Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pembalap Kecam Kehadiran Mobil Crane di Trek F1 GP Jepang

Beberapa pembalap mengecam hadirnya crane di lintasan pada akhir lap kedua F1 GP Jepang, Minggu (9/10/2022) ketika Pierre Gasly masih melaju. Mereka sontak teringat tragedi Jules Bianchi tujuh tahun silam di Sirkuit Suzuka.

Lando Norris, McLaren MCL36

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Pilot AlphaTauri mengalami hari yang buruk. Gegara ganti sayap belakang, pemberat sayap depan dan suspensi, ia memulai lomba dari pit lane.

Crash yang dialami Carlos Sainz di lap pertama membuat papan iklan menyangkut di bagian depan mobil Gasly yang menghalangi pandangannya. Pembalap yang bakal pindah ke Alpine itu terpaksa masuk pit untuk ganti hidung baru.

Hujan makin deras dan jarak pandang kian pendek. Terjadi kontak Sebastian Vettel dan Fernando Alonso yang membuat pilot Aston Martin melintir dan Zhou Guanyu pun tergelincir. Setelah mengeluarkan Safety Car, sesi pun dihentikan menunggu kondisi kondusif.

Baca Juga:

Ketika Steward menginstruksikan kibaran bendera merah, Gasly yang keluar dari pit lane mengemudi sendirian. Pembalap Prancis itu terkejut tiba-tiba melihat crane di sisi kiri jalan sedang membereskan mobil Sainz.

Ia langsung memaki lewat radio karena kesal mobil tersebut sudah dikeluarkan ketika masih ada pembalap yang berputar di trek. Juara GP2 2016 itu menyebut ia bisa saja celaka kalau tidak hati-hati.

Federasi Otomotif Internasional (FIA) menginvestigasi peristiwa itu. Alih-alih membahas kehadiran crane, mereka malah menyoroti Gasly yang disinyalir menambah kecepatan di belakang Safety Car.

Insiden tersebut dapat perhatian pembalap lain. Saat jeda, Lando Norris berkicau di Twitter, “Wtf. Bagaimana ini terjadi!? Kami kehilangan nyawa dalam situasi seperti ini beberapa tahun lalu. Kami mempertaruhkan hidup, terutama dalam kondisi seperti ini. Kami ingin balapan. Tapi ini…Tidak bisa diterima.”

 

Media sosial juga dimanfaatkan runner-up klasemen F1 2022, Sergio Perez, untuk menyuarakan pendapatnya.

“Bagaimana kami bisa menjelaskan bahwa kami tidak mau melihat crane di trek? Kami kehilangan Jules karena kesalahan itu. Apa yang terjadi hari ini sungguh tak bisa diterima! Saya harap ini terakhir kali saya lihat crane di trek!” tandasnya.

 

Bahkan ayah mendiang Bianchi, Philippe, ikut mengutarakan kekesalannya lewat Instagram. “Tidak menghormati nyawa para pembalap, tidak menghormati kenangan tentang Jules, tidak masuk akal,” tulisnya.

Sementara itu, ketika menonton video yang diperlihatkan Motorsport.com, Sainz menjelaskan pendapatnya. Ia pro dengan pandangan koleganya.

“Apa yang orang-orang tidak mengerti adalah meski berada di belakang safety car yang melaju 100, 150 km/jam, kami tidak melihat apa pun,” ucapnya.

“Jadi jika ada crane di trek dan kami di belakang safety car yang berjalan 100 km/jam, seorang pembalap bisa saja melakukan kesalahan kecil, kesalahan bodoh, sedikit keluar jalur, tidak ingat ada traktor di sana dan menabraknya. Jadi kenapa ambil risiko? Saya kira ini lebih pada poin kami.”

Saat diminta pendapatnya tentang Gasly yang disalahkan FIA, pembalap Spanyol itu mengemukakan, “Saya kira Anda tidak perlu menyerahkan pada keberuntungan pengemudi. Apabila Anda akan mengibarkan red flag dalam balapan, kenapa mengirim mobil ke luar?

“Mungkin menunggu sebentar untuk memenuhi lapangan, saya tidak tahu, dan meluncur dengan pelan. Para pembalap selalu berada dalam kondisi ekstrem, mencoba mengatur temperatur sedikit, berjaga-jaga balapan dimulai lagi. Ini sulit tapi ya, cukup berisiko.”

 

Visibilitas rendah membuat Sainz dihantui ketakutan ditabrak mobil lain ketika melintir dan berakhir di pembatas.

“Saya memiliki visibilitas nol di posisi keempat dan mencoba keluar dari semburan air. Saya masuk ke genangan dengan ban intermediate. Itu tidak memindahkan banyak air dan saya malah melintir,” putra pereli Carlos Sainz Sr. itu menuturkan.

“Bagian terburuk mungkin akan hadir berikutnya ketika saya ada di tengah trek, melintir dan saya tahu bahwa semua orang di belakang saya tak melihat apakah saya ada di sana atau tidak. Tidak ideal pastinya.

“Ada 20 detik di mana saya tidak tahu apakah akan crash, menahan dan hanya mengharapkan rekan saya punya refleks bagus atau keberuntungan bagus.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Klasemen F1 Usai GP Jepang: Sergio Perez Salip Charles Leclerc
Artikel berikutnya Carlos Sainz: Tanpa Visibilitas, Anda Berserah kepada Tuhan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia