Pembekuan Mesin Lolos, Red Bull Powertrains Didirikan
Red Bull Racing gembira akhirnya proposal pembekuan mesin lolos dalam pemungutan suara Komisi F1, Kamis (11/2/2021). Mereka pun kini lebih terbuka tentang rencana ke depan, termasuk mendirikan pabrik untuk mesin.
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Dengan disepakatinya engine freeze yang berlaku pada 2022, maka Red Bull dan AlphaTauri yang merupakan klien Honda merasa lega karena bisa memakai teknologi mesin milik pabrikan Jepang itu.
Honda akan hengkang akhir musim 2021 dari F1 karena keterbatasan dana. Seandainya permohonan engine freeze ditolak, maka bukan saja Red Bull dan AlphaTauri mesti mencari pemasok power unit baru.
Tapi mereka mesti mengubah desain sasis untuk menyesuaikan dengan dimensi mesin. Tentu saja hal itu membuat pengeluaran membengkak.
“Ini bukan hanya kabar baik bagi kami, tapi juga Formula 1 secara umum. Pengurangan biaya lebih signifikan,” ucap penasihat teknik Red Bull, Helmut Marko, kepada Motorsport-Magazin.
“Kami sekarang membangun sebuah mesin dan segala hal dapat dikoordinasikan dengan tim yang bekerja pada sasis. Itu seharusnya memberi keuntungan untuk kedua sisi. Jika kami membeli mesin dari Renault, contohnya, kami akan dipaksa mendesain sasis lagi, radiator dan segala hal seputar mesin yang dikirim.”
Setelah masalah engine freeze tuntas, tim asal Austria memusatkan perhatian pada program pembuatan mesin. Mereka melakukan persiapan matang termasuk menentukan lokasi.
Selama ini, Red Bull memberikan salah satu bangunan di Milton Keynes, untuk fasilitas pengembangan Honda. Setelah pabrikan mesin itu mundur, Marko menegaskan tidak akan memakai gedung kosong tersebut.
“Itu akan jadi Red Bull Powertrains,” Marko menuturkan. “Gedung delapan, salah satu gedung yang ada, digunakan jadi workshop.
“Workshop Honda lebih cocok untuk mesin listrik. Tidak cukup ada bangku tes maupun bangku tes paling modern, untuk melakukan optimasi mesin yang diperlukan.”
Bangunan, yang rencananya digunakan untuk mengelola mesin, bakal dilengkapi dengan bangku-bangku tes terbaru produksi AVL. Pastinya ada pengeluaran ekstra, tapi bukan masalah menurut Marko. Mereka diharapkan memetik manfaat setelah 2025.
“Itu adalah investasi sekali di sebuah gedung dan terutama bangku-bangku tes, juga biaya operasional tidak terlalu tinggi daripada kalau kami mesti membeli mesin dari tempat lain. Biayanya sedikit lebih tinggi, tapi perbedaannya tidak signifikan,” Marko menjelaskan.
“Bengkel tersebut secara teknis didesain sedemikian rupa sehingga mesin baru sesuai regulasi dapat diproduksi di sini, asalkan tetap dalam jarak yang ditentukan.”
Red Bull juga berniat menjual hak penamaan pada mesin. Ide tersebut pernah digunakan beberapa tahun lalu, saat mesin Renault tertanam di mobil mereka. Ketika itu, mereka menggandeng TAG Heuer, yang kemudian mundur karena problem teknis pada mesin.
Petinggi tim sudah menentukan persyaratan karena tidak semua merek bisa ditampilkan di mesin. “Tentu bukan dengan pabrikan mesin lain, tapi dengan perusahaan yang tertarik,” kata Marko.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments