Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Nurburgring Berminat Kembali ke Kalender F1 dengan Syarat

Pengelola Sirkuit Nurburgring berminat jadi tuan rumah Formula 1 kembali asalkan ada jaminan secara finansial.

Lewis Hamilton, Mercedes F1 W11

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Trek yang terletak di Nurburg, Jerman, menyelenggarakan F1 sejak selepas Perang Dunia II, tepatnya 1951. Setelah itu, beberapa kali mereka keluar masuk dalam kalender.

Setelah tujuh tahun absen, pada 11 Oktober 2020, lintasaan itu dipakai kembali untuk melaksanakan Grand Prix Eifel, yang dimenangi Lewis Hamilton.

Sayangnya, tidak ada tindak lanjut karena sirkuit yang sempat dijuluki The Green Hell memutuskan tak berpartisipasi dalam F1 edisi berikutnya. Alasan pengelola menolak adalah pandemi Covid-19 dan sudah dipesan untuk ajang lain.

CEO Formula 1, Stefano Domenicali, menyayangkan Jerman kembali silam dari kalender F1.

“Saya kecewa dan juga sedih karena tidak ada Grand Prix Jerman. Sayangnya, saya melihat sedikit ketertarikan nyata dari Jermann untuk menjadi bagian dari kalender Formula 1 lagi. Sulit dipahami,” ia mengungkapkan kepada Sport 1.

Dari editor, baca juga:

Pernyataan tersebut mendapat respons dari manajemen sirkuit, Mereka sebenarnya ingin kembali muncul secara reguler dalam daftar tuan rumah, hanya saja perlu ada kondisi tepat.

Pembahasan bahkan sudah terjadi tapi tidak ada kata sepakat yang berujung dengan kontrak.

“Kami masih memegang gambaran bahwa kami dapat membayangkan dengan sangat baik Formula 1 di Nurburgring, tapi dengan prasyarat yang berarti secara ekonomi,” kata Kepala Komunikasi Nurburgring, Alexander Gerhard, kepada RTL Jerman.

Mereka seolah melempar sinyal bahwa F1 harus berkompromi untuk membuat pelaksanaan balapan menguntungkan, terutama dari sisi ekonomi. Keinginan diskusi selalu disambut dengan tangan terbuka.

“Sebagai sebuah ide, Anda boleh menempatkan Nordschleife karena punya tradisi bagus. Saya tidak pernah menolak ide ini serta-merta,” ia mengungkapkan.

“Meski begitu, perlu bicara dengan pihak-pihak yang terlibat. Itu akan jadi langkah ketiga, bukan pertama,”

Saat diminta membandingkan dengan Zandvoort, di mana balapan digelar oleh pihak swasta dan tiket terjual habis bertahun-tahun, Gerhard menyoroti faktor pembalap dan animo penonton.

Di grid F1, tidak ada lagi pilot dari Jerman yang mumpuni. Sebastian Vettel yang kini memperkuat Aston Martin sudah kehilangan sentuhan juara dunia, sedangkan Mick Schumacher baru merintis karier di level premier dengan Haas. Itu pun rapornya mengecewakan karena tak punya poin sama sekali dalam musim debutnya.

Max Verstappen, Toro Rosso

Max Verstappen, Toro Rosso

Foto oleh: Sutton Images

Sebaliknya, Belanda punya Max Verstappen, yang selama tiga tahun terakhir menjadi penantang posisi depan, bahkan juara dunia F1 2021.

“Belanda berada dalam posisi luar biasa dengan Max Verstappen. Bukan pekerjaan kami untuk melihat model (bisnis) mereka,” Gerhard menegaskan.

Seandainya dukungan menghadirkan sirkus F1 di Jerman meningkat, maka opsi kolaborasi dengan Formula One Management untuk berbagi kesempatan  dan risiko bisa diambil. Solusi lainnya adalah menyewa keseluruhan sirkuit.

Pilihan ketiga, menggunakan Hockenheimring seperti sebelumnya.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Christian Horner Yakin Kontroversi F1 2021 Cepat Dilupakan
Artikel berikutnya Waktu Tes Aerodinamika Lebih Sedikit Bukan Isu Besar bagi Williams

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia