Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Rowland targetkan kursi Renault F1 2018

Pembalap binaan Renault, Oliver Rowland, merasa sudah siap untuk menjadi salah satu kandidat pembalap Formula 1 tim Renault pada musim 2018.

Oliver Rowland, DAMS

Foto oleh: FIA Formula 2

Race winner Oliver Rowland, DAMS
Jolyon Palmer, Renault Sport F1 Team RS17
Jolyon Palmer, Renault Sport F1 Team RS17
Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team on the drivers parade
Nico Hulkenberg, Renault Sport F1 Team RS17
Oliver Rowland, DAMS
Jolyon Palmer, Renault F1 Team
Podium: winner Oliver Rowland, DAMS, second place Artem Markelov, RUSSIAN TIME, third place Nobuharu
Oliver Rowland, DAMS

British racer Rowland, a former champion in Formula Renault 3.5, currently sits second to Ferrari junior Charles Leclerc in the Formula 2 standings.

Pembalap asal Inggris Raya yang juga mantan juara umum Formula Renault 3.5 itu saat ini bertengger di posisi kedua klasemen Formula 2.

Ia telah menjadi bagian dari Renault F1 sejak 2016 sebagai salah satu pembalap akademi mereka sebelum ditunjuk menjadi pembalap binaan untuk musim ini.

Dalam susunan pembalap utama tim pabrikan Perancis itu, Nico Hulkenberg masih terikat kontrak dengan Renault hingga akhir 2018, sementara Jolyon Palmer akan berakhir masa kontraknya pada akhir tahun ini.

Performa kurang memuaskan Palmer memancing beberapa nama, termasuk mantan pemenang balapan F1 Robert Kubica, untuk menggantikan pembalap yang merengkuh titel GP2 2014 itu.

Saat ditanya apakah ia merasa terlupakan oleh publik dan media terkait kandidat pembalap Renault F1 2018, Rowland berkata kepada Motorsport.com: "Saya sedikit berpikir demikian.

"Sudah jelas saya harus menyelesaikan pekerjaan saya musim ini sebelum melihat opsi dan membesar-besarkan diri untuk bisa mendapatkan kesempatan itu. Saya harus meningkatkan performa di F2 terlebih dahulu.

"Saya sudah sering berkunjung ke markas [Renault F1], di balik layar, saya pikir kami memiliki hubungan yang baik. Dan semuanya tinggal bergantung pada hasil saya di F2 untuk bisa mendapatkan peluang mengisi salah satu kursi di sana.

"Tapi saya pikir tidak alasan mengapa saya tidak bisa menjadi kandidat. Saya merasa bisa melaju kencang seperti pembalap-pembalap lain, dan saya juga konsisten."

Contoh Verstappen

Rowland kemudian menyebut Max Verstappen, yang mendapat promosi ke F1 langsung dari Formula 3, sebagai contoh mengapa memberikan kesempatan kepada pembalap muda bisa membuahkan hasil.

"Jika Max tidak mendapatkan kesempatan itu, siapa yang tahu [dia akan jadi apa]... mungkin ia naik ke F2 terlebih dahulu, tapi tim yang ia perkuat melaju satu detik lebih lambat. Ia tidak akan mungkin memangkas ketertinggalan itu.

"Berilah kesempatan itu – kepada kami berdua [saya dan Gasly], karena menurut saya, kami bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan beberapa pembalap yang sudah ada di sana [F1]."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Villeneuve: Raihan podium Stroll tak tutupi performa buruk awal musim
Artikel berikutnya Wolff peringatkan Jordan: Jangan sebar "berita palsu" terkait Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia