Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Sainz Akui McLaren MCL35M Paling Sulit Disalip

Carlos Sainz Jr. menilai MCL35M yang paling sulit disalip di trek berdasarkan pengalamannya dalam F1 GP Inggris.

Daniel Ricciardo, McLaren MCL35M, Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21

Ferrari tidak mengincar dua tim utama, Mercedes dan Red Bull Racing. Target pabrikan Maranello adalah McLaren, penghuni peringkat ketiga klasemen konstruktor musim lalu.

Mungkin pilot Spanyol tersebut sedikit menyesal angkat kaki dari tim yang bermarkas di Woking demi bergabung dengan Ferrari. Pasalnya, mantan timnya terus menjulang dengan mobil lebih mutakhir. Bahkan, Lando Norris, yang dulu berada di bawah kaki Sainz, kini tembus tiga besar.

Akhir pekan lalu, di Silverstone, Sainz hanya bisa menempel Daniel Ricciardo dari belakan tanpa mampu mendahului dalam perebutan peringkat kelima. Di trek lurus, performa SF21 tampak makin payah. Sebaliknya, MCL35M yang dibekali mesin Mercedes sulit ditandingi.

“Sayang sekali, beberapa kali belakangan ini, saya tertahan di belakang McLaren. Saya tidak bisa melewatinya,” kata Sainz soal kebangkitan Ricciardo.

Baca Juga:

“Itu bukan berita. Mereka punya kecepatan sangat tinggi di jalur lurus, sangat kuat dalam penyebaran dan bertenaga saat keluar dari tikungan. Mungkin itu mobil paling sulit disalip.”

Putra pereli kawakan Spanyol, Carlos Sainz jr, tersebut sempat berada di depan Ricciardo. Tapi, pada akhirnya, ia gigit jari karena upayanya mempertahankan keunggulan dari pilot Australia itu gagal. Hal ini disebabkan pit stop lamban. Ia menghabiskan 10 detik di box Ferrari ketika roda depan kiri dikencangkan.

“Ya, sayang sekali, kami selangkah di belakang Ricciardo sepanjang balapan,” pembalap yang mengakhiri lomba di urutan keenam itu mengungkapkan.

“Pertama, kami menggunakan ban medium, lalu kami bisa mendahuluinya dengan kecepatan sangat tinggi dalam lap lebih bersih. Sayangnya, setelah pit stop lambat, saya harus berada di belakangnya lagi.

“Dengan ban keras, sangat sulit mendahuluinya karena sepertinya ban keras dalam kecepatan tinggi tidak bisa menahan beban udara kotor dan saya lebih banyak understeer. Saya tidak mengikutinya dalam kecepatan tinggi. Meski memakai DRS (Drag Reduction System), saya tidak cukup dekat untuk mencoba menyingkirkannya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lawrence Stroll Tak Menyesal Bayar Vettel Sangat Tinggi
Artikel berikutnya Albon Pede Petinggi Red Bull Mendukungnya Kembali ke F1

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia