Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lando Norris Keluhkan Aturan Ganti Ban Saat Red Flag

Lando Norris meminta regulasi yang memungkinkan pilot F1 dapat mengganti ban selama penangguhan race akibat Red Flag harus diubah. Pembalap McLaren tersebut menyebut itu tidak adil.

Lando Norris, McLaren MCL35M, Nicholas Latifi, Williams FW43B

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Pembalap McLaren Lando Norris menempati posisi keenam pada awal race Grand Prix (GP) Arab Saudi saat memanfaatkan Safety Car atas kecelakaan Mick Schumacher untuk melakukan pit stop.

Norris kehilangan lebih banyak posisi daripada pembalap di depannya yang juga berhenti, dengan terlempar ke P14 saat mobil yang memilih untuk tetap di luar menyalipnya.

Namun setiap keuntungan taktik hilang saat Red Flag dikibarkan dan mereka yang tidak melakukan pit dapat mengganti ban sebelum restart. Norris bernasib serupa di GP Italia dan Tuscan 2020.

“Itu terjadi beberapa kali, seperti di Monza tahun lalu, Anda hanya mendapat pit stop gratis dan itu merusak balapan kami. Di Mugello, saya pikir juga merusak balapan kami, di sini juga sama,” ujarnya.

“Tentu saya selalu berada di ujung yang buruk, jadi itu mungkin lebih menyebalkan bagi saya daripada siapa pun. Akan tetapi, saya pikir itu aturan yang sangat tidak adil yang seharusnya dihapus.

Baca Juga:

"Saya pikir mereka harus mengubahnya ke satu pit stop wajib dengan dua set ban berbeda yang perlu digunakan, jika begitu saya pikir dapat diterima. Tapi ini merusak segalanya, jujur ​​saja. Anda berusaha keras namun jadi sia-sia karena aturan bodoh.”

Lebih lanjut, Lando Norris mengatakan bahwa ia sebelumnya telah membahas tentang masalah ini dengan Direktur Balap FIA Michael Masi dalam briefing pembalap.

“Saya sudah membicarakannya ketika itu terjadi pertama kali, dan ketika itu terjadi untuk kedua kalinya. Saya dapat mengatakan apa pun yang saya perlukan, atau apa yang saya inginkan, atau apa yang saya yakini, namun saya bukan orang yang membuat (aturan),” ucap Norris.

“Jelas itu membuat (balapan) menarik dari sudut pandang TV, jadi jika itu yang mereka ingin fokuskan, dan mereka ingin tampilan tetap terjaga, maka tentu dipertahankan. Tapi menurut saya itu merusak balapan dan merusak upaya apa yang Anda lakukan untuk itu.”

Norris pada akhirnya berhasil menyelesaikan balapan di  posisi ke-10, hasil yang mengikuti raihan yang sama seperti dalam GP Brasil dan P9 di GP Qatar.

Lando Norris, McLaren MCL35M

Lando Norris, McLaren MCL35M

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

“Ini menyebalkan, karena saya pikir kami pantas mendapat lebih bagus, kami telah melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik daripada yang terlihat," ujarnya saat ditanya Motorsport.com soal race di Jeddah.

“Tentu saja saya membuat beberapa kesalahan di sana, saya harus mengakui itu, seperti di Brasil. Qatar dan di sini kami seharusnya mencetak beberapa poin bagus.

“Kedua kali kami seharusnya mengungguli Ferrari sebagai tim dan setidaknya kembali meraih beberapa poin. Mungkin ini tak akan mengubah hasilnya. Kami seharusnya lebih baik daripada posisi kami berada.

“Namun karena keadaan, karena aturan dan jelas ban rusak beberapa minggu lalu, maka tidak ada yang bisa kami lakukan tak peduli seberapa keras atau cepat kami di balapan. Bagi saya, itu menyebalkan.”

*Artikel ini dibuat oleh M. Fadhil Pramudya P yang sedang menjalani magang.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya F1 Bisa Pengaruhi Keputusan Porsche Bertahan di Formula E
Artikel berikutnya McLaren Pakai Livery Spesial di F1 GP Abu Dhabi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia