Pembalap F1 Ingin Sprint Dipisah dari Grand Prix
Para pilot Formula 1 menyuarakan keinginan agar Sprint dapat digelar menjadi event yang berdiri sendiri, bukannya sebagai penentu grid start pada balapan Minggu.
Menyusul kesuksesan Sprint di Silverstone, Monza dan Interlagos tahun lalu, penyelenggara kembali menggelar di Imola, Red Bull Ring serta kembali di Brasil untuk 2022.
Perubahan telah dilakukan musim. Menghilangkan nama Qualifying, kemudian tidak lagi menyamakan pemenang Sprint dengan pole position, dan memberikan poin hingga posisi kedelapan.
Kendati demikian, kritik tetap muncul karena hasil Sprint menentukan grid untuk perlombaan Grand Prix. Hal ini pun memicu pembalap tak mengambil risiko saat melakukan manuver overtaking.
Motorsport.com memperoleh informasi, bahwa F1 sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan Sprint menjadi acara mandiri pada musim depan.
Ini bisa mengakibatkan kualifikasi Jumat untuk menentukan grid start balapan Sabtu dan Minggu, sementara Sprint nantinya hanya akan memberi poin bagia seberapa banyak pembalap yang bertarung satu sama lain.
Driver Ferrari, Charles Leclerc, rupanya mendukung usulan tersebut. “Ini bisa menjadi sesuatu.
“Ini akan membantu kami untuk mungkin mengambil sedikit lebih banyak risiko selama Sprint tanpa kehilangan terlalu banyak pada Minggu – jika Anda melakukan kesalahan.
“Ini bisa menambah sedikit nilai kegembiraan untuk hari Sabtu. Ini sebenarnya bisa menjadi ide yang bagus.”
Pembalap Ferrari, Charles Leclerc, saat diwawancarai oleh media usai kualifikasi Formula 1 Grand Prix Emilia Romagna
Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images
Menjelang Sprint di GP Italia tahun lalu, Ross Brawn selaku Managing Director Formula 1 sudah menyampaikan gagasan untuk mengubah balapan Sabtu menjadi event yang berdiri sendiri.
Kevin Magnussen, bakal debut Sprint di Imola setelah berkiprah di IMSA SportsCar Championship 2021, juga mendukung kualifikasi Jumat untuk menentukan grid start Sabtu dan Minggu.
“Saya pikir ide kualifikasi adalah saran yang bagus. Jika kualifikasi pada Jumat berarti posisi grid untuk hari Minggu, dan juga untuk Sprint, itu bisa sangat menyenangkan,” ucapnya.
“Anda menambahkan titik tontonan lain ke akhir pekan… Anda dapat sepenuhnya melakukannya dalam Sprint.”
Lebih lanjut, pembalap Haas itu mengatakan, format saat ini menempatkan para pilot dalam pola pikir yang rumit ketika.
Pasalnya, mereka dihadapkan pada pilihan antara berjuang untuk posisi start di trek, atau mempertaruhkan kecelakaan dan memulai balap Grand Prix dari belakang grid.
Namun, driver Aston Martin, Lance Stroll, lebih suka F1 mempertahankan format Sprint saat ini. Dia menilai ada keseimbangan antara risiko dengan ganjaran yang didapat.
“Saya suka seperti ini. Ada poin dan ada risiko/hadiah. Saya pikir itu adalah ide keseluruhan dari Sprint - untuk membuatnya menarik bagi para penggemar,” tuturnya.
“Saya kira itu bagus untuk melihat pembalap yang mungkin lebih jauh berjuang untuk posisi pada Minggu.
“Dan jika Anda start di depan, Anda mungkin tidak begitu menyukainya. Tapi begitulah adanya. Saya tidak ingin melihat perubahan itu.
“Menurut saya, jika itu akan menjadi Sprint, mungkin juga Sprint yang tepat yang memberi tekanan pada Minggu.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.