Red Bull Harus Sempurna untuk Kalahkan Mercedes
Red Bull Racing telah belajar dari hasil Grand Prix Bahrain bila memiliki mobil cepat saja tidak cukup untuk mengalahkan Mercedes.
Max Verstappen mampu cepat sepanjang akhir pekan GP Bahrain, akhir bulan lalu, di atas Red Bull RB16B. Namun saat lomba, ia harus mengakui kepiawaian juara dunia tujuh kali dari Tim Mercedes-AMG Petronas F1, Lewis Hamilton.
Tidak ada yang memungkiri bila Red Bull memiliki paket sangat kuat di grid F1 saat ini dalam diri Verstappen dan sasis RB16B. “Namun, tidak seperti Mercedes, kami tidak menerapkan strategi level tertinggi,” ucap Helmut Marko, penasihat Red Bull Racing.
Pria asal Austria, 77 tahun, itu menjelaskan, Red Bull membuat ‘kesalahan kecil’ saat balap dengan mempertahankan Verstappen lama di trek dengan ban medium sementara Hamilton sudah memakai ban keras.
Alhasil, Red Bull kemudian hanya sekali mengganti ban Verstappen dengan ban keras karena memilih strategi dua pit stop. Sedangkan Hamilton – juara dunia 2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020 – dua kali memakai ban keras.
“Fakta bahwa Verstappen memiliki selisih waktu cukup besar di awal lomba ternyata tidak banyak membantu,” tutur Marko.
Kendati begitu, Marko mengakui Red Bull sudah mengupayakan untuk mencapai level seperti ini sejak tahun lalu. Karena itu, hasil finis kedua Verstappen di GP Bahrain terasa seperti kalah besar jika mengacu betapa kompetitifnya RB16B.
Dalam wawancara dengan sebuah media Austria, Marko juga menyebut Red Bull memiliki beberapa problem dengan mesin. Marko tidak menyebut spesifik siapa pembalap yang mengalaminya. Meskipun, ia mengaku respons RB16B masih kurang dalam cuaca lebih dingin.
Aksi overtaking Max Verstappen terhadap Lewis Hamilton hingga melebar di lap-lap akhir, dinilai Marko sebagai ketidakberuntungan. Meskipun begitu, Marko menyebut Red Bull kini memiliki mobil yang mampu bersaing untuk merebut gelar juara dunia.
“Kami harus belajar dari kesalahan. Untuk mengalahkan Mercedes, Red Bull harus mampu tampil sempurna,” ujar Marko tentang tim yang mengoleksi gelar konstruktor dan pembalap dalam tujuh tahun terakhir itu (sejak 2014).
“Kini, mereka memiliki dua pekan waktu untuk memperbaiki kelemahan mobilnya demi menghadapi lomba di Imola (GP Emilia Romagna, 18 April). Kami sudah pernah tahu seperti apa kemampuan mereka di sana.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.