Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Red Bull Mengancam Keluar dari F1 jika Tak Ada Perubahan Situasi

Konsultan motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, mengancam timnya bisa keluar dari Formula 1 kalau protes seperti yang dilayangkan Mercedes terus terjadi.

Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Tim yang dipimpin Toto Wolff tak terima Max Verstappen menjadi juara F1 2021. Mereka pun mengajukan protes untuk dua pasal. Setelah ditolak, Mercedes bersiap naik banding.

Marko tentu saja merasa terganggu dengan langkah tim pabrikan Jerman. Tanpa basa-basi, ia menyebut Mercedes kecundang.

Menurut pria Austria itu, protes Mercedes didorong kekecewaan karena dominasi Lewis Hamilton runtuh.

“Tidak layak untuk final kejuaraan dunia kalau keputusannya ditunda seperti ini. Tapi, berbicara tentang mentalitas, saya akan mengatakan, sebuah kecundang yang tak berharga ketika permintaan dan protes seperti itu dibuat,” katanya.

“Kami menghancurkan dominasi tujuh tahun dengan seorang pembalap muda dan tim termotivasi. Sungguh menjijikkan apa yang mereka lakukan setelah balapan, protes ketika jelas bahwa itu tak mungkin berfungsi. Bagi saya, itu adalah kecundang yang sangat buruk.”

Marko mengaku sudah tak peduli dengan apa yang akan dilakukan Mercedes untuk menggagalkan gelar juara Verstappen.

Namun, di sisi lain, pria 78 tahun mengancam Red Bull bakal hengkang dari F1 jika beberapa aspek tak diubah. Ia ingin aturan dan pengambilan keputusan ditinjau ulang.

Baca Juga:

“Kami akan mempertimbangkan kembali partisipasi di Formula 1 jika ini tak punya konsekuensi berhubungan dengan kejuaraan ke depan,” ujarnya.

“Anda harus memikirkan lagi keseluruhan sistem. Harus ada koherensi, keputusan tak bisa diintepretasikan dengan satu cara atau cara lain, Anda harus menyederhanakan aturan.”

Merujuk pada proses penentuan sanksi, Marko mengungkapkan, “Premisnya harus: Mari berlari! Aturan harus dibuat sedemikian rupa sehingga keputusan bisa diambil secepatnya dan siapa pun yang bertanggung jawab harus bisa menjalankannya dalam hitungan detik. Keputusan ini tidak bisa beragam.”

Marko punya pendapat soal posisi Direktur Balap FIA F1, Michael Masi, yang terpojok akibat keputusan kontroversial, restart pada lap 57 GP Abu Dhabi.

“Setelah banyak melakukan kesalahan dan keputusan dipertanyakan dibuat, tak ada keraguan bahwa aksi itu sangat penting. Sekarang, presiden baru akan datang, jadi saya kira dia seharusnya memulai dari sini,” tuturnya.

Pada 17 Desember mendatang akan digelar pemilihan presiden FIA, untuk menggantikan Jean Todt.

Christian Horner, Prinsipa Red Bull Racing, Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing, merayakan dengan tim di Parc Ferme

Christian Horner, Prinsipa Red Bull Racing, Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing, merayakan dengan tim di Parc Ferme

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lewis Hamilton: F1 GP Abu Dhabi Telah Dimanipulasi
Artikel berikutnya Max Verstappen Pakai Nomor #1 pada F1 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia