Ganti Orientasi Karier, Magnussen Tolak Tim Medioker F1
Kevin Magnussen jual mahal kepada tim-tim Formula 1 medioker yang menginginkannya. Mantan pembalap Haas itu kini berorientasi untuk menang bukan sekadar tampil dalam ajang elite tersebut.
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
Ia mencicipi F1 pada 2014 bergabung dengan McLaren. Dalam debutnya di Grand Prix Australia, Magnussen langsung naik podium kedua. Pada akhir musim, posisi ke-11 klasemen didudukinya.
Musim 2015, McLaren melengserkannya karena ingin memberi tempat kepada Fernando Alonso. Magnussen menjadi pembalap tes sekaligus cadangan.
Karena Alonso mengalami cedera pada tes musim dingin di Barcelona, Magnussen diminta menggantikannya di Melbourne. Namun, ia kalah bahkan sebelum berlaga karena mobil rusak.
Peluang jadi pilot utama kembali datang pada tahun berikutnya. Ia ditarik Renault dan hanya bertahan semusim. Setelah itu, Magnussen pindah ke Haas dan bertahan selama empat tahun.
Kariernya di F1 tamat selepas musim 2020. Setelah itu, Magnussen tidak dapat tawaran dari skuad mana pun.
Pengalaman buruk dalam dua tahun terakhirnya di F1, membuatnya kapok memperkuat tim menengah bawah.
“Untuk sisa karier, saya akan hanya balapan dengan ekspektasi untuk menang. Saya tidak akan melakukan sesuatu di mana saya tidak bisa menang. Apa pun yang terjadi, saya tidak mau melakukannya lagi,” ia menegaskan kepada American Racer.
Sejatinya, akhir 2020, pria 29 tahun tersebut mendapat tawaran dari sebuah tim F1 yang levelnya lebih rendah dari Haas. Namun, ia tak mau menyebut identitas peminatnya.
Jika ditilik dari posisi klasemen F1 2020, tim Amerika Serikat berada di peringkat kesembilan, hanya Williams yang lebih buruk.
“Saya mengimpikan F1 sejak kecil. Saya merasa beruntung karena bisa mewujudkan mimpi dan punya karier di Formula 1. Sebagai atlet, bagaimana pun, itu tidak memberi kepuasan.”
Magnussen lantas pindah ke Amerika Serikat, mengejar karier dalam kategori lain. Ia memperkuat Chip Ganassi Racing dalam WeatherTech SportsCar 2021 dan berhasil menang di Detroit Grand Prix, serta empat kali podium.
Pembalap tersebut juga berdebut di IndyCar bersama Arrow McLaren SP dan 24 Hours of Le Mans. Musim baru, dia membantu mengembangkan Peugeot Hypercar untuk bertarung di WEC serta 24 Hours of Le Mans.
Kevin Magnussen, McLaren
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments