Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Norris Merasa Tak Perlu Bersimpati kepada Ricciardo

Lando Norris tidak kasihan terhadap Daniel Ricciardo, yang tak kunjung bisa mengendalikan MCL36. Pembalap Australia itu pun harus keluar dari tim selepas F1 2022.

Daniel Ricciardo, McLaren and Lando Norris, McLaren

Carl Bingham / Motorsport Images

Meski mengemudikan mobil yang sama, pencapaian kedua pembalap McLaren itu bak bumi dan langit. Norris mampu mempertahankan eksistensi di peringkat ketujuh setelah menggenggam 76 poin, sebaliknya Ricciardo kepayahan untuk bangkit dari urutan ke-12. Perolehan poinnya bahkan tak sampai seperempat milik rekan setimnya.

Mantan pembalap Renault tersebut selalu mengeluh kalau gaya balapnya tak cocok dengan MCL36. Namun, Norris menepis alasan tersebut.

Ia juga kesulitan mengeksplorasi mobil F1 2022 tersebut pada awalnya, tapi seiring berjalannya waktu bisa beradaptasi. Selain itu, pembalap Inggris juga membagikan data kepada koleganya.

Dengan berbagai bantuan yang diberikan, Norris tak bersimpati dengan problem Ricciardo.

“Saya akan benci mengatakan ini, tapi saya katakan tidak (simpati). Orang-orang mungkin akan membenci saya karena mengatakan itu,” ia menandaskan.

“Itu sulit karena saya tidak pernah tahu jika saya mungkin mengalaminya di masa depan, dengan mobil ini atau dengan tim yang berbeda atau apa pun. Jadi saya tidak mau menentang diri sendiri untuk pergi ke masa depan.

“Saya hanya tinggal fokus pada mengemudi dan pekerjaan saya. Bukan pekerjaan saya fokus pada orang lain.

“Saya bukan pelatih pembalap. Saya di sini tidak untuk membantu dan melakukan hal-hal seperti itu. Saya di sini untuk menunjukkan penampilan yang terbaik dan tentang itu.”

Baca Juga:

Norris juga tidak mau peduli pada ekspektasi orang lain terhadapnya. Yang paling penting baginya adalah fokus menyelamatkan karier sendiri.

“Sulit ketika orang-orang mulai punya ekspektasi bahwa itu tugas saya juga mulai melakukan hal-hal lain seperti ini dan membantu dan menjelaskan ini dan melakukan itu, ketika bukan itu kasusnya,” pemuda 22 tahun itu melanjutkan,

“Menjadi masalah jika saya tidak tampil baik selama beberapa tahun, maka itu bisa jadi akhir karier saya dan akhir saya mengemudi dan F1. Jadi saya harus fokus pada diri sendiri untuk mayoritas. Setiap pembalap harus beradaptasi pada skenario yang mereka hadapi dan saya rasa harus melakukannya.”

Ia mengisahkan kalau MCL36 memang sulit dikemudikan. Norris bahkan harus mengubah sedikit gaya balapnya demi menemukan kenyamanan.

“Itu bukan mobil yang bisa saya tinggal lompat dan merasa seperti mengalir begitu saja dan dapat melakukan persis seperti yang saya inginkan,” katanya.

“Bahkan, di awal tahun, Daniel tampil lebih baik dari saya pada tes pramusim dan semacamnya. Dan sepertinya, dia bisa keluar secara alami dan mengendarai mobil sesuai keinginan.

“Saya hanya mulai belajar cara mengemudi baru dibanding tiga tahun sebelumnya. Saya merasa harus melakukan pekerjaan beradaptasi, dan dia harusnya seperti itu.

“Tapi, saya tidak merasa bahwa Anda harus bersimpati kepada setiap pembalap di grid hanya karena mereka tak mampu melakukan pekerjaan dengan baik.”

Lando Norris, McLaren MCL36

Lando Norris, McLaren MCL36

Photo by: Zak Mauger / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Carlos Sainz Ingin Ferrari Cari Jawaban Kecepatan Red Bull
Artikel berikutnya Jadwal F1 GP Belgia 2022 Hari Ini

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia