Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Newey Ungkap Penyebab Dominasi Red Bull di F1

Desainer terkemuka Formula 1, Adrian Newey, membahas tentang bagaimana Red Bull malah menonjol di tengah perubahan aturan teknis dan ground effect.

Adrian Newey, Chief Technology Officer, Red Bull Racing

Tim Red Bull berhasil menciptakan desain mobil yang mendominasi sejak awal era baru Formula 1, dengan kembalinya ground effect. Selama dua tahun penerapan regulasi baru, tim yang berbasis di Milton Keynes ini berhasil meraih semua gelar juara dunia, serta memborong 38 kemenangan dari 44.

Superioritas mereka mengundang tanda tanya. Salah satu yang bisa menjawab pertanyaan itu adalah Adrian Newey, yang dikenal dengan konsep radikalnya.

Ahli aerodinamika tersebut mengakui bahwa ia menyukai saat-saat ketika F1 mengalami perubahan peraturan sehingga para insinyur dituntut punya kreativitas tinggiu untuk membuat mobil yang sulit disaingi.

"Musim 2022 menyaksikan perubahan regulasi terbesar dalam hal sasis sejak 1983, dengan kembalinya mobil Venturi (terowongan)," kata sang pemikir cemerlang itu kepada Top Gear.

"Kami pikir memasuki tahun kedua, dengan hampir tidak ada perubahan pada peraturan selama musim dingin dan dengan apa yang secara efektif merupakan mobil yang telah berevolusi, bahwa keunggulan kami akan berkurang, jika tidak hilang, tetapi itu jelas tidak terjadi."

Baca Juga:

"Saya selalu menyukai perubahan peraturan. Bukan hanya karena celah yang mungkin ada, tetapi untuk mengetahui tuntutan peraturan, bagaimana hal itu memengaruhi prinsip-prinsip desain dasar mobil. Untuk 2022, ada beberapa hal yang harus kami lakukan secara berbeda."

Di situlah, ia mulai merinci bagaimana mereka beradaptasi untuk membuat RB18 dan RB19 menjadi mobil yang nyaris tak terkalahkan.

"Kembalinya ground effect, dan saya sadar akan jebakan-jebakan yang ada setelah bekerja di IndyCar dengan format tersebut (pada 1980-an). Pantulannya tidak hanya disebabkan oleh bentuk aerodinamis mobil,” Newey menerangkan.

"Ada faktor lain (seperti karakteristik suspensi atau kekakuan bodi), dan ketika kami mendesain RB18, kami sangat mempertimbangkannya. Kami mengalami sedikit masalah di awal, tetapi kami berhasil mengendalikannya pada balapan pertama. Mensimulasikan pantulan di terowongan angin, apalagi di CFD, tidaklah mudah.

"Ini adalah masalah sementara, dan tidak ada pergerakan mobil terhadap aspal. Anda tidak akan melihatnya jika Anda tidak mencarinya.

“Itulah yang terjadi pada semua alat simulasi. Alat-alat tersebut bergantung pada apa yang Anda masukkan ke dalamnya, jika Anda tidak mencari di tempat yang tepat dan tidak memasukkan hal-hal yang tepat, Anda tidak akan mendapatkan jawaban yang ideal."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kenapa Haas Memulai F1 2024 dengan Kondisi Tertinggal
Artikel berikutnya Kenapa Andretti Tak Menerima Pernyataan Penolakan F1

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia