Podcast: Menguji Konsistensi Ferrari
Scuderia Ferrari menguasai tiga balapan awal Kejuaraan Dunia Formula 1 2022. Namun, seberapa konsisten mereka musim ini?
Tidak banyak yang memperkirakan Ferrari mampu mendominasi tiga putaran awal F1 musim ini. Dari kemungkinan enam finis podium, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr mampu merebut lima di antaranya.
Leclerc sudah memenangi dua Grand Prix (Bahrain dan Australia). Pembalap asal Monako itu juga mampu merebut seluruh pole position dan fastest race lap alias lap tercepat balapan.
Hasil dari kemungkinan enam finis podium, hasil terburuk Ferrari sejauh ini hanyalah gagal finis yang dialami Sainz di GP Australia.
Dari tiga balapan, Leclerc sejauh ini selalu finis di podium, termasuk dua kemenangan. Sedangkan Sainz finis P2 di Bahrain dan P3 di Arab Saudi.
Salah satu keunggulan Ferrari musim ini adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan regulasi baru dalam mendesain mobil.
Para teknisi Maranello, Italia – markas Ferrari – mampu membuat sasis F1-75 sebagai mobil yang balans mulai dari performa sampai daya tahan (reliability). Ferrari F1-75 juga memiliki bobot yang lebih ringan dibanding mobil tim-tim lain seperti Mercedes dan Red Bull Racing.
Fokus pada pengembangan mobil juga menjadi salah satu kunci sukses Ferrari. Setelah hancur pada musim 2020, Ferrari memilih lebih berkonsentrasi tidak mengembangkan mobil untuk 2021 tetapi 2022.
Kualitas pembalap juga sangat mendukung pengembangan yang dilakukan Ferrari untuk F1-75. Leclerc tipe pembalap pintar dan taktis. Berbeda dengan juara dunia Max Verstappen (Red Bull Racing) yang cenderung agresif.
Kehebatan Leclerc juga didukung Carlos Sainz, yang meskipun Ferrari belum menentukan team orders tetapi sudah terkesan menjadi pembalap kedua. Kemampuan Sainz bakal sangat diperlukan Ferrari jika nantinya menetapkan Leclerc sebagai prioritas juara.
Kesulitan yang dialami Mercedes dan Red Bull Racing juga ikut berperan dalam sukses Ferrari sejauh awal musim ini. Sasis Mercedes F1 W13 memang memiliki daya tahan bagus tetapi untuk performa masih jauh di bawah Ferrari F1-75.
Lewis Hamilton, Mercedes W13, Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, bersaing di F1 GP Australia 2022.
Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images
Hal sebaliknya dialami Red Bull Racing. Red Bull RB18 mampu cepat tetapi daya tahan power unit (PU) Red Bull RBPTH001 terbilang rapuh.
Verstappen dan Sergio Perez sama-sama gagal finis di Bahrain akibat kerusakan mekanis. Hal yang sama kembali dialami Verstappen di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia.
Mercedes diyakini masih mampu bangkit seperti pertengahan musim lalu. Untuk Red Bull agak diragukan mengingat Honda sebagai pemasok mesin sebelumnya, kini hanya menjadi konsultan di Red Bull Powertrains (RBPT).
Akhir pekan ini (22-24/4/2022), F1 2022 akan melombakan balapan keempat, GP Emilia Romagna, di Sirkuit Imola. Ini menjadi balapan kandang bagi Ferrari. Menarik dilihat bakal seperti apa Tim Kuda Jingkrak di Imola.
Yang pasti, publik menantikan sejauh mana Ferrari mampu konsisten karena masih ada 20 balapan ke depan, termasuk Imola.
Seperti apa persaingan Formula 1 pada musim 2022 ini bisa disimak dalam episode terbaru podcast Motorsport.com Indonesia melalui player di bawah ini atau lewat Sportify dan Apple Podcast.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.