Wolff Konfirmasi Prinsipal Tim Tak Pernah Paksa Pembalap Turun di Jeddah
Prinsipal Mercedes F1, Toto Wolff, menangkis isu bahwa para bos memaksa pembalap balapan di Grand Prix Arab Saudi usai ledakan kilang minyak Aramco, Jumat (25/3/2022).
Ledakan yang terjadi 20 km dari Jeddah Corniche Circuit tersebut membuat semua yang terlibat dalam balapan mengkhawatirkan keselamatan masing-masing. Petinggi Formula 1 berdiskusi dengan bos tim dan para pilot.
Bahkan, rapat antara pembalap baru selesai Sabtu (26/3/2022), pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Sempat terlontar untuk memboikot ajang tersebut. Namun, pada akhirnya, semua sepakat melanjutkan balapan.
Timbul spekulasi kalau para petinggi memaksa Lewis Hamilton dan kawan-kawan. Wolff mengklarifikasi, “Tidak ada tekanan dari sisi kami, pembicaraan bagus. Ketika prinsipal tim bicara kepada pembalap, apa yang kami diskusikan masuk akal dan tidak ada tekanan sama sekali tapi mungkin ditanggapi berbeda.
“Pada akhir pertunjukan itu sungguh luar biasa dan apa yang kami berikan sebagai olahraga, sangat hebat. Itu yang seharusnya dilakukan olahraga.
“Jika kami balapan di sini dan ada anggota tim yang memutuskan tak mau berkompetisi, maka mereka bebas melakukannya. Saya kira para pembalap sudah sepakat pada diskusi pertama, tapi saat bicara kepada kami dan ofisial, kami dapat meyakinkan mereka bahwa lebih baik balapan.”
Satu hal yang membuat mereka yakin adalah historis serangan di mana pemberontak membidik infrastruktur dan bukannya warga sipil.
“Untuk anggota tim, tidak ada satu pun yang cemas. Lagipula, serangan ini tujuan utamanya adalah infrastruktur,” ucap Wolff.
“Sejauh yang saya ingat, tidak ada serangan ke Arab Saudi yang mengakhiri kehidupan warga sipil untuk waktu lama. Jadi kami harus mengerti bahwa secara budaya ini sangat berebda daripada yang kami lihat di kultur barat.
“Apakah bisa diterima balapan 10 mil dari lokasi ledakan roket drone? Tentu tidak. Tapi di sini, dalam kultur mereka, hal-hal seperti ini terjadi.”
Pria Austria itu memandang positif perkembangan di Arab Saudi. Di sisi lain, ia menilai negara yang disorot karena pelanggaran Hak Asasi Manusia itu tak perlu berkiblat ke Barat.
“Sejujurnya, saya sudah menyaksikan perubahan dalam lima tahun berada di sini. Saya ulangi apa yang saya katakan sebelumnya. Kami di sana, di mana kami, tapi masih ada banyak hal dilakukan. Banyak,” katanya.
“Anda harus memberi kesempatan orang-orang untuk lebih baik. Apakah Arab Saudo dan beberapa negara di Timur Tengah berbagi nilai yang sama dan budaya seperti kami di Eropa? Tidak. Apakah mereka berada di tempat yang kami inginkan? Tidak,” ia mengungkapkan.
“Apakah bisa, dengan datang ke sini, mencuri atensi pada tempat ini, dengan balapan Formula 1 di sini, dengan membuat isu ini kelihatan dan sehingga membuat tempat ini jadi lebih baik? Saya masih meyakini itu.”
Siluet pesawat dalam api di Jeddah dekat dengan sirkuit
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.