Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Renault akan lebih tegas dalam kontrol kualitas mesin

Renault akan fokus pada kontrol kualitas yang ketat terhadap komponen dari mesin F1 mereka di 2018, pabrikan Perancis itu berusaha untuk memperbaiki masalah reabilitas yang menganggu mereka di 2017.

Smoke from the back of Jolyon Palmer, Renault Sport F1 Team RS17

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Smoke from the back of Jolyon Palmer, Renault Sport F1 Team RS17
Smoke from the back of Jolyon Palmer, Renault Sport F1 Team RS17

Foto oleh: Andrew Hone / LAT Images

Tim yang menggunakan mesin Renault total mengumpulkan 320 grid penalti akibat masalah mesin sepanjang 2017. 

Masalah tersebut diperkuat oleh komentar bos Red Bull, Christian Horner, yang menggambarkan musim ini adalah yang terburuk dari segi reabilitas sejak 2006, Toro Rosso pun mengalami keretakan hubungan dengan pabrikan Perancis tersebut akibat masalah mesin yang terus-menerus.

Tim pabrikan Renault sendiri mengaku kehilangan 45 poin dan posisi lima klasemen konstruktor akibat masalah itu. Meski demikian, Cyril Abiteboul mengatakan mereka akan tetap menggunakan arsitektur mesin yang sama untuk 2018, namun akan lebih tegas dalam pemilihan komponen baru.

"Akan ada lebih banyak stabilitas, dalam arti mesinnya jauh lebih mirip musim depan dari tahun lalu dibanding tahun lalu dengan tahun sebelumnya," ujar Abiteboul kepada Motorsport.com.

"Kami hanya mengubah komponen yang akan membuat perubahan pada performa, meski tahun lalu hampir semuanya - mesin pembakaran internal dan hybrid - baru.

"Kami juga mengubah prosedur internal kami dalam persetujuan [komponen baru], dan memastikan untuk menjadi lebih tegas dalam cara kami menghadapi pencapaian proyek dan persetujuan semua komponen baru.

"Saya sangat percaya diri apa yang kami kerjakan di dyno sangat representatif dan akan menghasilkan produk yang lebih dewasa sesegera setelah tes musim dingin [dimulai]."

Abiteboul mengungkapkan Renault melakukan kajian mendalam terhadap departemen mesin, namun memutuskan perubahan prosedur akan cukup untuk meningkatkan reabilitas tanpa melakukan restrukturisasi lagi.

Pembatasan mesin dapat tingkatkan performa kualifikasi

Selain masalah reabilitas, Red Bull juga mengeluhkan kurangnya mode khusus kualifikasi yang diperlukan untuk bertarung dengan Mercedes dan Ferrari di kualifikasi, yang saat ini sedang dikerjakan Renault untuk 2018.

Abiteboul mengungkapkan bahwa performa Renault di ronde terakhir 2017, Abu Dhabi, di mana Nico Hulkenberg mengejar ketertinggalan penalti pitstop lima detik saat bertarung dengan Sergio Perez yang membela Force India, membuktikan mereka semakin baik dalam mengekstraksi performa mesinnya.

Ia juga mengatakan peraturan baru di 2018, yang akan membatasi jumlah mesin dari tiap pembalap menjadi hanya tiga mesin untuk 21 balapan, akan memaksa semua pabrikan memprioritaskan reabilitas, yang akan membuat mode kualifikasi tidak terlalu berpengaruh.

"Kecepatan di Abu Dhabi telah menunjukkan kami jauh lebih baik dalam mencoba menilai kompromi terbaik antara performa dan reabilitas," tambah Abiteboul.

"Masih ada yang akan datang tahun depan, meski kami juga mengetahui regulasi [pembatasan mesin] akan membuat mode kualifikasi lebih sulit untuk diterapkan.

"Anda hanya akan memiliki tiga mesin tiap pembalap musim depan, jadi itu sesuatu yang harus kami pertimbangkan. Karena mode kualifikasi adalah kombinasi dari beberapa hal, mungkin seperti pembakaran oli - yang akan lebih dibatasi - dan juga fakta bahwa Anda merusak mesin.

"Saya mengira sebagian besar pabrikan akan lebih konservatif dalam cara mereka mengoperasikan mesin. Tapi kami juga mencari cara kami sendiri untuk mengekstrak performa lebih dalam jumlah putaran yang terbatas."

Alan Permane, Renault Sport F1 Team Race Engineer, Cyril Abiteboul, Renault Sport F1 Managing Director
The car of Daniel Ricciardo, Red Bull Racing RB13 is recovered after stopping on track in Q1
Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team RS17
Pierre Gasly, Scuderia Toro Rosso STR12 stops on track in FP3
The car of Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso STR12 stopped on track in FP1
Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team RS17
Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso STR12, spins
Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso STR12 with engine failure
Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso STR12 retires from the race
Marshals recover the car of Pierre Gasly, Scuderia Toro Rosso STR12 after stopping on track in FP3
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya GALERI: Daftar pembalap Ferrari Driver Academy
Artikel berikutnya Williams waspadai McLaren di 2018

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia