Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Presiden FIA Curhat Hadapi Dua Masalah Besar

Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem mengungkapkan dua tantangan besar yang dihadapinya setelah mengambil alih pekerjaan itu tahun lalu. Ia dihadapkan dengan kasus pengadilan dan ‘lubang hitam’ keuangan senilai 20 juta dolar AS (sekira Rp312 miliar).

Mohammed bin Sulayem, President, FIA

Mohammed bin Sulayem, President, FIA

Alexander Trienitz

Ben Sulayem menjadi penerus Jean Todt dan tiba di organisasi pada hari-hari setelah kontroversi F1 GP Abu Dhabi 2021.

Setelah terpilih, jalan berbatu harus dilalui pria asal Dubai itu selama hampir satu tahun. Tak ada periode bulan madu.

Ia langsung berurusan dengan kasus pengadilan di Amerika Serikat mengenai potensi pelanggaran paten halo oleh FIA. Langkah hukum diajukan oleh penemunya, Jens H. S. Nygaard.

Pada akhirnya, masalah ini diselesaikan, tetapi masih menyita banyak fokus Ben Sulayem pekan selanjutnya.

"Bayangkan diri Anda terpilih sebagai presiden setelah bertahun-tahun berusaha, semua orang mengadakan pesta pada malam tanggal 17 (Desember), kemudian Anda pergi ke kantor pada 18 dan jam 10 pagi, hal pertama yang Anda temui adalah orang-orang hukum Anda. Mereka mengatakan bahwa Anda memiliki kasus pengadilan yang besar dengan halo," katanya.

"Kami tidak bisa berbicara banyak tentang hal itu, tetapi perasaan yang saya miliki tidak baik. Namun, Anda terus maju, itu sangat besar tapi saya sangat senang bahwa sebulan yang lalu itu sudah dibereskan.

"Itu adalah beban besar di pundak saya, karena sebagai presiden, itu akan mempengaruhi kami secara legal dan finansial. Sekarang sudah berlalu, dan paten halo diberikan ke FIA, jadi itu bagus."

Masalah belum selesai di situ. Ben Sulayem menemukan defisit kas selama beberapa bulan terakhir.

"Ada masalah keuangan yang tidak kami ketahui," ia mengakui. "Kami mengalami defisit, bahkan sebelum pandemi Covid-19, tetapi saya senang telah menyelesaikannya."

Baca Juga:

Defisit keuangan adalah salah satu alasan merekrut mantan eksekutif Volvo, Nissan dan DaimlerChrysler, Natalie Robyn, untuk menjadi CEO pertama FIA.

"Kami tidak pernah memiliki CEO selama 118 tahun. Jika kita ingin menghadapi tantangan yang sedang terjadi, saya tidak bisa pergi dan melakukan pengelolaan hingga level mikro,” pria 61 tahun melanjutkan.

"Ketika Anda pergi ke CEO, Anda berbicara tentang kebijakan, Anda berbicara tentang mengelola struktur, Anda berbicara tentang menjalankan FIA sehari-hari, dan Anda berbicara tentang keuangan.

"Kita semua tahu dan saya akan sangat jujur dengan Anda, kami memiliki masalah dengan keuangan. Kami mengalami defisit tahun ini, lebih dari 20 juta dolar. Saya sangat senang mengetahui bahwa bahkan dengan itu, kami tidak pernah menghentikan dukungan hibah atau efisiensi FIA terhadap otoritas olahraga nasional atau klub mana pun. Dan kami masih berhemat."

Bendera raksasa FIA berkibar di grid

Bendera raksasa FIA berkibar di grid

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Ben Sulayem telah belajar banyak selama tahun pertamanya bertugas, tetapi berhenti memikirkan perkembangan.

"Sudah satu tahun belajar dan satu tahun mempelajari apa yang terjadi, tidak hanya di Formula 1, tetapi di FIA secara umum," katanya.

"Seperti yang Anda tahu, kami memiliki olahraga yang sangat unik. Ketika saya berbicara dengan rekan-rekan kami di sepak bola, saya katakan, apa yang Anda miliki sedikit lebih mudah. Anda memiliki dua sisi dalam sepak bola, Anda memiliki satu ukuran gawang, dan Anda memiliki satu bola.

"Tetapi di sini, kami hanya memiliki satu disiplin kecil yang memiliki begitu banyak konfigurasi, selalu berkembang dan selalu berubah tergantung pada banyak faktor. Maksud saya, bahkan jika Anda melihat faktor ekonomi, faktor sosial, semuanya berubah. Jadi tantangannya ada di sana.

"Saya rasa kita tidak bisa hanya membahas satu peraturan dan membiarkannya lalu mengatakan bahwa sudah selesai. Kami sudah memperbaikinya. Kami selalu terbuka terhadap saran, kami selalu belajar dari para pembalap, kami belajar dari tim, kami belajar dari diri kami sendiri. Jadi proses berkembang selalu ada.

"Ini tidak mudah. Kami memiliki beberapa masalah, tetapi tidak ada permainan menyalahkan. Saya merasa bahwa, dengan orang-orang yang tepat, kami sedang dalam proses meningkatkan olahraga ini."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Verstappen Incar Kompetisi Ini ketika Pensiun dari F1
Artikel berikutnya F1 Umumkan Enam Lokasi Sprint Race Musim Depan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia