Red Bull Berevolusi untuk Kurangi Ketergantungan pada Newey
Prinsipal Red Bull, Christian Horner, merasa bahwa kepemimpinan teknis skuatnya telah berevolusi dan berangsur mengurangi ketergantungan pada Adrian Newey.
Salah satu keputusan Horner yang paling menginspirasi sejak mendirikan Red Bull pada 2005 adalah merekrut desainer legendaris Adrian Newey dari McLaren. Saat ini, pria 65 tahun itu masih memiliki pengaruh besar dalam skuad, meskipun tidak terlibat dalam proses desain sehari-hari.
Namun, Horner merasa bahwa di bawah direktur teknik, Pierre Wache, tim memiliki kekuatan yang cukup untuk menentukan arahnya sendiri seandainya Newey memutuskan untuk keluar.
"Adrian adalah bagian besar dari tim ini dan bagian besar dari apa yang telah kami raih," kata Horner dalam sebuah obrolan eksklusif dengan Motorsport.com. "Tapi tentu saja, perannya telah berkembang selama beberapa tahun terakhir dan tim teknis di bawahnya yang dipimpin oleh Pierre Wache. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa sehingga mereka tidak bergantung pada Adrian.
"Dia memiliki kemampuan untuk masuk, keluar dan mengerjakan proyek-proyek lain dan saya pikir itu adalah bagian dari evolusi tim mana pun."
Horner menyamakan proses untuk tidak bergantung pada kejeniusan Newey dengan masa-masa kejayaan raksasa sepak bola, Manchester United, setelah ditinggal oleh pemain bintangnya yang berpengaruh, Eric Cantona.
"Saya selalu menjadi penggemar berat Manchester United, bukan sebagai penggemar Man United, melainkan Alex Ferguson. Mereka memiliki (Eric) Cantona dan kemudian mereka berkembang," jelasnya.
"Red Bull adalah tim yang, kami lebih kuat karena memiliki Adrian bersama kami, tetapi tentu saja anggota tim lainnya juga berkembang."
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Sergio Perez, Christian Horner, Max Verstappen di pabrik Red Bull, Milton Keynes
Horner menyatakan meski telah menerima beberapa tawaran selama bertahun-tahun untuk berpindah tim, Newey selalu memutuskan untuk tetap di Red Bull.
"Selalu sangat menyenangkan ketika Anda menerima tawaran atau ketertarikan dari tim lain, tetapi hati saya ada di sini," ujarnya. "Saya telah membangun tim ini, saya telah bergabung sejak awal, saya merasakan tanggung jawab kepada orang-orang dan pemegang saham dan semua mitra yang kami miliki."
Ketika ditanya apakah ia pernah bermimpi untuk menjadi salah satu pemangku kepentingan di timnya, ia menjawab, "Tidak, karena Red Bull selalu memiliki 100 persen dari tim dan tim selalu mendapatkan dukungan yang luar biasa dari para pemegang saham.
"Saya selalu memperlakukan tim dengan tanggung jawab seolah itu adalah uang saya sendiri untuk memastikan bahwa kami membelanjakannya dengan bijak dan bertanggung jawab."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.