Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pirelli Terkejut Strategi Alex Albon Berhasil di Australia

Alex Albon layak dinobatkan sebagai ‘pembisik ban pekan ini’ setelah Grand Prix Australia. Pembalap F1 Williams itu melaju tidak kurang dari 57 lap dengan kompon hard dan sukses meraih satu poin.

Alex Albon, Williams FW44

Alex Albon, Williams FW44

Glenn Dunbar / Motorsport Images

Williams Racing memulai Grand Prix Australia dengan ekspektasi sangat rendah. Nicholas Latifi tidak bisa mendapatkan urutan start lebih baik dari P11. Sedangkan rekan setimnya, Alex Albon memulai dari baris paling belakang karena tidak punya cukup bahan bakar untuk sampel usai kualifikasi.

Situasi sulit ini membuat Williams memilih strategi alternatif: memulai race di Sirkuit Albert Park dengan ban hard, memanaskannya dengan perlahan serta menunggu di mana itu akan berakhir.

Terbantu sejumlah netralisasi oleh periode Safety Car dan kecepatan luar biasa FW44 pada ban yang aus, Albon mampu naik ke posisi ketujuh. Di fase akhir, ia masih harus melakukan pit stop wajib.

Perhentian tersebut terjadi di lap kedua sebelum balapan selesai dan taktik tidak lazim ini membuahkan hasil, Alex Albon berhasil meraih satu poin setelah menutup GP Australia di urutan ke-10.

Baca Juga:

Hasil ini bukan hanya tidak terduga bagi Williams, tetapi juga untuk pemasok ban Formula 1, Pirelli. Bos pabrikan Italia tersebut, Mario Isola mengaku takjub dengan langkah Albon di Albert Park.

“Ini adalah pertama kalinya dalam 12 tahun saya melihat strategi seperti itu, di mana sebuah mobil memulai dengan set ban yang sama untuk keseluruhan balapan. Pendekatan yang luar biasa,” ujar Isola.     

Juara dunia F1 2016 Nico Rosberg juga menggunakan ban hard untuk hampir seluruh balapan Grand Prix Rusia di Sochi pada musim 2014, setelah mengalami flat spot yang signifikan pada lap pembukaan dan segera pit stop. Situasinya serupa, tetapi kebalikan dari kasus Albon di GP Australia.

Informasi Penting

Sementara Albon mengemudikan FW44 dengan ban C2 sejak start, yang berarti ada kemungkinan varian lain yang lebih keras dalam spektrum. Apakah hal-hal seperti itu akan terlihat lebih sering? Isola tak bisa memastikan.   

Alex Albon, Williams FW44, Esteban Ocon, Alpine A522, Valtteri Bottas, Alfa Romeo C42

Alex Albon, Williams FW44, Esteban Ocon, Alpine A522, Valtteri Bottas, Alfa Romeo C42

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

“Itu tergantung pada beban ban. Fase Safety Car membantu, tentu saja. Williams dapat menggunakan ban secara optimal, dengan kecepatan yang baik. Ini adalah informasi penting. Dengan suhu yang lebih rendah dan rangkaian senyawa baru ini, memanaskan ban adalah masalah potensial,” ujarnya.

“Juga, lap pertama setelah restart lebih sulit, karena Anda harus memanaskan ban dengan cara yang benar. (Raihan Albon) Ini betul-betul luar biasa. Saya masih garuk-garuk kepala bagaimana itu mungkin!”

Menurut Mario Isola, terlepas dari performa impresif yang diperlihatkan Alex Albon, ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan Williams. Itu yang memungkinkan pembalap Thailand tersebut bisa finis P10.

“Mereka jelas telah melakukan perhitungannya sendiri, tetapi jika mereka melakukan pit stop beberapa putaran lebih awal, mereka bisa saja memburu fastest lap. Dengan ban soft, itu bisa dicapai,” katanya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Max Verstappen Mengaku Sulit Bayangkan Titel F1
Artikel berikutnya Gap Kemenangan Charles Leclerc di Australia Masuk Sejarah Ferrari

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia