Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Racing Point Klaim Punya Model Serupa dengan McLaren

CEO Racing Point, Otmar Szafnauer, kesal dengan tudingan timnya bahwa hanya bisa menjiplak model Mercedes. Tanpa ragu, ia mengklaim timnya tidak berbeda dengan McLaren yang cenderung mandiri di beberapa sektor.

Otmar Szafnauer, Prinsipal tim and CEO, Racing Point

LAT Images

Tuduhan muncul seiring dengan adanya ikatan kemitraan antara beberapa tim Formula 1. Misalnya, Red Bull dan AlphaTauri sejak 2006, Ferrari yang membangun pusat untuk Haas di Maranello, lalu RP02 yang membuktikan adanya hubungan antara Mercedes dan Racing Point.

Kendati demikian, tidak sepenuhnya tim milik ayah pembalap Lance Stroll, Lawrence, bergantung 100 persen kepada pabrikan Jerman itu.

Pria 56 tahun tersebut menggarisbawahi bahwa saat ini ada 400 staf yang bertugas mendesain dan mengembangkan berbagai hal sendiri. Mereka pun menggunakan kanal angin Toyota. 

“Saya tidak melihat tim ini sangat ekstrim di satu sisi. Meski kami tak punya kapasitas untuk beberapa hal lain, kami juga punya skill di area desain dan pengembangan. Kami berada di peringkat keempat (konstruktor) dua kali, seharusnya itu tiga kali,” Szafnauer menjelaskan.

Mulai musim depan, mereka akan berganti kulit jadi Aston Martin. Ia optimistis pengembangan tim akan jauh lebih baik dengan dukungan finansial kuat.

“Dan sekarang, dengan kemungkinan finansial dan perkembangan, kami seharusnya dapat mengimbangi semua yang ada di papan tengah dan mungkin bekerja dengan cara kami ke depannya. Saya pikir model kami tidak berbeda jauh dari McLaren,” ucap Szafnauer.

Komentar tersebut menjawab tudingan bos Renault, Cyril Abiteboul, yang meluncurkan Alpine untuk musim 2021. Di antara ketiga tim yang membidik peringkat ketiga klasemen konstruktor, ia menyebut Renault perancang sejati.

Baca Juga:

“Renault sebagai pabrikan yang memproduksi setiap bagian mesin hingga casis. Setiap mur, setiap baut didesain dan diproduksi tim kami. Kami desainer sejati. Dan kemudian, Anda melihat hal ekstrim lain yang kami lihat musim ini…,” ia menyindir Racing Point dan tiruan Mercedes.

“Bukan rahasia kalau Racing Point punya model yang dibeli sebanyak mungkin dari Mercedes. McLaren berada di tengah dan melakukan pekerjaan hebat di area yang jadi tanggung jawab mereka, juga casis. Sampai batas tertentu, itu hal bagus. Itu menunjukkan bahwa kami dapat memiliki persaingan menarik dengan model berbeda.”

Sementara itu, McLaren melihat pentingnya pengembangan segala hal sendiri. Mereka ingin fokus kepada diri sendiri alih-alih memikirkan tim lain.

“Kami yakin bahwa dalam kejuaraan konstruktor, Anda harus mendesain, membangun dan merakit mobil balap Anda sendiri. Itu yang dilakukan pria dan wanita di McLaren,” Managing Director McLaren, Zak Brown, mengungkapkan.

Sambil melanjutkan pekerjaan, Brown terus memantau situasi terbaru. Ia bersikap netral dengan adanya aliansi tim-tim, tapi memilih untuk independen.

“Jelas ada keunggulan kompetitif untuk tim yang membagi informasi atau bagian-bagian, secara finansial, atletik dan politik. Hal yang sama berlaku bagi tim-tim penerima, yang bisa mengambil jalan pintas dan mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain,” ia menandaskan.

“Seperti itu (mandiri) bagaimana McLaren ingin balapan dan bagaimana kami akan terus membalap. Tapi, ini Formula 1. Itu sulit dan Anda harus mencoba mengalahkan Anda dalam hal regulasi.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull Tak Pernah Lirik Dua Pembalap Ini
Artikel berikutnya Mick Schumacher Fokus Kuatkan Otot Leher

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia