalikan gelar juara dunia ke Maranello pada 2000 setelah sebelumnya terakhir diraih Jody Scheckter pada 1979.

Schumacher tercatat sebagai pembalap paling banyak memenangkan GP Italia sebanyak lima kali (1996, 1998, 2000, 2003 dan 2006). Semuanya bersama Ferrari. Kemenangan ini merupakan ke-90 bagi Schumi dan ke-190 untuk Ferrari.

Usai memenangkan lomba, Schumi mengumumkan bahwa dirinya akan pensiun di akhir musim. Meski  akhirnya kembali membalap bersama Mercedes GP pada 2010-2012. Sampai akhirnya mengalami kecelakaan ski yang membuatnya koma hingga detik ini. 

9. Kemenangan terakhir (2010)

2010 Merupakan salah satu tahun penuh cobaan bagi Ferrari, akibat dituding melanggar ketentuan FIA soal team order.  

Kemenangan terakhir Ferrari di Monza dipersembahkan oleh Fernando alonso. Start dari pole, Alonso bertarung dengan Jenson Button, start dari P2. Kemenangan semakin sempurna dengan ikut finisnya Felipe Massa di podium.

Sementara, Sebastian Vettel yang akan menjadi juara dunia 2010 finis keempat. 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Analisis: McLaren selangkah lagi ceraikan Honda
Artikel berikutnya Jadwal lengkap F1 GP Italia 2017

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia