Ross Brawn Pernah Alami Situasi Red Bull Saat Bekerja di Ferrari
Direktur Olahraga Formula 1, Ross Brawn, tak heran dengan situasi yang dialami Red Bull Racing. Ia pernah mengalami hal serupa saat bekerja untuk Ferrari.
Foto oleh: Ferrari Media Center
Sebelum duduk dalam manajemen Formula 1, pria 66 tahun tersebut cukup lama berada antara pitwall dan paddock Ferrari. Tepatnya antara 1997 dan 2006.
Ia merupakan salah satu dari trio yang menorehkan kejayaan si Kuda Jingkrak. Brawn bertanggung jawab dari sisi teknik. Pembalap Michael Schumacher memetik kemenangan demi kemenangan sehingga mampu menaklukkan lima titel juara dunia F1. Sedangkan Jean Todt memimpin dengan kecerdikannya.
Pada 2006, ia mundur dengan alasan ingin membiarkan anggota tim teknik meningkat. Setelah hiatus satu tahun, Brawn pindah ke Honda. Engineer itu lalu mendirikan Brawn GP pada 2009, yang jadi cikal-bakal Mercedes F1.
Pria Inggris tersebut keluar dari panasnya rivalitas tim-tim F1 pada 2014. Ia memulai karier dalam Formula One Management sejak 2017.
Dalam kurun waktu tersebut, tentu saja Brawn mendapat segudang pengalaman. Belakangan, ia tertarik pada kemunduran yang dihadapi Red Bull akibat kecelakaan di GP Inggris dan GP Hungaria. Max Verstappen jadi korban insiden yang dipicu duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, dalam situasi berbeda.
Sontak ingatannya melayang ketika masih menjadi manajer teknik skuad yang bermarkas di Maranello.
“Saya pernah berada dalam situasi yang dialami Red Bull sekarang, ketika Anda kehilangan perbedaan substansial dalam klasemen kejuaraan karena keandalan atau kecelakaan. Saya ingat bahwa itu terjadi beberapa kali di Ferrari,” Brawn mengungkapkan lewat kolom di situs Formula 1.
“Ketika Anda gagal finis rasanya sangat menyakitkan, karena di situ terjadi perubahan besar dalam poin. Tentu saja, Max bisa finis, tapi dia hampir tidak menyentuh poin. Sementara, balapan Checo (Sergio Perez) berakhir pada lap pertama.”
Brawn menunggu momentum sangat menarik pada paruh kedua musim ini, di mana balapan pembuka digelar akhir Agustus mendatang di Spa-Francorchamps.
“Saya tidak yakin siapa yang paling kompetitif pada balapan. Itu tampaknya akan lebih ketat. Mungkin Mercedes punya keunggulan,” ia menambahkan.
“Dalam kompetisi, perubahan ini terjadi. Jika kami punya paruh musim seperti ini lagi setelah jeda. Sesuatu yang fenomenal menanti kami.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments