Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pembalap Wanita Tidak Realistis ke F1 Saat Ini

Beitske Visser memaparkan sulitnya pembalap wanita menembus Kejuaaraan Dunia Formula 1 saat ini meskipun ia yakin 10 tahun ke depan akan ada.

Beitske Visser

Foto oleh: Alexander Trienitz

Namun begitu, pembalap wanita asal Belanda itu juga menjelaskan betapa berat dan berlikunya bagi pembalap wanita untuk menembus Formula 1 saat ini. Hal tersebut karena terlalu banyaknya faktor yang memengaruhi langkah para pembalap wanita.

Visser, 25 tahun, sudah lama memimpikan bisa turun di F1. Hal itu diungkapkannya kepada majalah Formula 1 belum lama ini.

“Target ini sudah tidak realistis lagi. Balap di Formula 2 saja sudah butuh 2 juta euro (sekira Rp34,06 miliar),” ujar Visser yang pernah turun di GP3 pada 2015 yang saat itu satu level di bawah GP2 yang kini menjadi Formula 2.

“Formula 1 jelas jauh lebih mahal. Saya tentu tidak memiliki uang sebanyak itu,” kata Visser seraya menyebut banyak sekali faktor yang menentukan seorang pembalap bisa atau tidak menembus Formula 1.

Pernyataan Visser ini seakan kian kuat bila melihat FIA dan otoritas Formula 1 sudah membuat ajang balap khusus wanita, W Series, sejak 2019 lalu. Meskipun pada W Series 2020 tidak digelar karena pandemi Covid-19, ajang ini dinilai wadah tepat bagi pembalap wanita.  

Visser pun menyebut parameter yang digunakan untuk menembus F1 di antaranya seberapa cepat si pembalap, dukungan (utamanya finansial) yang dimiliki, serta seberapa besar komitmen untuk bekerja keras di tim tersebut.

Baca Juga:

Saat diminta menyebut siapa pembalap wanita yang memiliki peluang bagus untuk turun di Formula 1, Visser tidak bisa menyebutnya. Selain sulit, tidak mungkin bagi Visser untuk menyebut nama saat ini.

Kendati demikian, Beitske Visser optimistis akan ada pembalap wanita di Formula 1 dalam 10 tahun ke depan. Menurutnya, banyak yang bakal berubah dalam 10 tahun ke depan.

“Anda mungkin bukan hanya akan melihat pembalap wanita tetapi juga lebih banyak teknisi dan mekanik di paddock F1. Saat ini sudah banyak wanita mampu menduduki posisi puncak bukan hanya di olahraga balap tapi juga bisnis dunia,” kata Beitske Visser.

Lebih jauh Visser menjelaskan, dirinya melihat begitu banyak perubahan dalam olahraga balap dalam satu dekade terakhir.

“Saat saya turun di gokar, saya hanya satu-satunya wanita. Bukan hanya di trek tapi juga di paddock. Kini, jika melihat balap gokar di Portimao (Portugal), Anda akan tahu betapa banyaknya wanita di paddock saat ini,” ujar Visser.

Maya Weug masuk Ferrari Driver Academy dan untuk saat ini akan turun di Formula 4.

Maya Weug masuk Ferrari Driver Academy dan untuk saat ini akan turun di Formula 4.

Foto oleh: Ferrari

Beberapa tahun lalu, Beitske Visser bertemu Maya Weug (16), yang belum lama ini ditarik masuk ke Ferrari Driver Academy (FDA), di gokar. Dengan masuk FDA, kans Weug untuk bisa turun di F1 tentu lebih terbuka.

Wanita terakhir yang mampu turun di lomba F1 adalah Lella Lombardi pada 1975 dan 1976. Ia juga masih menjadi satu-satunya pembalap wanita yang mampu merebut poin, yakni 0,5 pada musim 1975.  

Pada 1992, Giovanni Amati menjadi pembalap wanita yang mencoba untuk turun di F1 bersama Tim Brabham. Namun, dari tiga kali masuk entry list, pembalap asal Italia itu tidak pernah lolos kualifikasi.  

Beitske Visser sendiri cukup sibuk pada musim balap 2021 ini. Bersama dua pembalap wanita lainnya, Tatiana Calderon dan Sophia Floersch, Visser akan membela Richard Mille Racing Team di Kejuaraan Dunia Balap Mobil Ketahanan (WEC) di kelas LMP2.

Selain itu Beitske Visser juga akan turun di W Series bersama Tim Hitech Grand Prix. “Target saya adalah menjuarai W Series karena pada 2019 lalu hanya runner-up. Saya sangat ingin juara meski tahu itu tidak akan mudah,” tutur Beitske Visser.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Norris Tak Pernah Bermaksud Komentari Hamilton
Artikel berikutnya Hamilton Masih Berambisi Raih Gelar F1 Kedelapan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia