Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Nostalgia

Ricciardo Dilamar Ferrari Dua Kali

Daniel Ricciardo rupanya tidak berjodoh dengan Ferrari. Padahal, pembalap F1 asal Australia itu dilamar tim pabrikan yang bermarkas di Maranello dua kali.

Daniel Ricciardo, McLaren

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Pada 2018, setelah kontraknya dengan Red Bull Racing akan berakhir, Ferrari menghubungi. Terjadi beberapa kali diskusi tapi tidak berujung manis. Ricciardo pun menyambut pinangan Renault.

Kontak kembali tersambung ketika Sebastian Vettel keluar pada 2020. Kebetulan, Ricciardo, duduk di peringkat kelima musim lalu, juga sedang berada di akhir ikatan kerja. Lagi-lagi kedua belah pihak tidak mencapai titik temu. Pria 31 tahun itu lantas berlabuh ke McLaren.

“Itu tidak pernah sangat dekat hingga terjadi pertukaran dokumen. Ada beberapa pembicaraan lewat telepon, tapi detail tidak pernah didiskusikan, seperti angka, tahun,” ujarnya kepada ESPN. “Selalu pada level sangat dasar.”

Baca Juga:

Gagal memperkuat Ferrari, Ricciardo tidak terlalu kecewa. Sebab baginya, skuad yang berjaya di era Michael Schumacher itu bukan tujuan utama walau ada darah Italia mengalir di tubuhnya.

Pembalap, yang pernah mengakhiri musim di tiga besar F1 sebanyak dua kali, tersebut hanya ingin berlaga pada level premier dan mencatat prestasi setinggi mungkin.

“Ketika tidak ada pembalap Itali di grid selama beberapa tahun, saya dilihat sebagai yang terbaik berikutnya dan orang yang cocok dengan itu,” ia menjelaskan.

Ia sepakat dengan pendapat tersebut, “Saya kira demikian, tapi saya tidak memasang penutup mata karena itu. Selalu jadi impian saya berlomba di Formula 1.

“Saya punya beberapa pernak-pernik Ferrari (ketika anak-anak), tapi itu bukan bagian dari impian saya mengemudi untuk mereka.”

Kendati demikian, akan sangat indah kalau Ricciardo bisa berada di balik kemudi Ferrari karena pengaruh sang ayah yang berasal dari Sisilia.

“Pada saat yang sama, ayah juga penggemar berat Ayrton Senna. Jadi Ferrari bukan segalanya bagi kami,”ia menambahkan.

Alih-alih merekrut Ricciardo, Scuderia menjatuhkan pilihan kepada Carlos Sainz Jr. untuk mendampingi Charles Leclerc. Keduanya menjadi simbol kebangkitan Ferrari. Sebaliknya, Ricciardo kesulitan dalam masa adaptasi dengan MCL35M.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull Enggan Bahas Kontrak Perez Sebelum Musim Panas
Artikel berikutnya Norris Bisa Bawa McLaren Sukses di Formula 1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia