Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

5 Pembalap F1 Paling Mengecewakan Musim Ini

Setelah melewati 13 balapan pertama, Motorsport.com Indonesia mencoba merangkum jajaran pembalap Formula 1 yang tampil mengecewakan sepanjang musim ini.

The FIA medical delegate assists Alex Albon, Williams FW44, after an opening lap crash

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Regulasi baru yang diperkenalkan F1 untuk mulai 2022 memberikan kesulitan bagi beberapa tim dan pembalap. Mobil yang mengadopsi ground effect jelas tak mudah diterima oleh sejumlah peserta.

Mercedes menjadi contoh nyata di mana porpoising sangat mengganggu mereka dalam beberapa balapan pertama. Hingga akhirnya pabrikan Jerman tersebut menemukan solusi yang tepat dan saat ini kembali bersaing di barisan depan.

Tapi, tim lainnya masih kesulitan untuk beradaptasi dengan regulasi baru dan ini memaksa pembalap mereka berjuang keras untuk tampil cepat. Bahkan, beberapa dari mereka mengalami penurunan performa yang cukup besar.

Daniel Ricciardo, McLaren, with his engineers

Daniel Ricciardo, McLaren, with his engineers

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Daniel Ricciardo

Memenangi Grand Prix Italia pada 2021 menjadi pencapaian terbaik Ricciardo bersama McLaren dan membawa tim kembali ke jajaran atas setelah bertahun-tahun gagal meraih podium tertinggi.

Tapi, sepanjang musim ini pembalap asal Australia tersebut tampil mengecewakan dan hanya mampu menyumbangkan 19 poin dari 76 poin yang didapatkan McLaren dalam 13 balapan pertama.

Ricciardo sangat kesulitan mengendalikan MCL36 dan jauh dari apa yang pernah diperlihatkannya bersama Red Bull Racing. Ini membuatnya diisukan bakal digantikan Oscar Piastri mulai 2023, meski ia masih memegang kontrak hingga tahun depan.

Jika skenario itu terjadi, Daniel Ricciardo bisa bergabung dengan Alpine untuk kembali menjadi bagian dari keluarga Renault. Pasalnya, mereka juga sedang mencari pembalap setelah Fernando Alonso memutuskan gabung Aston Martin pada 2023.

Alex Albon, Williams FW44, Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Alex Albon, Williams FW44, Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Alexander Albon

Digadang-gadang bakal mengangkat Williams dengan talenta besar yang diperlihatkannya bersama Red Bull, Albon belum juga menunjukkan performa terbaiknya sepanjang tahun ini.

Pembalap asal Thailand itu hanya dua kali finis di zona poin dalam GP Australia dan Miami, ketika mobil di depannya mengalami masalah dan gagal melanjutkan balapan. Sisanya, Albon tak mampu bersaing ketat dengan tim papan tengah lainnya.

Williams yang sedang dalam masa transisi menjadi salah satu faktor Alex Albon gagal tampil cepat. Bahkan, rekan setimnya Nicholas Latifi belum memberikn poin untuk tim dan finis terbaiknya ada di urutan ke-12 pada GP Inggris.

Yuki Tsunoda

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Diberikan kesempatan kedua oleh AlphaTauri untuk membuktikan kemampuannya, Tsunoda gagal menunjukkn kecepatan yang sebenarnya sudah terlihat dalam musim debutnya tahun lalu.

Tsunoda memang berhasil memberikan sedikit harapan di awal musim dengan finis di urutan kedelapan pada balapan pembuka F1 2022 di Bahrain. Pembalap asal Jepang itu juga finis ketujuh di Imola dan ke-10 di Barcelona.

Tapi, setelah itu Yuki Tsunoda mulai membuat kekacauan dengan keluar trek di Kanada, bertabrakan dengan rekan setimnya Pierre Gasly, dan finis di posisi terakhir dalam tiga balapan.

Ini membuat AlphaTauri dan Red Bull berpikir untuk mencari pengganti Tsunoda pada 2023 untuk meningkatkan performa tim.

Lance Stroll

Stroll harus selalu bersyukur bisa mengamankan kursi di Formula 1 bersama Aston Martin, meski performanya cukup mengecewakan sejauh ini. Ayahnya Lawrence Stroll yang merupakan pemilik tim menjadi faktor besar ia bisa bertahan di F1.

Lance Stroll, Aston Martin AMR22

Lance Stroll, Aston Martin AMR22

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Dalam 13 balapan yang sudah digelar F1 musim ini, Stroll hanya mampu mencetak empat poin dari empat kali finis di zona pioin. Pembalap asal Kanada itu berjarak 16 angka dari rekan setimnya Sebastian Vettel yang absen dalam dua balapan awal akibat Covid-19.

Keputusan Vettel untuk pensiun pada akhir musim ini, memastikan Lance Stroll akan tetap berada di kursinya musim depan. Padahal, sebelumnya beredar bahwa ia akan didepak oleh ayahnya sendiri karena tak kunjung mendapatkan hasil bagus.

Guanyu Zhou

Debutan Alfa Romeo itu kesulitan membuktikan ucapannya yang sesumbar bisa tampil cepat di Formula 1. Faktanya, pembalap F1 pertama asal Cina itu hanya mampu dua kali finis di zona poin dan sisanya berakhir buruk baginya.

Kehadiran Zhou memang sangat penting bagi Alfa Romeo karena membawa sponsor besar yang dapat menyelamatkan finansial tim. Tapi, itu tak baik bagi tim karena gagal menunjukkan potensi yang dimiliki mobil.

Perbedaan itu sangat terlihat antara Zhou dan Valtteri Bottas yang saat ini bertengger di posisi kesembilan dalam klasemen dengan mengoleksi 46 poin. Jelas, ini membuktikan ia belum siap secara mental dan kemampuan untuk bersaing di F1.

Zhou Guanyu, Alfa Romeo C42

Zhou Guanyu, Alfa Romeo C42

Foto oleh: Antonin Vincent / DPPI

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bos Mercedes Puji Komitmen Lewis Hamilton
Artikel berikutnya Leclerc Belum Setara dengan Verstappen dan Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia