Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Sebastian Vettel Nilai Regulasi Hibrida di F1 Tak Berguna

Sebastian Vettel menilai Formula 1 masih kurang agresif dalam mendorong mesin hijau dan bahan bakar berkelanjutan. Penggiat lingkungan tersebut bahwa melabeli regulasi hibrida tak berguna.

Sebastian Vettel, Aston Martin, on the grid

Sebastian Vettel, Aston Martin, on the grid

Mark Sutton / Motorsport Images

Juara dunia F1 empat kali tersebut memandang perlunya lebih banyak aksi daripada rencana. Vettel menilai program yang lebih ramah lingkungan justru bisa menarik lebih banyak penonton.

Pembalap Aston Martin itu tak memungkiri ada bentrok kepentingan antara profesinya dan idealis sebagai pecinta lingkungan.

“Tentu saja, dan saya kira itu valid karena Formula 1 tidak hijau,” ujarnya kepada beberapa media, termasuk Motorsport.com.

Baca Juga:

“Saya kira kita hidup dalam era di mana kami punya inovasi dan punya kemungkinan untuk membuat Formula 1 hijau juga, dan tidak kehilangan tontonan, kegembiraan, kecepatan, tantangan, gairah.

“Saya kira jika mereka datang, itu adalah hal baik untuk Formula 1, dan itu juga merupakan hal-hal vital. Tapi, jika mereka tidak datang, saya kira saya tidak terlalu optimistis. Jika mereka tidak datang, Formula 1 akan hilang. Mungkin memang demikian.

“Kami dalam tahapan di mana kami tahun bahwa kami melakukan kesalahan. Kami tak punya waktu untuk terus melakukan kesalahan.”

Sebastian Vettel, Aston Martin, di grid

Sebastian Vettel, Aston Martin, di grid

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Perlu Proaktif

F1 sedang berdiskusi dengan pabrikan mesin tentang aturan mesin masa depan yang diberlakukan setelah 2025 atau 2026. Selain itu, mereka juga memantau pengembangan bahan bakar dari limbah bio.

Vettel ternyata kontra dengan langkah itu. Pilot Jerman itu mendesak F1 agar mendesak penciptaan bahan bakar sintetis dan teknologi.

“Saya bukan spesialis bahan bakar, tapi saya penggemar bahan bakar sintetis daripada bahan bakar bio. Dengan biofuel, Anda perlu sumber karbon dari suatu tempat dan saya kira akan ada masalah atau kerumitan di sana,” ucapnya.

“Saya kira itu sudah tepat bahwa Formula 1 mencari cara untuk menemukan bahan bakar terbarukan atau formula bahan bakar sintetis atau penggunaan untuk bahan bakar sintetis di masa depan.

“Seperti sekarang, kami punya mesin tahun depan dan kami akan punya kandungan hanya 10 persen e-fuel di mobil, dari sudut pandang teknologi itu bukan sebuah revolusi.

“Anda dapat membeli bahan bakar di pompa (bensin) selama beberapa tahun sebagai pelanggan di seluruh dunia. Jadi ini bukan hal baru. Saya berpikir tidak sesuai dengan ambisi Formula 1 harus jadi pemimpin teknologi. Jadi kami bereaksi, daripada menjadi proaktif dan memimpin jalan.”

Sebastian Vettel, Aston Martin AMR21, melebar

Sebastian Vettel, Aston Martin AMR21, melebar

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Vettel mengutarakan bahwa pembekuan mesin pada 2022 akan menghambat penggunaan bahan bakar sintetis.

“Ada beberapa pembicaraan bahwa sesuatu mungkin akan berubah sebelum, tapi dibekukan hingga setidaknya 2025, mungkin diundur ke 2026, jadi itu artinya ada lima tahun di mana tidak ada kemajuan,” ia melanjutkan.

“Saya kira itu akan menempatkan olahraga kami di bawah tekanan besar, karena saya rasa dalam lima tahun bakal ada banyak perubahan, semoga diterapkan di seluruh dunia.”

Langkah pendukung adalah mendorong para insinyur menciptakan inovasi untuk mengurangi polusi yang disebabkan mobil dengan mesin pembakaran.

“Saya rasa kami bisa menggunakan sumber daya, artinya kecerdasan Formula 1, dengan semua orang-orang pintar di dalamnya, sumber daya, fasilitas dan juga uang yang dibelanjakan Formula 1,” ucap Vettel.

“Maksud saya, jangan lupakan kami habiskan hampir 10 tahun pada mesin yang super efisien dan kami memeras tenaga darinya, tetapi pada dasarnya tidak ada relevansi dengan orang normal di jalanan dan mobil generasi berikutnya, tapi punya biaya besar.

“Mungkin masing-masing pabrikan menghabiskan lebih dari satu miliar untuk mengembangkan mesin selama beberapa tahun. Uang bisa didapatkan lagi atau sebagian uang itu ada untuk diharapkan mendorong penyebab yang tepat.

“Jadi di situlah saya duduk dan berkata…Saya tidak tahu apa solusi terbaik. Saya rasa kami harus mulai sekarang, daripada berdiskusi hingga lima tahun ke depan dan sementara itu, tak melakukan apa-apa.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Lewis Hamilton Klarifikasi Tak Marah kepada Mercedes
Artikel berikutnya FIA Anugerahi F1 GP Prancis Sertifikasi Kompetensi Lingkungan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia