RB Menyesal Tak Terapkan Strategi Berbeda untuk Dua Pembalapnya
CEO RB, Peter Bayer, mengakui bahwa penerapan strategi berbeda di F1 GP Bahrain dapat mencegah kekacauan team order yang melibatkan Yuki Tsunoda dan Daniel Ricciardo.
Tim asal Faenza, Italia, ini memasuki balapan dengan mengetahui bahwa Ricciardo mungkin akan menggunakan satu set ban lunak baru yang lebih baik di tahap akhir. Mungkin ada skenario, di mana ia berada di belakang Tsunoda dengan ban keras.
Itulah yang terjadi. Pembalap Jepang mengungkapkan ketidaksenangannya ketika diminta untuk pindah dan memberikan kesempatan kepada Ricciardo menyalip Kevin Magnussen. Pada akhirnya, pilot Australia tidak dapat membuat kemajuan lebih jauh.
Bayer mengatakan bahwa tim merasa bahwa mereka telah mengendus peluang untuk mendapatkan poin setelah tabrakan di lap pertama antara Nico Hulkenberg dan Lance Stroll yang membahayakan Hulkenberg, dan seharusnya dapat mengatasi situasi ini dengan lebih efektif.
"Kami tahu bahwa, dalam hal kecepatan, jika Anda melihat lima tim teratas, jika mereka memberikannya, bagi siapa pun, itu akan sangat, sangat sulit," kata Bayer kepada Motorsport.com.
Yuki Tsunoda, RB F1 Team VCARB 01
Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images
"Bagi kami, ada jendela yang terbuka dengan Stroll dan Hulkenberg. Ini artinya, sejak saat itu, jika kami bisa mengeksekusi dengan baik, mungkin ada peluang untuk setidaknya mencapai P10.
"Saya pikir kami seharusnya fokus pada Stroll, dan menutupi Stroll di lap ke-29. Dia melakukan 28 lap, kami seharusnya melingkupinya di 29 lap.
"Hal itu akan menghindari pertarungan dengan Magnussen, dan menghindari kekacauan di antara para pembalap. Namun, selalu lebih mudah setelahnya.
"Mengenai team order, ya, kami sudah mendiskusikannya. Kami memberi tahu Yuki dan berkata, 'Dengar, kamu harus menyalip Magnussen, dan jika tidak, kita harus bertukar posisi.
"Ia memiliki dua lap dan tidak berhasil. Jadi kami bilang ayo kita tukar posisi. Kami mendiskusikannya dengan dia."
Bayer mengatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan keengganan Tsunoda untuk berganti posisi.
"Itu normal," ia menegaskan. "Kami tahu dia adalah pembalap yang emosional, dia adalah pembalap yang cepat.
"Itu mungkin tidak mudah, karena mereka berada di zona tersebut, dan mereka merasa bisa melakukannya. Tapi kami melihat dari data bahwa mereka tidak akan melakukannya, jadi kami harus membuat keputusan itu."
Setelah melakukan uji coba di Bahrain, RB sempat digadang-gadang sebagai penantang 10 besar, namun hal tersebut tidak terwujud di akhir pekan, meskipun Tsunoda berhasil meraih posisi ke-11 yang cukup menggembirakan.
Laurent Mekies, Team Principal, RB F1 Team, Peter Bayer, CEO RB F1 Team
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Bayer mengatakan bahwa, dengan tidak adanya peningkatan besar di balapan mendatang, fokusnya adalah mengasah mobil apa adanya.
"Untuk saat ini, kami benar-benar fokus untuk menyempurnakan keseimbangan mobil," ucapnya. "Sangat menarik, Yuki tampaknya cukup senang dengan keseimbangannya.
"Daniel masih ingin sedikit lebih ke depan, yang sebenarnya sudah berhasil kami temukan sekarang. Di sesi terakhir, kami berhasil menemukan set-up yang tepat untuknya.
"Dan sekali lagi kami belajar banyak pada akhir pekan ini, dan kami akan membawa pertarungan ini kepada para pembalap di Jeddah.
"Ini sangat, sangat dekat. Hanya sepersepuluh detik, dan seperti yang kita lihat di kualifikasi, seperseribu detik. Saya kira jika kita melupakan Max (Verstappen), ini akan menjadi tahun yang sangat menarik!"
Watch: F1 2024 Bahrain GP Review – Red Bull is "In a Different Galaxy"
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.