Pit Stop Lebih Lambat antara Urgensi dan Kontroversi
Formula 1 memperkenalkan aturan pit stop yang berlaku di GP Belgia. Lalu seperti apa urgensi menerapkan aturan yang menimbulkan kontroversi itu?
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Makin cepat makin baik selalu jadi prinsip tim-tim ketika mobil singgah di pit pada pertengahan lomba. Strategi ini cukup menentukan prestasi sebuah skuad. Bahkan, Red Bull Racing bisa ganti ban dan membereskan mobil dalam waktu 1,82 detik.
Rupanya, Federasi Otomotif Internasional (FIA) kurang terkesan. Mereka justru melihat potensi bahaya di sana. Bisa saja malah terjadi kerusakan atau ban longgar karena semua mengejar waktu. Federasi juga ingin mencegah tim menggunakan sistem aktif untuk mengontrol elemen pit stop.
Di masa lalu, sudah ada contoh insiden roda copot atau insiden lain akibat kecerobohan kru yang tidak memeriksa dengan detail sebelum melepas mobil ke pit lane.
GP Jerman 2013, mungkin jadi salah satu momen tak terlupakan dari Mark Webber. Ia diizinkan kembali balapan oleh tim dengan roda kendur. Baru berjalan sebentar, roda lepas dan memantul di pitlane nyaris mengenai mekanik garasi sebelah.
Pria itu terhindar tapi ban malah mengenai juru kamera yang berdiri di sana. Akibatnya, juru kamera terbanting ke tanah dan mengalami patah bahu serta retak tulang iga.
Pada GP Austria 2020, pembalap veteran Alfa Romeo, Kimi Raikkonen berhenti secara dramatis. Salah satu rodanya menggelinding saat restart yang dipimpin safety car.
Dua pembalap Haas F1 gagal melanjutkan lomba pada GP Australia 2018 karena problem di pit stop. Dalam GP Bahrain di tahun yang sama, Raikkonen mematahkan kaki seorang mekanik.
Gara-garanya, pembalap Finlandia itu menjalankan mobilnya saat lampu menyala hijau. Ia tak sadar ada seorang kru yang berdiri di depan ban belakang Ferrari SF71H.
Potensi insiden seperti itu perlu dibatasi. Jadi mulai sekarang, kru tak bisa lagi buru-buru menuntaskan pit stop.
Aksi tertentu tidak boleh selesai kurang dari 0,15 detik. Waktu minimum antara wheel gun dilepas dari roda dan lampu menyala hijau, minimal 0,2 detik.
Jelas sekali, Red Bull paling dirugikan dari sudut pandang ini. Sepanjang musim 2021, mereka mampu menuntaskan pit stop di bawah dua detik dalam lima kesempatan. Mereka mencatatkan pit stop tercepat delapan kali dalam 11 balapan musim ini, sisanya dibukukan Mercedes, Aston Martin dan Williams.
Waktu rata-rata pit stop Die Roten Bullen sebesar 2,57 detik, sedangkan Mercedes 2,81 detik.
Romain Grosjean, Haas F1 Team VF-18 pitstop
Photo by: Sutton Images
Reaksi Beragam
Tim-tim menunjukkan respons beragam atas diberlakukannya aturan pit stop baru. Sudah bisa dipastikan bahwa bos Red Bull, Christian Horner, menentang hal itu.
“F1 tentang inovasi dan kompetisi. Melihat pit stop di bawah dua detik adalah prestasi luar biasa dan kita harus mendorongnya, bukan malah mencoba mengendalikannya. Jika tidak, di mana itu akan berhenti?” katanya.
Konsultan Red Bull, Helmut Marko, mengutarakan kecurigaan terhadap musuh mereka, Mercedes, sebagai dalang di balik perubahan regulasi.
“Mercedes gugup dan mencoba memperlambat kami. Pertama, kami punya (problem) dengan sayap belakang. Sekarang, mereka melabeli perangkat pit stop kami ilegal. Tapi, itu semua omong kosong,” katanya.
Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, membantah kalau mereka minta agar Red Bull diinvestigasi terkait kecepatan pit stop mereka.
“Kami bertanya kepada FIA tentang mekanisme keselamatan, berhubungan dengan sistem yang kami gunakan dan apakah itu bisa dioptimalkan. Itu terjadi, saya mengatakan tiga atau empat pekan lalu. Itu hanya pertanyaan seputar teknologi,” ia menjelaskan.
“Apakah itu memicu hal lain? Mungkin saja. Saya tak tahu. Tapi ini pertanyaan yang kami tanyakan.”
Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, saat pit stop
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments