Nico Rosberg Usulkan FIA Perketat Aturan Formula 1
Juara dunia F1 2016 Nico Rosberg merasa FIA perlu memperketat aturan agar ajang balap jet darat bisa terus berprogres. Pandangannya ini datang setelah melihat musim 2021 yang sarat kontroversi.
Foto oleh: Colin McMaster / Motorsport Images
Nico Rosberg percaya Federasi Otomotif Internasional (FIA) perlu segera mengambil langkah signifikan setelah Formula 1 (F1) diwarnai momen-momen kontroversial.
Puncaknya, terjadi dalam putaran penutup, Grand Prix (GP) Abu Dhabi. Race berakhir dramatis, dengan pembalap Red Bull Racing Max Verstappen menyalip pilot Mercedes Lewis Hamilton di lap final untuk merebut gelar.
Kesuksesan Verstappen datang setelah Race Director Michael Masi memutuskan restart satu putaran balapan usai intervensi Safety Car menyusul insiden pilot Williams Nocholas Latifi di lap ke-54.
Sebelumnya, sejumlah balapan juga menuai perdebatan karena melahirkan insiden yang melibatkan Verstappen dan Hamilton, seperti GP Inggris, Italia, Brasil dan Arab Saudi.
Situasi bertambah buruk dengan keputusan-keputusan Race Direction yang kerap ditanggapi berbeda oleh kubu Red Bull maupun Mercedes. Sehingga ini turut menyulut “perang” di luar lintasan.
Guna menghindari lebih banyak kontroversi pada 2022, Nico Rosberg mengusulkan agar aturan F1 dibuat lebih detail, tepat dan ketat, sehingga tidak memicu penafsiran berbeda.
Peraih gelar F1 2016 itu mengatakan FIA perlu memperjelas apa yang bisa dan boleh dilakukan dalam duel wheel-to-wheel, misalnya. Dengan cara ini, balapan akan lebih adil.
Sehingga keluhan dan protes-protes berlebihan – seperti yang dilakukan Red Bull maupun Mercedes – tidak masif terjadi di masa depan, yang menurut Rosberg membuat F1 jadi terlihat konyol.
Usulan tersebut disampaikan Rosberg bertepatan dengan momen pergantian Presiden FIA. Setelah 12 tahun memimpin Jean Todt menyerahkan posisinya kepada Mohammed Ben Sulayem.
Jadi, ini kesempatan yang telah lama ditunggu-tunggu untuk perubahan rulebook. Setidaknya, begitulah perkiraan Rosberg, yang mengungkapkan argumennya kepada Sky Sports F1.
Mohammed ben Sulayem, President EMSO (UAE)
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
“Pertama yang harus saya katakan adalah saya sangat menghormati Jean (Todt) untuk kariernya. Tetapi sekarang dengan orang baru (Ben Sulayem) ada kesempatan besar, karena olahraga ini perlu membuat progres,” kata Rosberg.
“Dimulai dengan aturan dalam menyalip, duel wheel-to-wheel. Jangan lupa bahwa dalam balapan Abu Dhabi, Verstappen menyalip Lewis di lap pertama dan membuatnya sedikit keluar trek.
“Lewis mampu bertahan, dia (terpaksa) harus memotong tikungan untuk memimpin lagi. Seluruh ahli mengatakan, ‘Lewis seharusnya menyerahkan posisi kepada Max’, tetapi mereka (Race Direction) tidak melakukannya.
“Juga dalam wheel-to-wheel; siapa yang benar dan salah, apa yang bisa dan tidak boleh dilakukan. Keputusan cepat dibuat serta hal-hal seperti itu. FIA perlu memperketat semua itu sehingga kami tidak memiliki semua perdebatan ini. Akan lebih baik untuk olahraga kami jika lebih mudah dipahami.”
Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B
Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments