Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Carlos Sainz Belum 100% Nyaman di Ferrari, Ini Masalahnya

Musim perdana Carlos Sainz bersama Scuderia Ferrari terlihat mulus. Namun, ia mengungkapkan problem yang membuatnya merasa belum ada di rumah sendiri.

Carlos Sainz Jr., Ferrari, 3rd position, is interviewed after the race

Carlos Sainz Jr., Ferrari, 3rd position, is interviewed after the race

Andy Hone / Motorsport Images

Musim ini, Carlos Sainz mewujudkan ambisi yang mungkin dimiliki hampir semua pembalap Formula 1, bergabung dengan tim paling sukses di grid, Scuderia Ferrari Mission Winnow.

Pada musim perdananya bersama Tim Kuda Jingkrak, Sainz terbilang cepat beradaptasi. Dari 15 balapan yang sudah digelar pada Kejuaraan Dunia Formula 1 2021, ia berhasil tiga kali naik podium: Monako, Hungaria, dan Rusia.

Dari statistik head-to-head dengan rekan setimnya, Charles Leclerc, Sainz memang masih kalah. Dari 15 balapan, ia hanya empat kali mengungguli Leclerc di kualifikasi dan enam kali dalam lomba.

Kendati begitu, pembalap Spanyol itu jauh lebih stabil saat balapan. Sejauh ini ia baru dua kali finis di luar poin (semua P11) masing-masing di Portugal dan Prancis.

Sementara, Leclerc sudah empat kali tidak mampu menuai poin; masing-masing satu karena tidak start (DNS) dan retired sedangkan dua lainnya finis di luar 10 besar. Alhasil, Sainz kini berada di peringkat keenam dan unggul 8,5 poin atas Leclerc di P7.

Kendati begitu, Sainz mengaku ia merasa di Ferrari “belum 100 persen di rumah sendiri”. Adalah jumlah kecelakaan yang dialaminya musim ini.

Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21 mengalami kecelakaan di kualifikasi GP Hungaria, awal Agustus lalu.

Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21 mengalami kecelakaan di kualifikasi GP Hungaria, awal Agustus lalu.

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

“Kami mampu memaksimalkan peluang saat merebut ketiga podium tersebut. Namun, saya yakin banyak yang menilai saya belum merasa 100 persen merasa nyaman di atas mobil,” ucap peraih lima podium dan satu fastest lap sepanjang kariernya di F1 itu.  

Sepanjang berlomba untuk Ferrari, Sainz selama ini memang tidak pernah mengalami kecelakaan atau mundur dari balapan karena masalah teknis.   

Meskipun begitu, Sainz sempat beberapa kali mengalami kecelakaan saat mengejar performa bagus. Namun, semua itu terjadi di kualifikasi ataupun latihan bebas.

Lihat saja yang terjadi antara seri di Hungaria dan Italia, seri ke-11 sampai 14 pada 1 Agustus sampai 12 September. Dalam rentang empat balapan, ia tiga kali mengalami kecelakaan.

Dimulai saat ia kehilangan kendali bagian belakang Ferrari SF21 di tikungan terakhir Sirkuit Hungaroring sehingga menghantam dinding pembatas ban pada kualifikasi GP Hungaria.

Dua pekan berselang, di GP Belanda, Sainz kembali kehilangan kendali bagian belakang mobil sehingga menghantam barrier bagian atas di banked Tikungan 3 Sirkuit Zandvoort, ketika menjalani sesi latihan bebas.

Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21 menghantam sisi luar banked Tikungan 3 Sirkuit Zandvoort saat latihan bebas GP Belanda.

Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21 menghantam sisi luar banked Tikungan 3 Sirkuit Zandvoort saat latihan bebas GP Belanda.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Sepekan kemudian, Sainz kehilangan hidung mobilnya usai menghantam dinding pembatas Sirkuit Monza, lagi-lagi di sesi latihan bebas, setelah kehilangan kontrol di tengah chicane Ascari.

“Saya tidak mau menyebut insiden-insiden itu sebagai kecelakaan. Saya pembalap yang tidak pernah menabrakkan mobil ke dinding pembatas,” tutur putra legenda reli dunia, Carlos Sainz Sr tersebut.

“Tapi karena satu dan lain hal, memang ada kecelakaan yang menunjukkan saya belum memahami mobil 100 persen.”

Carlos Sainz pun mengakui telah mencoba tahapan demi tahapan dari latihan bebas sampai kualifikasi. Ia menegaskan memang perlu untuk cepat saat dibutuhkan (baca: kualifikasi), ketimbang langsung berusaha cepat di sesi latihan bebas.

“Sejauh ini, strategi itu berjalan bagus dan membuat saya percaya diri. Saya mampu cepat sepanjang akhir pekan dan merasa nyaman. Terbukti, kami mampu memaksimalkan kesempatan dengan merebut tiga podium tersebut,” kata pembalap 27 tahun itu.

“Ini pertanda bagus dan menunjukkan tim mampu berperforma baik saat dalam tekanan dan pada waktu yang tepat. Kami berhasil merebut hasil maksimal saat peluang muncul.” 

Baca Juga:

Carlos Sainz memang terbilang salah satu pembalap dengan perhitungan matang di grid F1 saat ini. Turun penuh di F1 sejak 2015, Sainz hanya 27 kali mengalami kecelakaan atau insiden yang membuatnya mundur dalam 133 balapan. Dengan kata lain persentase retirement Sainz hanya 20,30%.

Carlos Sainz mengalami 17 retirement dalam 56 balapan untuk Scuderia Toro Rosso (kini AlphaTauri) antara musim 2015 sampai menjelang akhir (empat balapan tersisa) F1 2017.

Satu musim lebih sedikit di Renault, menjelang akhir 2017 sampai 2018, Sainz bahkan hanya empat kali gagal finis. Sementara, dua musim di McLaren, Carlos Sainz hanya enam kali mengalami retired saat balapan.     

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Yuki Tsunoda Pertajam Kemampuan Mengemudi dengan Home Simulator
Artikel berikutnya Charles Leclerc Percaya Jalan Ferrari Menuju Gelar F1 Masih Panjang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia