Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Raikkonen Desak Alfa Romeo Lanjutkan Pengembangan Mobil

Kimi Raikkonen kesal Alfa Romeo makin terpuruk seiring berjalannya waktu. Pembalap veteran F1 tersebut mendesak timnya melanjutkan pengembangan.

Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing C41, spins after contact with Sergio Perez, Red Bull Racing RB16B

Mark Sutton / Motorsport Images

Pilot Finlandia itu start dari grid ke-13 di Silverstone, Minggu (18/7/2021). Ia sempat menjangkau posisi terakhir zona poin tapi gagal setelah kontak dengan pembalap Red Bull Racing, Sergio Perez, dan terpelintir.

Raikkonen masuk garis finis di urutan ke-15 sehingga meluapkan kekecewaannya lewat radio tim. Kegagalan demi kegagalan tentu saja sulit diterima juara dunia Formula 1 2007, yang dulu selalu bertarung di papan atas.

Musim ini, pembalap tertua di grid F1 itu baru memetik satu poin dari Grand Prix Azerbaijan. Nilai yang sama didapat rekan setimnya Antonio Giovinazzi dari GP Monako.

Wajar kalau Raikkonen kecewa karena Alfa Romeo memutuskan menghentikan pengembangan C41 kecuali membuat sayap belakang agar lolos tes defleksi. Padahal, kinerja mereka kurang kompetitif.

“Mungkin, atau mungkin kami harus membuat mobil kencang, sesederhana itu. Mustahil bisa bertarung lawan mereka. Miripkan ini, miripkan itu dan mencoba bertarung dengan mobil lain. Ayolah, kami harus bangun dan melakukan sesuatu,” tuturnya.

Mobil yang lamban membuat The Ice Man hanya bisa bertahan alih-alih menyerang. Pada akhirnya, ia lebih banyak melihat spion karena khawatir disalip lawan dan tak berpikir untuk mendahului lawan.

“Kami menduga itu tak akan jadi balapan yang mudah bagi kami di sini. Itu yang pada akhirnya terjadi,” katanya kepada Motorsport.com.

“Setelah start kondisi kami baik-baik saja, tapi semakin lama, saya lebih sering melihat ke spion daripada ke depan. Kami mencoba bertarung, tapi itu tak cukup di sini. Mungkin di trek lain, kami bisa lebih baik, tapi Anda tahu, apa yang bisa Anda lakukan?”

Baca Juga:

Head of track engineering Alfa Romeo, Xevi Pujolar, membenarkan bahwa mobil mereka kurang cepat untuk dapat mencuri poin. Jadi mereka mengharapkan ada insiden di grup depan, sehingga bisa maju.

“Kami tahu bahwa kami akan bertarung mendekati poin. Kemudian, jika sesuatu terjadi di depan, kami bisa mendekat. Tapi kami kalah sedikit lagi,” tuturnya.

“Kami mencoba balapan dengan sisi agresif dengan Kimi, masuk box terlalu cepat, tapi kami perlu sedikit pace lagi agar mendekati poin di pertengahan balapan.”

Insiden dengan Perez telah mengacaukan rencana Raikkonen. Ia lantas mengakui kehebatan mobil Red Bull karena upayanya menahan pembalap Meksiko itu lebih lama gagal.

“Saya memikirkan kami beberapa kali berduel dalam balapan itu dan tentu saja mereka jauh lebih kencang. Tapi, saya bisa menjaganya di belakang untuk waktu yang lama,” katanya.

“Kami berjalan bersisian di dua tikungan, kemudian saya berada di luar tikungan sebelumnya dan di dalam pada tikungan berikutnya. Saya tidak tahu, mungkin dia tidak melihat saya, tapi saya berakhir melintir.

“Saya baik-baik saja di sana dan kemudian, dia tiba-tiba belok ke dalam dan kemudian saya melaju. Saya memilih untuk memperebutkan posisi. Menyelesaikan peringkat ke-11 atau 12 tidak membantu kami.”

Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing

Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Horner Minta Steward Dijauhkan dari Intervensi Pihak Luar
Artikel berikutnya Wolff Kirim Kode tentang Masa Depan Russell dan Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia