Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Red Bull Pernah Dibuat Pusing Pakai Tiga Pembalap

Red Bull Racing belum menentukan siapa yang akan mendampingi Max Verstappen untuk Kejuaraan Dunia Formula 1 2021. Penasihat Red Bull Racing, Helmut Marko, menjelaskan keputusan akan dibuat sebelum Natal.

Vitantonio Liuzzi, David Coulthard and Christian Klien pose with Red Bull Racing team members

Foto oleh: XPB Images

Jika Marko konsisten dengan pernyataannya, berarti waktu Red Bull Racing untuk memilih pembalap kedua tinggal kurang dari 10 hari lagi.

Selama ini, Red Bull secara terbuka mendukung Alexander Albon, rekan setim Verstappen dalam dua musim terakhir. Musim 2020 lalu, Albon mampu dua kali naik podium ketiga (Tuscan dan Bahrain) namun hanya menempati P7 klasemen akhir.

Kemampuan pembalap berdarah Thailand itu jauh di bawah Verstappen. Verstappen menempati peringkat kedua klasemen akhir. Pembalap asal Belanda itu juga unggul jauh dari hasil kualifikasi (17-0) dan posisi finis (12-4).

Di sisi lain, Sergio Perez yang akan menganggur musim depan usai memutuskan kontrak dengan Racing Point, juga sayang untuk dilewatkan Red Bull. Pembalap Meksiko itu jauh lebih matang dari sisi pengalaman karena sudah turun dalam 191 balapan sejak debut di GP Australia 2011.

Musim 2020 lalu, Perez mampu berada di P4 klasemen akhir kendati dua kali absen karena terpapar Covid-19. Perez juga hanya dua kali naik podium namun salah satunya menang (Sakhir).  

Baca Juga:

Sejumlah media di Eropa menyebut, Red Bull Racing bisa saja mengontrak Albon dan Perez sekaligus untuk turun bergantian sepanjang F1 2021 nanti. Namun, Red Bull pernah memiliki pengalaman tidak bagus saat melakukan hal serupa itu lebih dari satu dekade lalu.

Pada 2005, untuk kali pertama Red Bull Racing menjadi tim di F1 setelah mengakuisisi Jaguar Racing. David Coulthard, pemenang 12 balapan F1 bersama Williams (lima) dan McLaren (tujuh) dipilih sebagai pembalap utama.

Untuk posisi pembalap kedua, Red Bull saat itu memutuskan membagi porsi balapan untuk dua pembalap muda berbakat yang sama-sama membawa sponsor.  

Christian Klien direkrut karena berpengalaman turun dalam 18 balapan F1 2004 bersama Jaguar. Sedangkan Vitantonio Liuzzi datang dengan status kampiun F3000 2004, ajang balap yang saat itu hanya satu tingkat di bawah F1.

Selain membawa sponsor dan pengalaman, baik Klein maupun Liuzzi sama-sama impresif saat tes pramusim F1 2005. Itulah mengapa Red Bull berani merekrut keduanya sekaligus.

David Coulthard turun di atas Red Bull Racing RB1 pada F1 2005, musim pertama Red Bull Racing menjadi tim.

David Coulthard turun di atas Red Bull Racing RB1 pada F1 2005, musim pertama Red Bull Racing menjadi tim.

Foto oleh: Sutton Images

Pada awalnya, Red Bull menjanjikan Kilen dan Liuzzi akan saling bergantian menjadi pembalap kedua setiap empat lomba sekali (total ada 19 balapan di F1 2005). Tapi, masalah muncul karena regulasi FIA saat itu.

FIA menyebut, pembalap yang sudah pernah turun lebih dari enam lomba F1 dalam dua tahun tidak boleh menjadi pembalap ketiga (reserve driver atau penguji). Mengingat Klein sudah turun 18 kali pada 2004, seharusnya Liuzzi yang menjadi pembalap ketiga.

Tetapi, sebagian besar tim meminta FIA mencabut aturan tersebut dan berhasil. Alhasil, Red Bull memutuskan menurunkan Liuzzi pada balapan keempat sampai ketujuh (San Marino, Spanyol, Monaco, dan Eropa).    

Christian Klien ketika berlomba dengan Red Bull Racing RB1 pada F1 2005. Red Bull akhirnya mempertahankan Klein  untuk F1 2006.

Christian Klien ketika berlomba dengan Red Bull Racing RB1 pada F1 2005. Red Bull akhirnya mempertahankan Klein untuk F1 2006.

Foto oleh: Sutton Images

Sebelum digantikan Liuzzi di empat lomba, Klein sudah lebih dulu di lomba 1-3. Pembalap asal Austria itu pun melanjutkannya di balapan kedelapan sampai ke-19. Dengan begitu, total Klein turun dalam 15 dari 19 balapan F1 2005.

Hasil impresif di Turki (finis kedelapan) dan Cina (kelima) dan finis di P15 klasemen akhir dengan 9 poin membuat Red Bull Racing memutuskan untuk mempertahankan Christian Klein untuk musim 2006.

Yang menjadi pertanyaan saat itu, bagaimana nasib Vitantonio Liuzzi yang hanya mengantongi 1 poin dari balapan F1 musim 2005?

Pada November 2005, Red Bull berhasil membeli Tim Minardi dan mengubah namanya menjadi Scuderia Toro Rosso (sampai 2019, kini berganti menjadi AlphaTauri). Liuzzi pun dipindah ke Toro Rosso kendati kariernya juga tidak berkembang.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tes Abu Dhabi: Alonso Lebih Cepat daripada Kualifikasi Renault
Artikel berikutnya Sir Frank Williams Masuk Rumah Sakit, Keluarga Bungkam

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia