Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Abu Dhabi 2021, Penentuan Gelar di Balap Terakhir Ke-9 sejak 2000

Hasil lomba Formula 1 Grand Prix Arab Saudi memaksa gelar juara dunia pembalap ditentukan pada balapan terakhir di Abu Dhabi, akhir pekan depan.

Lewis Hamilton, Mercedes, 1st position, and Max Verstappen, Red Bull Racing, 2nd position, congratulate each other in Parc Ferme

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Kemenangan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas) di Grand Prix baru yang digelar di Sirkuit Jeddah Corniche, Minggu (5/12/2021) malam waktu setempat atau Senin dini hari WIB, membuat persaingan perebutan gelar juara dunia kian sengit.

Sebelum balapan, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) itu tertinggal delapan poin dari Verstappen.

Namun, tambahan 26 poin dari Jeddah (25 poin untuk kemenangan dan 1 bonus poin fastest lap) membuat Hamilton mampu menyamakan angka dengan pembalap asal Belanda itu karena ia finis di P2 GP Arab Saudi.

Kini, menjelang satu balapan terakhir, GP Abu Dhabi, akhir pekan nanti (10-12/12/2021), kedua pembalap sama-sama mengoleksi 369,5 poin.

Verstappen masih berhak di puncak karena dari 21 balapan yang sudah digelar ia mampu memenangi balapan lebih banyak (9) daripada Hamilton (8).

Baca Juga:

Hamilton dan Mercedes mendominasi F1 sejak 2014. Mereka sempat mendapatkan perlawanan dari Sebastian Vettel – juara dunia empat kali (2010-2013) – dan Scuderia Ferrari pada 2017 dan 2018, saat Silver Arrows dan Prancing Horse sama-sama memiliki kecepatan mumpuni.

Namun, setelah itu, Mercedes tidak lagi mendapatkan lawan sepadan hingga Red Bull Racing dan Verstappen memaksa mereka bekerja ekstrakeras musim ini.

Dalam dua dekade terakhir, persaingan di F1 memang terlihat sangat intens. Statistik mencatat, dalam 71 musim F1 sebelumnya, gelar juara dunia pembalap ditentukan pada lomba terakhir terjadi 29 kali. Dari jumlah itu, delapan terjadi sejak tahun 2000.

Dengan begitu, duel Verstappen-Hamilton di Sirkuit Yas Marina nanti akan menjadi penentuan gelar di balapan terakhir untuk yang ke-30, atau yang kesembilan sejak awal milenium baru.

Abu Dhabi 2016, 2014, 2010

Sebelum 2021, gelar pembalap F1 ditentukan pada balapan terakhir terjadi pada 2016 dan 2014 yang melibatkan duo Mercedes saat itu, Hamilton dan Nico Rosberg.

Menjelang GP Abu Dhabi 2014, Hamilton unggul 17 poin atas Rosberg. Namun, kemenangan di Yas Marina dan Rosberg yang hanya finis P14 membuat Hamilton juara dengan gap hingga 67 poin karena sistem double point yang diterapkan di Abu Dhabi.

Dua tahun kemudian, giliran Rosberg yang membalaskan dendam. Memimpin 12 poin atas Hamilton sebelum GP Abu Dhabi, Rosberg hanya butuh finis podum di Yas Marina untuk juara.

Akhirnya, finis kedua cukup membuat Rosberg menjadi kampiun dan mengungguli Hamilton hanya lima poin di klasemen akhir, kendati rekannya itu memenangi balapan.

Nico Rosberg,  Mercedes-Benz F1 W07 Hybrid dan Lewis Hamilton,  Mercedes-Benz F1 W07 Hybrid bertabrakan pada lap terakhir lomba F1 GP Austria 2016.

Nico Rosberg, Mercedes-Benz F1 W07 Hybrid dan Lewis Hamilton, Mercedes-Benz F1 W07 Hybrid bertabrakan pada lap terakhir lomba F1 GP Austria 2016.

Foto oleh: Sutton Images

Sebelum duel sesama pembalap Silver Arrows, Sebastian Vettel mampu merebut dua dari empat gelarnya pada balapan terakhir, yakni 2010 dan 2012. Pada 2010, Abu Dhabi menjadi saksi empat pembalap masih berpeluang juara. Terbanyak hingga saat ini.

Fernando Alonso (Ferrari), Mark Webber (Red Bull), Sebastian Vettel (Red Bull), dan Lewis Hamilton datang dengan peluang untuk menjadi juara dunia. Dengan maksimal 25 poin yang bisa direbut di Yas Marina, saat itu keempatnya hanya dipisahkan 24 poin!

Vettel akhirnya juara setelah memenangi GP Abu Dhabi 2010 usai merebut pole dan unggul hanya empat poin atas Alonso, yang finis P7, di klasemen akhir.

Brasil 2012, 2008, 2007, 2006

Pada 2012, Vettel lagi-lagi harus menghadapi Alonso untuk menjadi pembalap kesembilan yang mampu juara dunia minimal tiga kali. Sebelum balapan pamungkas di GP Brasil, Vettel unggul 13 poin atas Alonso.

Vettel, yang lolos dari kecelakaan pada lap pertama, akhirnya memastikan gelar ketiga kendati hanya finis P6 di Interlagos. Alonso yang naik podium kedua harus puas finis runner-up F1 2012 dengan selisih hanya tiga poin.

Sebelum menyuguhkan duel penentu gelar pada 2012, Brasil menjadi saksi tiga trofi F1 ditentukan di Interlagos, yakni pada 2006, 2007, dan 2008. Semuanya saat itu menjadi balapan penutup.

Pada 2006, Alonso merebut gelar keduanya bersama Renault dengan menumbangkan Michael Schumacher dan Ferrari.

Lalu, tiga pembalap, yakni duo McLaren (Alonso dan Hamilton) serta Kimi Raikkonen (Ferrari) bersaing pada 2007. Raikkonen berhasil merebut satu-satunya gelar juara dunia seusai memenangi lomba di Interlagos, di depan rekan setimnya Felipe Massa.

Ron Dennis, Prinsipal Tim McLaren Mercedes, dan Lewis Hamilton, McLaren MP4-23 Mercedes, merayakan gelar juara dunia pembalap usai F1 GP Brasil 2008.

Ron Dennis, Prinsipal Tim McLaren Mercedes, dan Lewis Hamilton, McLaren MP4-23 Mercedes, merayakan gelar juara dunia pembalap usai F1 GP Brasil 2008.

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

GP Brasil 2008 mungkin yang paling dramatis dalam penentuan gelar juara dunia. Hamilton memimpin tujuh poin atas Massa sebelum Interlagos.

Massa memang berhasil memenangi balapan di depan pendukungnya. Tetapi, Hamilton mampu melewati Timo Glock (Toyota) di tikungan terakhir yang basah, pada lap terakhir untuk finis di P5.

Tambahan 4 poin sudah cukup bagi Hamilton merebut gelar pertamanya dengan unggul hanya 1 poin atas Massa, kendati pembalap asal Brasil itu merebut poin maksimal (saat itu 10) di Interlagos.  

Jepang 2003

Penentuan gelar juara dunia pembalap kali pertama sejak 2000, terjadi pada 2003, saat Michael Schumacher membuat rekor merebut gelar keenamnya di F1, cukup dengan hanya finis P8 di Suzuka.

Dengan sistem poin saat itu (pemenang 10 poin), Schumi datang ke GP Jepang dengan keunggulan 9 poin atas Raikkonen yang saat itu membela McLaren. Karenanya, meskipun Raikkonen finis P2 (8 poin), ia tetap kalah dua poin dari Schumi di klasemen akhir F1 2003.

Michael Schumacher, Ferrari F2002, melibas chequered flag F1 GP San Marino 2003. Schumi mendominasi F1 2003 dengan memenangi enam dari 16 balapan yang digelar pada musim tersebut.

Michael Schumacher, Ferrari F2002, melibas chequered flag F1 GP San Marino 2003. Schumi mendominasi F1 2003 dengan memenangi enam dari 16 balapan yang digelar pada musim tersebut.

Foto oleh: Sutton Images

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Helmut Marko Nilai Steward F1 Anak Tirikan Red Bull
Artikel berikutnya Daniel Ricciardo Ingin F1 Selalu Hadirkan Persaingan Ketat

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia