Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Russell Sebut Media Sosial Area Berbahaya

George Russell merupakan salah satu pengguna media sosial yang teratur mengunggah berbagai konten. Namun pembalap F1 itu juga menganggap platform dunia maya memiliki sisi gelap.

George Russell, Williams in the Press Conference

Foto oleh: FIA Pool

Lebih dari 2,6 juta orang menjadi follower George Russel di jejaring sosial macam Facebook, Twitter dan Instagram. Dalam segi jumlah pengikut, ia berada pada level tengah di antara para racing driver Formula 1 (F1).

Meski begitu, Russell menggunakan platformnya secara intensif. Namun pembalap Tim Williams tersebut mengaku tidak begitu menikmati interaksi dalam media sosial.

"Seluruh konten yang diunggah (dari akun saya) langsung berasal dari saya," tutur Russell, yang usai GP Emilia Romagna menggunakan media sosialnya untuk minta maaf kepada Valtteri Bottas (Mercedes), kepada RaceFans.

Kendatipun sering mengunggah konten langsung, Russell juga mengakui dirinya tidak mengelola akunnya sendiri. Ia memiliki orang lain yang membantu mengelolanya.

"Tentu saja saya memiliki asisten yang bertugas mengoreksi seluruh konten sebelum dibagikan ke publik, bahkan jika (unggahan) itu saya sendiri yang menuliskannya," pembalap Inggris tersebut mengungkapkan.

Baca Juga:

Bagi Russell, media sosial memiliki dua sisi mata uang. Ia dapat menjadi platform yang positif namun juga punya bagian gelap yang bisa membuat penggunanya terjebak dalam hal-hal negatif yang ada di dalamnya.

"Saya berusaha untuk menghindarinya sebisa mungkin. Dunia media sosial area yang berbahaya bagi kita semua sebab semua orang hanya menampilkan diri mereka dalam bentuk terbaik atau sekadar pamer," kata Russell.

"Untuk beberapa orang, melihat gambar yang diunggah para influencer, tokoh publik atau orang yang tak dikenalnya tampak memiliki hidup perfek tanpa cela adalah hal yang dapat merusak moral.

"Media sosial cuma memperlihatkan puncak gunung es. Pada tingkatan tertentu dalam fenomena ini, saya pun merasa bersalah. Jika orang punya 100 foto, mereka secara alami tentu memilih yang terbaik untuk dibagikan.

"Saya baru berhubungan dengan media sosial ketika berusia 14-15 tahun, namun kini generasi yang lebih muda sudah lahir dalam era tersebut. Saya rasa itu bukan hal yang positif," Russell menambahkan.

 



Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Allison Jelaskan Alasannya Lepas Jabatan Direktur Teknik Mercedes
Artikel berikutnya Horner Gerah dengan Permainan Psikologis Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia