Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Saat Hamilton Menghadapi Api dengan Api

Insiden di Grand Prix Inggris diyakini akan semakin memanaskan persaingan antara Max Verstappen dengan Lewis Hamilton di Kejuaraan Dunia Formula 1 2021.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, Lewis Hamilton, Mercedes W12, Valtteri Bottas, Mercedes W12, and Charles Leclerc, Ferrari SF21

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, Lewis Hamilton, Mercedes W12, Valtteri Bottas, Mercedes W12, and Charles Leclerc, Ferrari SF21

Charles Coates / Motorsport Images

Insiden antara Max Verstappen (Red Bull Racing) dengan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1) di tikungan Copse saat lap pertama lomba Sirkuit Silverstone, Minggu (18/7/2021) lalu, menjadi bukti panasnya duel perebutan gelar juara dunia F1 musim ini.

Steward memberikan penalti 10 detik karena melihat saat akan masuk Tikungan 9 (Copse), posisi Hamilton di sisi dalam berada di belakang Verstappen.

Hamilton dinilai masih memiliki ruang di sisi dalam karena belum mencapai apex (sisi terdalam tikungan) T9. Tetapi, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) itu tidak berusaha menghindari kontak saat Verstappen membelok ke kanan.

Akibatnya, dalam kecepatan 180 mil/jam (setara 290 km/jam) sayap depan-kiri Mercedes F1 W12 milik Hamilton menyenggol ban belakang-kanan Red Bull RB16B andalan Verstappen.

Mobil Verstappen pun keluar trek dan menabrak barrier dengan kekuatan hantaman mencapai 51G, menurut Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner.

 

Kendati mendapatkan hukuman 10 detik dan penalti 2 poin pada super licence – sehingga total sudah 4 dalam 12 bulan terakhir – Hamilton masih mampu memenangi GP Inggris. Verstappen yang sempat diperiksa di rumah sakit juga sudah diizinkan pulang.

Insiden senggolan antara Verstappen dan Hamilton di Silverstone ini menjadi yang kedua musim ini setelah sebelumnya terjadi di Sirkuit Imola, GP Emilia Romagna, 18 April lalu.

Sesaat setelah start, Verstappen yang memulai balapan dari grid ketiga berhasil melibas rekan setimnya, Sergio Perez. Ia kemudian berusaha mengambil posisi Hamilton yang start dari pole.

Menjelang masuk area Variante Tamburello (T2, T3, T4), Verstappen side-by-side dengan Hamilton. Keduanya terlihat bersenggolan saat menikung di T2 dan Hamilton harus melibas kerb di T3 hingga sayap depannya rusak.

Kedua pembalap masih mampu melanjutkan lomba GP Emilia Romagna sampai finis (63 lap). Verstappen berhasil memenangi balapan sedangkan Hamilton finis di P2.

Baca Juga:

Di Silverstone, sejatinya, sulit untuk menilai siapa yang salah di Copse. Pada awal akhir pekan, saat grip masih kurang, atau ketika awal balapan pada Minggu menjelang sore saat tangki penuh dan ban masih dingin, pembalap sekelas Hamilton dan Verstappen tahu apa yang harus dilakukan.

Di sirkuit yang sulit untuk melibas lawan karena cepat seperti Silverstone, menekan habis throttle pada awal balapan untuk melesat ke depan tidak hanya akan menguntungkan dari sisi posisi tetapi juga kepercayaan diri.

Data Mercedes saat Sprint Race yang dimenangi Verstappen pada Sabtu (17/7/2021) juga menunjukkan bila mesin Honda di Red Bull belum mengeluarkan energi maksimal dari sistem hybrid mereka saat melibas tikungan Copse. Hal sebaliknya dialami Mercedes.

Dari situ, Hamilton tahu jika gagal memimpin di Copse pada lap awal, seperti yang terjadi pada Sabtu, ia akan kesulitan mengejar Red Bull. Dan, kesempatan untuk itu (unggul Copse) mungkin tidak akan muncul dua kali.

Pendapat Charles Leclerc (Scuderia Ferrari) yang berada tepat di belakang Verstappen dan Hamilton saat insiden terjadi juga menarik. Ia menilai kecelakaan itu sebagai racing incident.

“Saya kira itu insiden balap. Cukup sulit untuk menilai siapa yang harus disalahkan di antara mereka,” ucap Leclerc yang setelah restart mampu memimpin lomba hingga 50 lap namun dilibas Hamilton menjelang dua lap akhir.

Sebuah layar raksasa menunjukkan Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, keluar dari kokpit mobilnya usai kecelakaan pada lap pertama F1 GP Inggris 2021.

Sebuah layar raksasa menunjukkan Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, keluar dari kokpit mobilnya usai kecelakaan pada lap pertama F1 GP Inggris 2021.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

“Memang, sisi dalam Copse masih ada space. Mungkin, Lewis belum benar-benar berada di apex. Namun, Max juga emang cukup agresif di sisi luar. Dari situasi tersebut, apa pun bisa terjadi. Tapi, yang terpenting adalah Max tidak mengalami cedera serius.”

Seusai insiden di Silverstone, Hamilton menyebut Verstappen pembalap paling agresif di grid F1 saat ini. Ia pun mengakui apa yang sudah dilakukan pembalap asal Belanda itu luar biasa.

“Namun, menurut saya, seorang pembalap harus memiliki balans di trek sehingga bisa melalui balapan tanpa senggolan. Saat muda, saya juga agresif tetapi tidak seagresif Max,” ucap Hamilton, 36 tahun.

“Kini, saya sudah jauh lebih tua dan tahu balapan F1 ini maraton, bukan sprint. Jadi, banyak faktor yang harus saya pikirkan sebelum menetapkan gaya balap.

“Kami sedan bertarung dan tahun ini Max sangat agresif. Saya sudah pernah kecolongan dan menghindari insiden dengannya. Saya akan hidup untuk bertarung di balapan.”

Ayrton Senna, McLaren MP4/5 Honda dan Alain Prost, McLaren MP4/5 Honda bertabrakan di Sirkuit Suzuka saat digearnya F1 GP Jepang 1989.

Ayrton Senna, McLaren MP4/5 Honda dan Alain Prost, McLaren MP4/5 Honda bertabrakan di Sirkuit Suzuka saat digearnya F1 GP Jepang 1989.

Foto oleh: Motorsport Images

Lewis Hamilton selama ini dikenal sebagai pembalap komplet. Ia sangat matang dari sisi teknis maupun mental. Kendati mengidolakan Ayrton Senna yang dikenal agresif, saat ini gaya balap Hamilton justru lebih mirip Alain Prost, sangat perhitungan.

Musim ini, Hamilton dan Verstappen sudah beberapa kali duel wheel-to-wheel. Selain senggolan di Imola, keduanya juga berduel sengit di Bahrain, Portimao, Barcelona, dan Prancis.

Melihat insiden di Silverstone lalu, jelas Lewis Hamilton kini memilih menghadapi api dengan api. Max Verstappen dipastikan juga tidak akan tinggal diam. Apalagi, keunggulannya dengan Hamilton yang masih berada di P2 kini tinggal delapan poin.

Seperti puncak rivalitas antara Ayrton Senna dan Alain Prost yang ditandai senggolan di Suzuka, GP Jepang pada 1989 dan 1990 serta Michael Schumacher dan Damon Hill di Adelaide pada GP Australia 1994, GP Inggris 2021 akan diingat sebagai bukti sangat kerasnya persaingan Verstappen dan Hamilton.

Kini, menarik untuk ditunggu apa yang akan dilakukan Max Verstappen dan Red Bull Racing terhadap Lewis Hamilton pada balapan berikutnya – putaran ke-11 F1 2021 – GP Hungaria di Sirkuit Hungaroring, 1 Agustus mendatang.

   

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Leclerc: Verstappen-Hamilton Murni Insiden Balap
Artikel berikutnya Ricciardo Klaim Hamilton Kehilangan Kendali Mobil

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia