Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pengakuan Porsche di Balik Kegagalan Gandeng Red Bull

Program Porsche masuk ke Formula 1 berantakan karena tidak tercapainya kesepakatan dengan Red Bull. ‘Saudara’ Audi tersebut menjelaskan penyebab kegagalan versi mereka.

Porsche logo

Porsche logo

James Holland

Berpartisipasi di Formula 1 dengan dua merek berbeda, itulah skenario ideal untuk Grup Volkswagen karena sesuai dengan strategi perusahaan.

Misalnya, Porsche perlu berhasil dalam balap mobil agar dikenal sebagai ‘merek mobil sport paling menarik.’ Kehadiran Audi di Formula 1 pun diharapkan menjadikannya ‘merek premium’. Label seperti itu bisa memperluas pemasaran sekaligus menaikkan harga mobil.

Berbeda dengan Audi yang sudah bisa membangun basis untuk F1 2026 dengan menggandeng Sauber. Transisi akan dimulai tahun depan. Dalam hal ini, kepergian Frederic Vasseur dari pucuk pimpinan tim yang bermarkas di Hinwil juga merupakan berkah bagi pabrikan berlogo cincin.

Posisi CEO dikosongkan lebih awal dan sekarang sudah diisi Andreas Seidl. Mantan petinggi tim McLaren F1 lebih leluasa mengatur gambaran besar lebih dini.

Untuk Audi semua berjalan sesuai jalur, tapi Porsche seolah menemui jalan buntu. Mereka melakukan pendekatan intens dengan Red Bull, tim terkuat di grid F1 2022.

Porsche tampak mencapai target lebih cepat daripada Audi ketika trio Austria, yakni Helmut Marko, Dietrich Mateschitz dan Fritz Enzinger menyambut positif negosiasi. Namun, arah angin berubah dengan mendadak.

Baca Juga:

Seperti yang diketahui, ada kemunduran di menit-menit terakhir dan pesta dibatalkan. Bukan Porsche, tapi Red Bull yang membatalkan perjanjian, atau begitulah kata mereka.

"Pembicaraan berjalan sangat baik. Sudah ada jabat tangan tentang partisipasi kami dalam tim, tetapi pada menit-menit terakhir kesepakatan itu tidak membuahkan hasil," ujar Enzinger dalam pidato perpisahan dengan Porsche, dikutip dari Speedweek.

Ini adalah pertama kalinya eksekutif senior berbicara secara terbuka tentang kegagalan negosiasi dengan Red Bull.

"Kami ingin menjadi mitra yang setara. Tapi tentu saja, setiap orang harus memutuskan sendiri apakah mereka ingin menjual saham atau tidak. Itu baik-baik saja dengan kami. Setidaknya kami telah bersikap adil,” ia mengungkapkan.

Kata-kata "mitra yang setara" sesuai dengan apa yang dikatakan Porsche selama ini: hubungan harus, seperti yang dikatakan orang Jerman, "auf Augenhöhe". Namun, Red Bull takut kehilangan kemandirian dan kemampuan untuk bertindak cepat pada masalah terbesar.

Dalam tim produsen minuman, keputusan besar diselesaikan dengan beberapa panggilan telepon, sedangkan di Volkswagen Group semuanya harus melalui birokrasi panjang dengan berbagai pertemuan dewan.

porsche-f1-fantasy-concept-1

porsche-f1-fantasy-concept-1

Apakah tidak ada opsi lain bagi Porsche untuk masuk F1?

Setelah gagalnya pembicaraan dengan Red Bull, Porsche telah memberitahukan rencananya di F1 belum sepenuhnya selesai. Produsen otomotif dari Weissach terus melihat nilai tambah di Formula 1 dan sedang mencari mitra lain.

Lebih lanjut, Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem melihatnya sebagai misi pribadi untuk membawa pabrikan baru seperti Porsche ke kelas utama. Sumber dari Porsche mengisyaratkan bahwa saat ini hanya api kecil yang tetap hidup.

Pengunduran diri Enzinger adalah indikasi lain dari hal ini. Dia merupakan salah satu promotor terbesar dari rencana untuk memasuki Formula 1.

Orang-orang di dalam Porsche yakin bahwa dia tidak akan pergi sepenuhnya jika sesuatu yang konkret terjadi di F1 dalam jangka pendek. Namun, dia telah mengundurkan diri. Secara teori, keinginan Porsche masih ada, tetapi saat ini pilihan yang baik sangat langka.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hulkenberg Nyaris Tak Pernah Bicara dengan Schumacher
Artikel berikutnya Ezpeleta: F1 Bermasalah, MotoGP Tetap yang Terbaik

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia