Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Pekerjaan saya di F1: Analis IT Force India

Banyak orang bekerja di Formula 1 tapi jarang atau bahkan tidak pernah tersorot kamera TV. Motorsport.com akan memperkenalkan beberapa dari mereka. Berikut adalah kisah Paul Bendrey, yang bekerja sebagai analis IT di tim Force India.

Paul Bendrey, Trackside IT Analyst, Sahara Force India

Paul Bendrey, Trackside IT Analyst, Sahara Force India

Sahara Force India F1

Paul Bendrey, Trackside IT Analyst, Sahara Force India
Paul Bendrey, Trackside IT Analyst, Sahara Force India

Pekerjaan saya adalah...

Saya bekerja sebagai analis IT (Teknologi Informasi) di tim Sahara Force India. Saya mengawasi semua peralatan IT tim di sirkuit. Mulai dari pemasangan hingga pencopotan. Jadi saat balapan di luar Eropa, saya akan bekerja dari hari Selasa hingga hari Minggu malam.

Begitu semuanya sudah terpasang, kemudian saya akan memantau semuanya, memastikan hubungan komunikasi ke markas [di Silverstone, Inggris] tetap bekerja. Targetnya, koneksi sudah harus terhubung ke markas dalam waktu satu jam setelah tiba di sirkuit. Jadi ketika para teknisi tiba, mereka sudah memiliki data di tangan. Dan begitu mobil kembali masuk ke garasi, data sudah bisa langsung dikirim ke Inggris. Bagaimana kami mengirim data-data tersebut? Semuanya lewat kabel. Kabel jauh lebih reliabel ketimbang nirkabel (wireless). Nirkabel rentan terhadap gangguan interferensi dan semacamnya. Sedangkan kabel merupakan sistem yang tertutup.

Ini musim kedua saya bekerja langsung di sirkuit, tapi musim keempat bersama tim.

Rutinitas pekan balapan...

Kami tiba (mendarat) pada hari Senin dan tiba di sirkuit pada hari Selasa. Lalu kami mempersiapkan garasi agar semuanya berfungsi. Jadi semua rak-rak peralatan masuk, dan koneksi sudah terhubung ke Inggris. Kami melakukan itu semua pada hari Selasa. Pekerjaan lanjutan kemudian dilakukan pada hari Rabu, seperti pemasangan kamera garasi, jadi rekan-rekan di markas bisa melihat kondisi mobil. Karena mobil akan mulai dirakit pada hari Rabu.

Pada hari Kamis, kami mulai mengerjakan bagian pit wall agar bisa siap untuk hari Jumat ketika kami mulai menyalakan mobil. Mobil sudah menyala dua jam sebelum sesi dimulai. Saya akan berada di pit wall, memastikan tidak ada masalah di sana, dan jika ada kerusakan, tentunya saya akan memperbaikinya. Saat sesi berlangsung, saya akan lebih banyak melakukan pemantauan, memastikan terkirimnya data ke tujuan. Setelah sesi berakhir, saya mencopot dan memindahkan peralatan-peralatan yang bersifat sensitif karena pit wall akan digunakan ajang balap lain. Pada sesi selanjutnya, kami akan mengulanginya kembali, dan kemudian di penghujung hari, semuanya harus dirapikan dan dimatikan.

Pada hari balapan (Minggu), prosedurnya kurang lebih sama, tapi semuanya harus sudah siap tiga jam – bukan dua jam – sebelum pit lane dibuka. Itulah saat-saat yang paling kritis karena semuanya harus bekerja, berfungsi, dan siap untuk balapan. Waktu tersibuk terjadi pada sore harinya, ketika data-data dari mobil dikeluarkan. Kami juga mengirim data-data itu ke mitra mesin kami (Mercedes), jadi arus data itu mengalir secara konstan. Mercedes menjadi pihak terakhir yang terkoneksi, dan setelah itu kami merapikan semuanya untuk masuk ke dalam kargo. Jadi pada hari Minggu, kami seperti harus bekerja selama dua hari.

Sergio Perez, Force India
Sergio Perez melihat data di komputer

Foto oleh: Sutton Images

Hal terpenting dalam pekerjaan saya...

Saya pikir banyak orang akan berkata yang terpenting adalah memastikan WiFi menyala setiap saat! Tapi bukan, yang terpenting adalah memastikan terhubungnya koneksi ke markas. Dan Anda tidak bisa menyalakan mobil tanpa bantuan IT. Jadi infrastruktur jaringan secara keseluruhan harus bekerja secara konstan. Koneksi ke markas di Inggris menjadi sangat penting karena kami harus mengirim data-data, dan kami memiliki ruang operasi di sana. Karena kartu pas terbatas, dan juga alasan biaya, kami tidak bisa membawa orang sebanyak yang kita inginkan ke sirkuit. Jadi ada ruang operasi di markas, dan mereka membutuhkan data secara real-time. Jadi hal terpenting dalam pekerjaan saya adalah memastikan infrastruktur bekerja, dan semua koneksi terhubung.

Tiga alat yang tidak boleh ketinggalan...

Telepon seluler, laptop, dan mungkin kotak perkakas saya – apakah itu masih dianggap satu alat? Karena saya memiliki beberapa alat di dalam kotak itu seperti alat crimping untuk kabel jaringan, dan juga cutter.

Orang yang selalu saya hubungi...

IT sebenarnya cukup luas, jadi kami harus bertemu dengan hampir semua orang. Saya pikir saya tidak punya satu orang spesifik yang bisa dibilang paling sering saya hubungi atau temui. Tapi jika berbicara soal grup, mungkin para teknisi dan orang-orang di pit wall. Atasan langsung saya adalah Kepala divisi IT di markas. Tapi ketika kami berada di sirkuit, saya seperti bekerja sendiri, karena perbedaan zona waktu dan segala macamnya. Tapi ada IT Support di markas setiap sesi berlangsung.

Ketika tidak berada di sirkuit...

Di markas pekerjaan saya merawat semua peralatan yang kami punya. Jadi sepanjang musim dingin, kami cukup sibuk karena akan ada peninjauan ulang. Jadi semua peralatan yang dianggap perlu diperbarui atau diganti, kami akan melakukan itu semua di musim dingin. Tentu teknologi terus berevolusi, dan filosofi kami adalah reliabilitas. Jadi mungkin peralatan-peralatan IT yang kami miliki bukanlah yang paling canggih. Tapi yang terpenting adalah yang paling kuat dan bisa diandalkan. Di antara orang-orang IT di F1, kami tahu tim mana yang memiliki peralatan IT terbaik, tapi saya tidak pernah merasa iri.

Esteban Ocon, Sahara Force India F1, Sergio Perez, Sahara Force India F1 with the team members
Foto keluarga tim Force India, Paul Bendrey berdiri di tengah-tengah baris kedua.

Tanpa saya...

Jika saya tidak berada di sini? Mereka akan mengeluh mengapa WiFi-nya mati [tertawa]! Tapi bukan, jika saya tidak di sini maka data tidak bisa dikirim kembali ke markas, banyak peralatan tidak berfungsi, infrastruktur jaringan di garasi tidak terpasang, dan koneksi ke Inggris juga tidak akan menyala. Dan Anda juga tidak bisa menyalakan mobil jika semuanya mati [tertawa]!

Formula 1 adalah...

Segalanya. Sebelum saya bekerja di F1 saya selalu menonton F1, jadi bisa bekerja di F1 seperti ini adalah pekerjaan impian. Jika saya tidak bekerja di sini, mungkin saya akan bekerja di dinas pemerintah, atau bank. Jadi tidak semenarik seperti sekarang!

Esteban Ocon, Sahara Force India VJM10 in the garage

Esteban Ocon, Sahara Force India VJM10 in the garage

Foto oleh: Sutton Images

Sahara Force India garage

Sahara Force India garage

Foto oleh: Sutton Images

Garages of Esteban Ocon, Force India and Sergio Perez, Force India

Garages of Esteban Ocon, Force India and Sergio Perez, Force India

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Sergio Perez, Sahara Force India talks, Robert Fearnley, Sahara Force India F1 Team Deputy Team Prin

Sergio Perez, Sahara Force India talks, Robert Fearnley, Sahara Force India F1 Team Deputy Team Prin

Foto oleh: Sutton Images

Sahara Force India VJM10 is worked on in the garage

Sahara Force India VJM10 is worked on in the garage

Foto oleh: Sutton Images

Sergio Perez, Sahara Force India F1 VJM10

Sergio Perez, Sahara Force India F1 VJM10

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Esteban Ocon, Sahara Force India F1 VJM10, Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team RS17, Carlos Sainz

Esteban Ocon, Sahara Force India F1 VJM10, Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team RS17, Carlos Sainz

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Sergio Perez, Sahara Force India F1 VJM10

Sergio Perez, Sahara Force India F1 VJM10

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Sergio Perez, Sahara Force India VJM10

Sergio Perez, Sahara Force India VJM10

Foto oleh: Sutton Images

Esteban Ocon, Sahara Force India VJM10 takes the chequered flag at the end of Qualifying

Esteban Ocon, Sahara Force India VJM10 takes the chequered flag at the end of Qualifying

Foto oleh: Sutton Images

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tinggalkan Formula E, Renault ingin fokus di F1
Artikel berikutnya Kemenangan Red Bull bikin McLaren percaya diri

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia