Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mucke: Kekuatan Mental Perez Bisa Saingi Verstappen

Peter Mucke meralat pendapatnya soal Sergio Perez. Ia menilai bahwa pembalap baru Red Bull Racing tersebut bisa menyulitkan Max Verstappen.

Sergio Perez, Red Bull Racing

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Mucke adalah bos tim yang diperkuat Perez saat berlaga di Formula BMW 2006. Ia pernah mengecam pembalap Meksiko itu dan menyebutnya sebagai seorang yang tak profesional.

Sikap itu diperlihatkan karena merasa didukung sponsor besar. Namun, seiring berjalannya waktu, Perez makin dewasa dan mengutamakan kerja keras.

Sikap profesional diperlihatkan sejak masuk Formula 1 pada 2011. Ia melanglang buana dari Sauber, McLaren, Force India dan Racing Point.

Di musim terakhir, prestasinya mulai bersinar dengan menjuarai GP Sakhir dan bertengger di peringkat keempat klasemen pembalap. Puncak karier berada di depan mata dengan hadirnya tawaran dari Red Bull Racing, tim terkuat kedua di F1.

Baca Juga:

Petinggi tim Austria tersebut melihat potensi daya saing mereka meningkat jika diperkuat Perez ketimbang pembalap muda macam Alex Albon.

Menurut Mucke, kinerja pembalap 31 tahun tersebut justu melesat ketika berada di samping Verstappen. Rivalitas mereka yang terbawa ke dalam tim justru sangat bagus.

“Saya kira seperti itu karena kekuatan mentalnya sangat cocok untuk menyaingi Verstappen,” ujarnya.

“Tak ada keraguan tentang itu, tapi saya kira Perez sudah tahu apa yang dia lakukan dan apa yang diharapkan. Itu adalah kesepakatan terbaik yang bisa diperolehnya. Tak ada pertanyaan tentang itu. Itu akan sangat menarik.”

Pengalaman panjang Perez adalah faktor yang tak dimiliki Albon. Alhasil, pembalap keturunan Inggris dan Thailand itu tak mampu meredam Verstappen.

“Dia (Albon, red.) tak bisa menghancurkan Verstappen. Kalau Anda seorang rookie atau punya Verstappen sebagai rekan setim di tahun kedua, maka Anda tak akan bisa melangkah jauh. Perez, di sisi lain, sudah punya kehidupan olahraga motor di belakangnya. Dia mengalami banyak hal, saya kira Perez punya kulit tebal,” pria 74 tahun itu mengungkapkan.

“Perez mudah gugup. Ketika ia mengalami itu, dia akan fokus dan bergerak di kecepatan yang tepat. Saat dia berada di mobil, dia tahu apa yang harus dilakukan.”

Terkait tuduhannya bahwa Perez ceroboh, Mucke mengaku salah. Ia pun menambah pujian kepada mantan anak didiknya itu.

“Mungkin ada beberapa hal yang dianggap salah,” tuturnya. “Pastinya dengan segala hormat kepadanya. Dia bertalenta, sejak dulu, dia seperti itu. Dia dulu hanya pemuda yang pertama-tama harus dibentuk. Dia tidak hanya membalap untuk kami. Tapi sekali lagi, dia adalah salah satu talenta hebat di Formula 1. Saya yakin dengan itu.”

Mucke mengungkapkan tidak punya memori buruk tentang Perez. Hubungan mereka baik meski jarang berkomunikasi lagi, tapi dia ada di dunia berbeda.

“Tentu kami saling menyapa satu sama lain, tapi kami melakukan apa yang selalu kami lakukan,” ia menjelaskan.

“Sejak dia pergi ke Formula 1, sejarah DTM bukan masalah baginya. Banyak yang berlatih dengan kami malah berakhir di DTM. Itu kenapa ada sedikit perbedaan.”

Sergio Perez, Red Bull Racing

Sergio Perez, Red Bull Racing

Foto oleh: Red Bull Racing

Pemilik tim asal Jerman itu membandingkan pembalap dulu dan sekarang. Pengaruh terhadap pilot saat ini sangat besar.

“Masih ada tiga pelatih kebugaran, dua pelatih mental dan satu manajer yang selalu berkeliaran di sekelilingnya. Hal itu membuat pembalap gila. Itu sebabnya saya tidak bisa menjadi salah satu temannya jika Anda mendekatinya terlalu analitis.

“Para pembalap muda ini, orang-orang yang berkembang, mereka seharusnya tidak ditekan,” ia memperingatkan. “Harus ada sedikit kebebasan untuk bersenang-senang dan bukan hanya tentang analisis data. Sama halnya dengan seorang pembalap duduk dengan engineer-nya dan menganalisis setiap milimeter.

“’Maaf, berhenti sekarang! Anda tidak ingat apa yang dia katakan kepada Anda tentang Tikungan 1 tiga jam lalu.’ Anda seharusnya fokus pada tiga atau empat poin penting setiap putaran dan kemudian mengimplementasikannya.

Peter Mücke

Peter Mücke förderte Perez einst als Nachwuchsfahrer in der Formel BMW

Foto: Mücke Motorsport

Memori Vettel

Selain Perez, ada satu mantan pembalap tim Mucke yang sangat sukses. Dia adalah Sebastian Vettel, juara dunia F1 empat kali.

Salah satu kunci keberhasilan pembalap Jerman tersebut menapaki tangga juara Formula BMW dan Formula 3 Eropa adalah perlakuan tim yang tidak terlalu mengekang.

“Kami bisa melakukan itu dengan Sebastian Vettel, contohnya. Sebanyak kami tertawa dengannya, kami juga tertawa dengan beberapa pembalap lain. Saya yakin bahwa dia tak akan membolehkan dirinya tertekan atau jatuh ke dalam krisis mental. Dia bisa beralih dengan sangat baik,” ujar Mucker, yang pernah menyarankan agar Vettel pindah dari Ferrari ke Aston Martin.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Seri F1 Baru: Afrika Prioritas, AS Tambah Satu
Artikel berikutnya Haas Menjadi Lebih Pragmatis

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia