Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Perspektif Baru Mick Schumacher soal Karier Ayahnya Lewat Dokumenter

Mick Schumacher telah belajar banyak tentang ayahnya, Michael Schumacher, selama syuting film dokumenter 'Schumacher', yang dapat ditonton di Netflix mulai 15 September.

Mick Schumacher, Haas F1

Mick Schumacher, Haas F1

Glenn Dunbar / Motorsport Images

Pembalap Jerman kelahiran Swiss, Mick Schumacher, bahkan mengakui bahwa ia telah mulai melihat karier sang ayah, selaku juara dunia tujuh kali Formula 1, dengan cara berbeda.

Pada Pekan lalu, Netflix, salah satu platform penyedia layanan streaming film, merilis cuplikan (trailer) resmi untuk film dokumenter Schumacher.

Di dalamnya, menceritakan kisah karier balap Michael Schumacher, termasuk persiapannya, diceritakan secara luas. Putranya Mick, yang menjalani debut Formula 1 tahun ini untuk tim Haas F1, juga tampil dalam film tersebut.

Melalui podcast F1 'Beyond the Grid', pembalap berusia 22 tahun itu menjelaskan apa yang telah dilakukannya dalam keterlibatan dalam dokumenter tersebut terhadap citra ayahnya.

Baca Juga:

"Untuk saya personal, sekarang saya sudah mulai melihat bagaimana kariernya berkembang dengan cara yang baru," kata Mick Schumacher.

"Kini saya sendiri di Formula 1, meskipun baru 11 atau 12 balapan, saya makin mengerti tentang pengorbanan yang telah dia lakukan.

"Seberapa banyak yang harus dia lakukan untuk mencapai apa yang telah dia raih, betapa bersemangatnya Anda untuk mencapai sesuatu seperti itu."

 

Mick ingat saat ayahnya meninggalkan Formula 1 untuk pertama kalinya pada 2006. Michael punya tujuh gelar dan 91 kemenangan saat itu. Rasa lapar akan kesuksesan pun hilang.

"Saya sepenuhnya mengerti itu sekarang. Jika Anda tidak lagi punya ambisi untuk menang, maka lebih baik melakukan sesuatu yang lain," ucapnya.

"Secara pribadi, saya berada di tengah perjalanan menuju puncak karier, saya mencintai olahraga ini dan saya tidak pernah berpikir untuk memberikan kurang dari 100 persen.

"Namun jika sudah saya sampai pada titik di mana karier saya akan berakhir, saya telah mencapai apa yang telah dia capai dan tidak lagi memiliki ambisi, saya pikir tak apa-apa untuk berhenti," juara Formula 2 2020 menambahkan.

 

Dengan debut F1 Mick Schumacher di sirkuit Bahrain, nama keluarga yang terkenal kembali ke olahraga tersebut setelah absen delapan musim.

Ayahnya dikenal sebagai pembalap trek tanpa henti yang mencari keunggulan dan terkadang melewatinya. Namun Michael Schumacher juga pantang menyerah, sifat yang diwarisi Mick.

"Mentalitas petarung, jelas merupakan salah satu hal yang saya banyak dapatkan darinya. Karena saya juga memiliki mentalitas petarung itu," ucap pembalap Haas itu.

"Balapan di mana saya lolos dengan buruk atau bahkan tersisih, biasanya juga merupakan balapan di mana saya berkompetisi paling gigih dan keras," katanya.

*Artikel ini dibuat oleh M. Fadhil Pramudya P yang sedang menjalani magang.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Esteban Ocon Merasa Tak Layak Dihukum
Artikel berikutnya Carlos Sainz Jamin Crash seperti di Monza Tak Akan Terjadi Lagi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia