Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Obituary

Obituari: Tony Brooks Meninggal, Berakhirnya Sebuah Era

Mantan pembalap Formula 1, Tony Brooks, meninggal di usia 90 tahun, Selasa (3/5/2022). Ia merupakan salah satu pilot terbaik di era ’50-an.

Tony Brooks, Vanwall

Tony Brooks, Vanwall

LAT Images

Brooks bergabung dengan Aston Martin selepas melakoni tes pada 1954. Setahun kemudian, ia memenangi Syracuse Grand Prix for Connaught, sembari berkuliah di fakultas kedokteran gigi.

Itu kali pertamanya bersentuhan dengan mobil kontemporer Formula 1. Pria kelahiran Dukinfield, Chesire, tersebut memecah rekor sebagai pembalap Inggris pertama yang menang grand prix dengan mengemudikan mobil produksi Negeri Ratu Elizabeth itu.

Setelah itu, Brooks pindah ke tim BRM yang terbelit masalah. Ia mengalami kecelakaan parah di Silverstone, ketika gas terus terbuka.

Pembalap tersebut bergabung dengan Vanwall, bekerja sama dengan Stirling Moss dan Stuart Lewis-Evans, membentuk tim super F1 dengan bendera Inggris.

Duel dengan Juan Manuel Fangio (Maserati) dalam GP Monako 1957 berakhir dengan tangan kasar berkat pergantian gigi pada trek yang berat. Ia juga mengalami kecelakaan di Le Mans saat mengemudi mobil Aston Martin di musim yang sama.

Brooks beruntung bisa selamat meski masih merasa sakit kala turun di GP Inggris 1957 dengan Vanwall. Ketika mobil Stirling Moss bermasalah, Brooks yang sedang melaju pada peringkat keenam pun diminta masuk.

Moss mengambil alih dan merebut salah satu kemenangan bersejarah, di mana mobil Inggris memetik kemenangan perdana dalam kejuaraan dunia.

Baca Juga:

Moss pun menjadi pembalap Vanwall (dan Aston) nomor satu sehingga bisa mendapat mesin terbaik. Sebaliknya, Brooks jarang mengakses mobilnya kecuali saat akhir pekan. Kendati demikian, dia mampu tampil brilian dan selalu bersinar ketika Moss mendapat masalah.

Pada 1958, putra dokter bedah gigi telah memenangi GP Belgia, GP Jerman dan GP Italia. Di Nurburgring, ia terlibat duel dengan duo Ferrari, Mike Hawthorn dan Peter Collins. Pada akhirnya, Collins mengalami kecelakaan fatal.

Sementara, Moss mempersembahkan empat kemenangan dan mengantar Vanwall jadi kampiun konstruktor. Sayangnya, pria yang meninggal pada 12 April 2020 tersebut kalah dari Hawthorn dalam perebutan mahkota juara pembalap.

Brooks gabung Ferrari pada 1959 dan dilantik jadi pemimpin tim karena relatif berpengalaman dibanding Phil Hill dan rookie Dan Gurney. Dia kembali berusaha merebut gelar dengan Jack Brabham dan mantan koleganya, Moss.

Batalnya GP Belgia dan kegagalan kopling pada awal GP Italia memupus kans untuk menang dalam dua balapan. Brooks melangkah ke Sebring dalam posisi di luar kandidat juara.

Dia mengalami benturan dengan Wolfgang von Trips dan menyebabkan pit stop lebih cepat. Brooks mengakhiri balapan di urutan ketiga dalam lomba dan mendarat pada posisi kedua klasemen akhir.

Tony Brooks, Vanwall, posisi 1, minum dari sebuah termos dengan rekan setim Stirling Moss, Vanwall

Tony Brooks, Vanwall, posisi 1, minum dari sebuah termos dengan rekan setim Stirling Moss, Vanwall

Foto oleh: Motorsport Images

Brooks mencetak poin dengan Yeoman Credit Cooper pada 1960. Ia berakhir di podium saat awal kompetisi pamungkasnya. Tahun berikutnya, pembalap itu diminta mengemudi BRM di GP Amerika Serikat, sebelum memutuskan pensiun dari F1.

Runner-up Formula 1 1959 itu pun pindah ke kategori ketahanan dan memenangi GP Spa dengan sportscars serta 1000Km Nurburgring pada 1957 dengan Aston Martin DBR1.

Brooks menang Tourist Trophy 1958 pada Goodwood bersama Moss. Mereka berbagi mobil Ferrari. Dia bisa dibilang jauh lebih baik daripada juara dunia pertama Inggris, Hawthorn. Enam gelar dan 10 podium merupakan tonggak sejarah dalam kariernya, yang hebatnya diraih dari 38 balapan saja.

Moss menegaskan bahwa Brooks yang pendiam dan sederhana adalah salah satu pembalap terbaik, yang tak pernah juara dunia. Wafatnya pemenang GP terakhir tahun 1950-an, menandai habisnya sebuah era.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sifat Bertolak Belakang, Williams Butuh Waktu Pahami Albon
Artikel berikutnya Statistik Jelang Balapan Perdana F1 GP Miami 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia