Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pirelli Temukan Solusi Atasi Problem Ban di GP Turki

Pirelli bekerja keras sepanjang Jumat (13/11/2020) malam untuk mendapatkan ukuran tekanan udara minimal untuk GP Turki setelah mempelajari data dari 10 tim Formula 1 (F1) usai dua sesi latihan bebas (FP1 dan FP2).

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16, spins

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16, spins

Charles Coates / Motorsport Images

Pabrikan ban asal Italia selaku pemasok tunggal ban di F1 itu akhirnya menemukan solusi yang diyakini mampu mengatasi masalah kurangnya daya cengkeram (grip) yang dialami para pembalap setelah melakukan dua Free Practice (FP) pada Jumat.

Regulasi mengizinkan Pirelli mengubah beberapa data teknis ban untuk GP Turki, akhir pekan ini. Hal tersebut dilakukan karena minimnya informasi terkait perubahan aspal lintasan Sirkuit Istanbul Park setelah tidak digunakan untuk F1 sejak terakhir pada 2011.

Usai melakukan investigasi, Pirelli mengumumkan tekanan udara minimal untuk ban kering (dry), intermediate, dan basah (wet) dinaikkan 1 psi. Itu berlaku untuk ban depan dan belakang. Dengan begitu, kini tekanan untuk ban slick (botak, atau ban kering) adalah 24 psi untuk depan dan 21 psi untuk belakang.

Lewat juru bicaranya, Pirelli menerangkan, mengacu data telemetri yang mereka dapat dari ke 10 tim, terlihat ban harus menahan beban cukup besar. Bahkan saat level grip rendah.

“Jika di sisa sesi ini grip bisa meningkat, dan hal itu sangat mungkin terjadi, otomatis beban yang diterima ban juga akan naik. Karena itulah kami memutuskan untuk meningkatkan tekanan minimal ban,” kata seorang juru bicara Pirelli.   

Pada Sabtu (14/11/2020), cuaca Istanbul cenderung dingin hingga membuat suhu permukaan lintasan menjadi rendah. Hujan pada Jumat malam sedikit banyak membantu membersihkan lintasan dari sisa-sisa karet ban saat para pembalap melakukan FP1 dan FP2.

“Sulit untuk membuat ban panas (agar ideal) karena Anda tidak mampu mendapatkan panas. Panas sulit didapat karena pembalap tak bisa meningkatkan grip ban. Pembalap tidak bisa mendapatkan grip karena sering selip (spin),” ucap Mario Isola, Direktur Motorsport Pirelli untuk F1.

Isola menambahkan, kondisi itu tidak hanya terjadi pada ban depan. Di banyak sirkuit, sulit untuk membuat suhu ban depan cepat naik karena susahnya menyalurkan energi (mobil) ke bagian itu.

“Untuk ban belakang relatif lebih mudah karena Anda bisa menggunakan traksi untuk memanaskan ban. Di Istanbul, keempat ban semuanya selip sehingga tidak bisa meningkatkan grip,” tutur Isola.

Licinnya permukaan lintasan Istanbul Park akibat aspal baru juga membuat tugas para pembalap dan teknisi semakin berat.

“Biasanya, saat turun di sirkuit dengan aspal baru, pembalap akan mudah mendapatkan grip besar. Grip yang bagus ini bisa mengatasi plus-minus perbedaan jenis kompon yang Anda gunakan,” kata Isola.

Isola menambahkan, Pirelli selalu memilih kompon ban yang pas untuk berbagai jenis aspal. Bitumen (sejenis bahan untuk aspal) dan bahan campuran lainnya biasanya mampu membantu meningkatkan grip.

“Mungkin karena level grip buruk (di Istanbul), para pembalap tidak bisa meningkatkan grip untuk disalurkan ke ban dan memanaskannya,” ujar Isola.

Baca Juga:

   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya GP Brasil Bakal Tetap Berlangsung di Interlagos hingga 2025
Artikel berikutnya F1 GP Turki: Verstappen Tercepat, FP3 Dipenuhi Insiden

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia