Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Pasang Badan untuk Mazepin, Haas Senggol Niki Lauda

Haas Formula 1 membela Nikita Mazepin dari hujan kritik usai perbuatan tak senonoh, yang dilakukan pembalap Rusia itu terhadap seorang wanita, disebar di Instagram.

Nikita Mazepin, Hitech Grand Prix celebrates on the podium

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Sentimen negatif akibat skandal tersebut membesar. Bahkan kecaman kini mengarah pada latar belakangnya yang konon membayar Haas agar bisa tampil di F1 2021. Hal ini membuat tim asal Amerika Serikat tersebut menyenggol nama Niki Lauda dan sejumlah nama pembalap bersinar musim ini.

Sebenarnya menyuplai dana ke sebuah tim demi bisa membalap di Formula 1 sah-sah saja. Bagaimanapun mereka butuh uang untuk menutup biaya operasional tinggi.

Haas dan Mazepin memanfaatkan celah tersebut. Penghuni peringkat kelima Formula 2 itu tergolong beruntung karena didukung kekayaan sang ayah, Dmitry. Miliuner Rusia tersebut memiliki salah satu perusahaan kimia besar, Uralkali.

Suntikan dana ‘sponsor’ itu membuat Haas mendepak Romain Grosjean dan Kevin Magnussen dan berspekulasi dengan merekrut dua debutan, Mick Schumacher dan Mazepin.

Prinsipal Haas, Gunther Steiner, menjelaskan bahwa banyak pembalap yang terjun ke F1 dengan sponsor, sebelum membuktikan kemampuannya.

“Ada banyak pembalap yang mencapai F1, terima kasih pada dukungan finansial. Ada beberapa pembalap sangat bagus di F1 yang membawa sponsor pada awalnya. Yang pertama terlintas di pikiran adalah Checo (Sergio Perez). Checo datang ke F1 bisa digolongkan pada pembalap yang membayar, sekarang dia berdiri di podium. Dia melakukan pekerjaan yang bagus,” ia menjelaskan.

“George Russell juga salah satu pembalap terbaik untuk saya, tapi tanpa bantuan Mercedes, dia tak ada di mana-mana. Ada banyak dari mereka, Lance Stroll naik podium. Kalau mereka bagus di F2 dan mereka punya sponsor, itu solusi yang sempurna.”

Steiner juga akan mencontohkan Niki Lauda, yang pernah bekerja dengannya di Jaguar Racing, awal 2000-an. Legenda Austria berdebut di F1 setelah mencari sponsor sendiri untuk mendanai dua musim awal pada 1972 dan 1973.

“Ketika saya bicara kepada Niko bertahun-tahun lampau, dia berkata kepada saya, ‘Saya mencicipi F1, terima kasih kepada sebuah bank yang mau mensponsori saya. Saya bisa membeli sebuah setir’. Dia nyatanya mampu jadi juara dunia tiga kali,” pria berpaspor Italia dan Amerika Serikat itu mengungkapkan.

Baca Juga:

Niki Lauda, March 721G

Niki Lauda, March 721G

Photo de: Rainer W. Schlegelmilch

Kembali kepada Mazepin yang mampu merebut podium enam kali, termasuk juara dua kali, Steiner optimistis pemuda 21 tahun itu punya kans besar mengukir prestasi.

“Semua tergantung bagaimana Anda melihat segala sesuatu, apakah Anda ingin melihat gelas separuh penuh atau separuh kosong. Kalau seseorang bagus dan punya dukungan keuangan, mereka akan punya peluang lebih besar dari orang lain,” ucapnya.

“Yang satu juga bagus tanpa dukungan finansial. Kenapa memilih seseorang tanpa support keuangan? Selama mereka bagus di F2…Nikita sekarang di posisi ketiga, saya tak meragukannya. Apa kami harus melakukan lebih?

“Saya mengikutinya sepanjang musim. Saya mengikuti apa yang dilakukannya. Tentu itu dimulai sangat buruk untuknya, dan tanpa awal yang berat itu, dia akan berjuang untuk kejuaraan. Itu yang saya lihat, tak melihat lainnya. Hasil berbicara.

Menanggapi komentar bahwa F1 merupakan taman bermain anak-anak miliuner, selain Mazepin ada Lance Stroll dan Nicholas Latifi, pembalap Rusia itu merespons, “Saya mengatakan bahwa Anda menyebut dua nama, dan bagi saya sepertinya ada 20 orang di grid. Apa masalahnya? Mereka pembalap profesional sangat bagus yang mencapai hasil bagus di karier single-seater.”

 

Interview dari Oleg Karpov.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Esteban Ocon dan Pesan Semangat Pantang Menyerah
Artikel berikutnya Bos Haas Jatuh Cinta dengan Etos Kerja Mick Schumacher

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia