Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Perez Pernah Ingin Pensiun Dini dari Dunia Balap

Jalan Sergio Perez untuk bisa sampai di posisinya saat ini tidaklah mudah. Pembalap anyar Red Bull Racing itu bahkan mengaku sempat mempertimbangkan pensiun dini.

Sergio Perez, Red Bull Racing

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Hal tersebut diungkapkan Perez saat berbicara dalam podcast 'Talking Bull'. Pria 31 tahun ini mengatakan sempat mengalami masa sulit pada awal karier balapnya.

Setelah berpartisipasi dalam Kejuaraan Nasional Skip Barber di Amerika Serikat (AS) pada 2004, Perez menuturkan dirinya sangat kesulitan karena jauh dari keluarga.

Proses adaptasi yang tak mudah akhirnya membuat Perez muda menimbang untuk berhenti menjadi pembalap. Pada 2005, ia ke Eropa, tampil di ajang Formula BMW Series.

Ketika berlaga dalam ajang tersebut, Perez tinggal di sebuah ruangan yang berada di atas restoran di Jerman, kepunyaan pemilik tim yang dibelanya, 4speed Media.

Baca Juga:

"Benar bahwa saya pernah berpikir untuk berhenti (balapan), melepas segalanya, pada periode tertentu dalam karier saya," kata mantan pembalap Tim Racing Point itu.

"Saat menetap di Jerman, saya kira akan menyenangkan, 'Wow, ada dua balapan Formula 1 di sini, saya bisa bersenang-senang, berteman dengan para pembalap top.'."

"Namun, ketika saya di sana, yang terjadi tidak seperti itu. Saya melihat seberapa jauh harapan saya dari kenyataan. Saya tinggal di kota yang sangat kecil."

"Kultur di sana jauh berbeda dengan Meksiko. Saya kesepian. Saya sering berpikir, 'Mencapai Formula 1 sangat sulit, lebih baik pulang dan hidup normal.'."

Pada saat Sergio Perez hampir menyerah, keluarganya turun tangan. Mereka meyakinkan sang pembalap untuk bertahan. Berkat itu dan tekadnya sendiri, ia berhasil.

Pada F1 2021, Perez dapat kesempatan untuk membuktikan talentanya dengan salah satu tim papan atas, Red Bull Racing. Ini bukan yang pertama baginya.

Sergio Perez (kanan) bergabung dengan Jenson Button di McLaren untuk menggantikan posisi Lewis Hamilton yang hengkang ke Mercedes pada F1 2013.

Sergio Perez (kanan) bergabung dengan Jenson Button di McLaren untuk menggantikan posisi Lewis Hamilton yang hengkang ke Mercedes pada F1 2013.

Foto oleh: Sutton Images

Sebelumnya, Perez sempat memperkuat McLaren di 2013. Namun ketika itu, gagal tampil sesuai ekspektasi. Ia finis diperingkat ke-11 klasemen akhir dengan 49 poin.

Perez mendapat tanggung jawab besar, mengisi tempat Lewis Hamilton yang hengkang ke Mercedes. Dan itu alasan mengapa dirinya bukan pilihan utama McLaren.

"Itu (perpisahan Hamilton-McLaren) seperti perceraian. Mereka sejak awal mendukung karier Hamilton secara finansial," ujar Matt Bishop.

"Belakangan, tampak jelas bahwa Perez pun tidak cocok dengan budaya di McLaren. Dia sangat tidak nyaman di sana," mantan kepala komunikasi McLaren itu menambahkan.

Akhirnya, Perez cuma bertahan semusim di McLaren. Ia tertinggal dari rekan setimnya Jenson Button dan pindah ke Force India, cikal bakal Racing Point, pada 2014.

Sergio Perez mengacungkan jempol usai sukses memenangi F1 GP Sakhir 2020 bersama Tim Racing Point di Sirkuit Internasional Bahrain.

Sergio Perez mengacungkan jempol usai sukses memenangi F1 GP Sakhir 2020 bersama Tim Racing Point di Sirkuit Internasional Bahrain.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kritis terhadap Diri Sendiri, Leclerc Tak Mau Didikte
Artikel berikutnya Hamilton Klaim Punya Kesamaan dengan Senna

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia