Red Bull: Kemerosotan Bukan Akhir Era Mercedes
Penasihat motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, yakin Mercedes bisa cepat bangkit dari keterpurukan untuk kembali ikut dalam perebutan gelar juara.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Red Bull dan Ferrari menjelma sebagai penantang kuat dengan penampilan solid dalam dua balapan awal di Grand Prix Bahrain serta Arab Saudi. Tetapi sebaliknya, Mercedes justru berjuang keras mengatasi masalah porpoising.
Kendati bertengger di peringkat kedua klasemen konstruktor sementara, cukup banyak yang mulai mencoret The Silver Arrows keluar dari pertarungan. Namun, tak demikian halnya Marko yang masih menganggap Mercedes rival berat.
Berbicara secara eksklusif saudara Motorsport.com, Formel1.de, Marko membantah bahwa raihan buruk Mercedes adalah akhir sebuah era di F1. Skuad yang dikomandoi Toto Wolff diyakini mampu menunjukkan kebangkitan.
“Anda harus membedakan antara keduanya. Era setelah 2013 ditentukan regulasi mesin baru, dan Mercedes memiliki dominasi luar biasa di bidang ini,” ucapnya.
“Mereka unggul dua detik di depan semua orang, tetapi secara logis tidak memperlihatkannya. Sekarang dengan perubahan sasis, dan dari segi mesin, perbedaannya tidak terlalu besar. Mercedes tidak lagi dapat memutar kenop dan segera naik panggung pesta.
“Namun, tim ini diposisikan secara luas dan juga memiliki staf yang benar-benar top di area sasis.
“Saya sepenuhnya yakin mereka akan kembali jika mereka mengendalikan porpoising. Lewis Hamilton sembilan poin di belakang (Max) Verstappen, jadi itu juga bukan apa-apa.
“Saya tidak berpikir ini adalah akhir (dari sebuah era), tapi mungkin ini pertarungan di level yang sama.”
George Russell, Mercedes W13, Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, Esteban Ocon, Alpine A522
Photo by: Carl Bingham / Motorsport Images
Selain dihadapkan problem porpoising, power unit Mercedes juga tampaknya tidak lagi merupakan unggulan di Formula 1 musim ini.
Marko pun menganggap bahwa perubahan peta persaingan ini bisa menjadi hasil dari perpindahan ke bahan bakar yang lebih berkelanjutan pada 2022.
“Saya tidak tahu persis mengapa Mercedes tertinggal,” ucapnya.
“Pasti ada hubungannya dengan peningkatan bahan bakar sintetis, yang naik dari lima menjadi 10 persen.”
Didesak lebih jauh soal Mercedes yang mengungkapkan keyakinannya tentang perubahan bahan bakar, Marko menjawab: “Yah, itu tidak mudah bagi kami, dan tidak semuanya sama. Tapi tentu saja, kami tidak memiliki pengetahuan rinci tentang Mercedes.
“Namun, logika menunjukkan penjelasan yang berhubungan dengan bahan bakar.
“Dan tentu saja, ketika Anda mengalami pertumpahan darah seperti itu, pertama-tama Andy Cowell (hengkang), dan kemudian 50 orang baik yang pergi, dampaknya sebenarnya akan cukup normal.”
Apakah sebanyak 50 orang yang meninggalkan Mercedes sekarang bersama Red Bull, Marko berkata: “Seperti itulah, ya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments