Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Renault jelaskan rencana perbaikan daya tahan

Renault akan menunjuk personel ekstra untuk Red Bull pada GP Singapura sebagai bagian dari rencana memperbaiki daya tahan.

The car of Max Verstappen, Red Bull Racing RB13 is recovered after stopping on track

Foto oleh: Sutton Images

Rasa frustasi terhadap daya tahan Renault memuncak di GP Belgia ketika Max Verstappen menjumpai masalah teknis. Akibat mesinnya dimatikan oleh sensor.

Bos Red Bull Christian Horner menyebut servis Renault sebagai “dibawah standar” dan menyebut performa pabrikan Prancis tahun ini sebagai tidak bisa diterima.

Renault menerima dengan mengatakan tidak melakukan tugas dengan baik, serta membuat rencana aksi untuk menjamin perbaikan di masa mendatang.

Selain perubahan pada power unit dari Monza untuk menghilangkan masalah dialami Verstappen, Renault akan menempatkan tim ekstra di Red Bull untuk memusatkan perhatian pada daya tahan di balap berikutnya.

“Respons pertama terhadap semua insiden serupa dialami Max adalah melakukan tindakan pencegahan agar tidak terulang.”

“Isu terkini adalah masalah sensor di Spa. Sekarang kami memiliki prosedur lebih baik dari ditunjukkan pada saat itu.”

“Bukan masalah meminta maaf, karena harusnya itu tidak terjadi. Saya tidak mencari alasan. Harusnya terpasang dan sekarang sudah terpasang.”

“Elemen kedua adalah soal pemberian komponen. Kami lebih dari loyal ke Red Bull dan memberikan komponen terbaik kepada mereka, bahkan sering atas tanggungan Renault. Kami merasa memiliki kewajiban ini kepada Red Bull dan Max.”

“Dan terakhir, soal manusia. Kami telah menambahkan lebih banyak sumber daya. Belum dilakukan, baru tersedia pada GP Singapura dan setelahnya. Kami akan menempatkan orang khusus di Red Bull, plus orang untuk memantau daya tahan dan operasonal.”

“Kami merespons cepat, tidak menganggap enteng masalah ini. Dan saya puas mengenai bagaimana cara kami menangani masalah tersebut.”

Mesin tidak meledak

 Carlos Sainz Jr., Scuderia Toro Rosso STR12, stops his car as his engine smokes

Carlos Sainz Jr., Scuderia Toro Rosso STR12, menghentikan mobil dengan mesin berasap

Foto oleh: Glenn Dunbar / LAT Images

Kemarahan Verstappen bertambah di Belgia ketika mesinnya bisa dinyalakan di garasi usai balap.

Dia mengatakan lebih suka mesinnya meledak daripada dimatikan oleh sensor. Walau hal ini tidak disetujui Abiteboul.

Ketika ditanya reaksi terhadap usulan Verstappen, Abiteboul mengatakan, “Tak ada komentar. Jujur saya tidak mengerti karena mesin [Spa] baik-baik saja. Akan dipakai kembali.”

“Jika meledak, ini berarti lebih banyak mesin harus digunakan dan akan berakibat penalti. Jadi saya tidak paham apa maksudnya.”

Abiteboul mengonfirmasi akan menghadirkan beberapa pembaruan pada mesin, meski tidak ada yang siginifikan.

“Akan ada sedikit hal baru,” ucapnya. “Mungkin sedikit performa. Saya tidak mau bicara detail, tapi akan ada perbaikan performa bagi semua tim.”  

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya James Allen: Laporan Strategi Balapan UBS - GP Italia
Artikel berikutnya Monza harus jadi standar penyelenggaraan Grand Prix F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia