Pourchaire: Meski Juara F2, Saya Tak Mungkin Jadi Pembalap F1 2023
Theo Pourchaire, pembalap junior Sauber, mengatakan bahwa menjuarai F2 bukan jaminan dia bisa mendapatkan tempat di F1 2023.
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Masih berusia 19 tahun, tapi nama Pourchaire sudah dikaitkan dengan kursi Alfa Romeo yang kosong tahun lalu. Hal itu muncul setelah debut Pourchaire yang luar biasa di F2 sebagai anak didik pribadi bos tim Frederic Vasseur.
Namun, Vasseur merasa terlalu dini untuk mempromosikan Pourchaire ke F1 dan memilih junior yang jauh lebih berpengalaman, Zhou Guanyu.
Performa Zhou yang secara konsisten meningkat berperan dalam perpanjangan kontrak pembalap Cina ini dengan tim. Sebaliknya dengan Pourchaire, dia malah belum bisa tampil konsisten.
Pourchaire yang merupakan pembalap ART Grand Prix ini dikalahkan dalam perebutan gelar juara F2 tahun ini oleh Felipe Drugovich yang merupakan reserver driver Aston Martin.
Mengenai posisi kedua yang saat ini dia tempati dalam klasemen sementara F2 menuju seri akhir di Abu Dhabi, Pourchaire mengatakan dia tidak akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kursi F1 2023 bahkan jika dia menjuarai F2.
"Banyak hal yang akan berperan dalam hal itu, tapi itulah olahraga dan saya sudah berdamai dengan itu," kata pembalap Prancis itu menanggapi pertanyaan dari Autosport.
"Saya sadar bahwa saya masih muda dan saya siap bekerja dengan mempertimbangkan peluang saya di tahun 2024. Impian saya adalah menjadi pembalap F1 dan juara dunia F1."
"Saya tidak benar-benar melihat diri saya untuk menjadi pembalap GT atau Formula E, mungkin jika saya tidak bisa mencapai F1," katanya.
Pourchaire juga melihat beragam prospek lainnya. Apalagi dia sempat menguji mobil Formula E generasi ketiga beberapa waktu lalu.
Pourchaire akan segera melakukan perjalanan ke Jepang untuk tes Super Formula pada Desember bersama Liam Lawson.
Tapi, dia masih tetap menjadikan F2 sebagai balapan yang mencuri perhatiannya.
"Itulah yang kami bicarakan di akademi Sauber beberapa hari lalu dan saya masih berpikir F2 adalah balapan terbaik setelah F1. Balapan diadakan pada akhir pekan yang sama dan semua tim F1 mengikuti acara tersebut," kata pembalap kelahiran 20 Agustus 2003 ini.
"Saya pikir saya bisa memenangkan kejuaraan jika diberi kesempatan lagi. Saya punya pilihan yang bagus, jadi mengapa tidak melakukan musim ketiga di F2," katanya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments