Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 F1 GP Abu Dhabi

Red Bull Minta F1 Pertegas Aturan Usai Kontroversi GP Abu Dhabi

Penasihat Motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, mengatakan Formula 1 butuh aturan sederhana dan memikirkan ulang bagaimana menjalankan balapan menyusul restart kontroversial di Abu Dhabi setelah Safety Car.

Red Bull memiliki beberapa kegelisahan tentang cara kerja Steward yang mudah didesak oleh tim. Ini menyusul protes yang dilayangkan oleh Mercedes terkait proses restart setelah Safety Car yang dianggap ada pelanggaran.

FIA terus dicecar dalam 48 jam terakhir tentang cara kerja Direktur Balap F1, Michael Masi, dalam memutuskan restart.

Selain itu, Masi juga membuat keputusan dengan memilih beberapa pembalap yang di overlap untuk melewati Safety Car dua lap sebelum finis. Keputusan ini bertentangan dengan salah satu aturan untuk restart, yang memicu kritik.

Mercedes mengajukan protes, tapi Steward menolak hal tesebut. Sehingga pabrikan Jerman itu sedang mempertimbangkan apakah akan membawa masalah ini ke pengadilan banding atau tidak.

Kontroversi tentang restart tak berpengaruh atas kesuksesan Max Verstappen menjadi juara dunia.

Red Bull juga menyarankan bahwa olahraga tersebut perlu bertindak atas semua yang telah terjadi sepanjang musim ini. Mereka meminta adanya perubahan pada buku peraturan dan cara para Steward membuat keputusan.

“Seluruh sistem perlu diatur kembali,” kata Marko setelah Red Bull menerima beberapa keputusan tidak menyenangkan dari FIA selama musim 2021.

“Perlu adanya konsistensi. Keputusan tidak dapat ditafsirkan sekali seperti ini dan sesekali seperti itu. Aturan harus disederhanakan. Premisnya harus: ayo balapan!”

Beberapa orang tidak menyukai kinerja Steward yang ada saat ini dan menyatakan perlu adanya perubahan dalam jajaran pembuat keputusan.

Marko percaya bahwa dengan FIA menunjuk presiden setelah pemilihan hari Jumat (17/12/2021), ada peluang bagi penerus Jean Todt untuk bergerak cepat demi memastikan F1 lebih baik di masa depan.

“Itu bukan tugas kami, tetapi setelah begitu banyak kesalahan dan keputusan yang meragukan dibuat, tentu ada kebutuhan besar untuk bertindak,” ujarnya.

“Seorang presiden baru akan datang, jadi dia harus memulai dari sini dulu. Dan para Steward pasti harus dipertanyakan.”

Ditanya apakah dia sangat tidak senang dengan bagaimana Masi menangani balapan di Abu Dhabi, Marko mengatakan, “Aturannya harus sedemikian rupa sehingga keputusan cepat dapat dibuat, dan mereka yang bertanggung jawab harus membuatnya dalam hitungan detik. Dan keputusan ini tidak bisa berubah sedemikian rupa.”

Christian Horner, Max Verstappen, Red Bull Racing

Christian Horner, Max Verstappen, Red Bull Racing

Foto oleh: Erik Junius

Prinsipal Red Bull, Christian Horner, menilai bahwa apa yang terjadi di Abu Dhabi adalah yang terbaru dari serangkaian ‘panggilan marjinal’ yang dilakukan Masi musim ini.

Ditanya oleh Motorsport.com apakah ia merasa FIA dapat belajar dari apa yang terjadi, Horner mengatakan: “Saya pikir selalu ada pelajaran yang dapat Anda pelajari sebagai sebuah tim, dan dalam kehidupan secara umum.

“Kami merasa keputusan di awal balapan (ketika Hamilton memotong tikungan) bertentangan dengan kami. Kami jelas merasa bahwa keputusan di akhir balapan sudah tepat.

“Ada panggilan marjinal. Beberapa di antaranya menjadi keuntungan bagi kami, sedangkan yang lainnya telah merugikan kami.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bernie Ecclestone: F1 Bukan Lagi Persaingan Murni
Artikel berikutnya Memori 2008, Felipe Massa Pahami Rasa Frustrasi Lewis Hamilton

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia