Red Bull Lihat Ferrari sebagai Ancaman Besar di F1 2022
Red Bull Racing memberi bobot lebih berat kepada Ferrari dalam daftar musuh paling mengancam dalam F1 2022.
Sulit memprediksi kekuatan tim Formula 1, terutama yang masuk kategori papan atas, seiring dengan diberlakukannya regulasi teknik terbaru.
Mereka mungkin hanya mengetahui sangat sedikit atau tidak sama sekali seputar pengembangan mobil lawan. Kendaraan tahun terpaksa jadi acuan walaupun ke depannya bakal ada perbedaan besar.
Meski begitu, direktur olahraga Red Bull, Jonathan Wheatley, sudah mengkalkulasi kondisi lawan. Menurutnya, Ferrari bisa sangat merepotkan musim ini.
“Sangat sulit membuat prediksi pada titik ini karena Anda hanya punya referensi berdasarkan mobil musim lalu,” ujarnya dalam kanal Youtube Jack Threlfall.
“Anda dapat mengambil sedikit informasi dari tim lain, tapi Anda tidak tahu apakah mereka mengatakan yang sebenarnya atau hanya mencoba menjatuhkan Anda.
“Power unit Ferrari tampak sangat tangguh akhir musim. Mereka jelas menjadi tim tercepat ketiga dan mereka punya line-up yang terdiri dari pembalap hebat. Tampaknya, mereka sudah bekerja dengan sangat baik. Saya pikir Ferrari akan jadi ancaman terbesar tahun ini.”
Kombinasi Charles Leclerc-Carlos Sainz dan pemutakhiran SF21, terutama dari sisi mesin, membuat Ferrari bisa bertarung lagi di bagian depan klasemen konstruktor. Setelah menduduki peringkat keenam pada F1 2020, mereka melompat tiga tangga musim lalu.
Kendati melihat potensi ancaman dari kubu Kuda Jingkrak, Wheatley tidak gentar justru makin terpacu untuk bersaing. Setelah merengkuh mahkota juara pembalap atas nama Max Verstappen, skuad yang bermarkas di Milton Keynes ingin mengawinkan gelar musim depan.
“Pandangan saya tentang kejuaraan sempurna adalah kami menang, tentu saja, tapi saya ingin mengalami duel yang bersih dari balapan pertama sampai akhir,” tuturnya.
“Saya ingin bertarung setiap akhir pekan (balapan). Saya ingin menonton enam atau delapan pembalap yang bisa memenangi balapan dan pada akhirnya, semua tergantung pada siapa yang terbaik dalam kejuaraan yang terdiri dari 23 balapan.
“Jangan salah paham, akan menyenangkan kalau bisa mendominasi dan memenangi 23 balapan! Tapi, kejuaraan ideal saya adalah ketika Anda kelelahan pada akhir musim, tapi Anda sudah mencapai sesuatu yang luar biasa.”
Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21, Charles Leclerc, Ferrari SF21
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Keputusan FIA
Investigasi terkait situasi di lap terakhir GP Abu Dhabi yang dilakukan Federasi Otomotif Internasional (FIA) masih berlangsung. Mereka akan segera mengumumkan temuannya.
Wheatley berharap apa pun yang diumumkan FIA nanti bisa jadi patokan ke depannya. Ia ingin keputusan lebih konsisten.
“Sangat penting kalau FIA melakukan penyelidikan, bekerja dengan tim-tim dan kami mengikuti hasil investigasi,” ia mengungkapkan.
Wheatley menyadari betapa berat tanggung jawab steward dan direktur balap. Di sisi lain, ia menuntut aturan hitam dan putih bukannya filosofi ‘biarkan mereka balapan’.
“Itu peran yang sangat sulit untuk direktur balap dan steward. Ini tentang konsistensi keputusan, pertama dan terutama, pada semua tingkatan,” katanya.
“Mereka selalu memberikan hukuman yang akan dijatuhkan dengan tepat. Tidak ada ruang gerak. Saya kira aspek-aspek olahraga ini harus diputuskan pada level tertinggi. Dewan Olahraga Motor Dunia (WMSC) harus mengatakan, ‘Ini adalah prinsip-prinsip yang kami gunakan untuk balapan.
“Kemudian, terserah FIA dan tim untuk bekerja sama memastikan seperangkat aturan olahraga yang konsisten.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.