Sejarah Transformasi Identitas Tim-tim Formula 1
Sejak Formula 1 digulirkan, hanya segelintir tim yang mempertahankan identitas mereka hingga saat ini. Ferrari, Williams dan Haas masih menggunakan nama yang sama sejak mereka didirikan.
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Sebagian besar tim yang tampil sekarang, telah melakukan transformasi berkali-kali. Karena perubahan nama terkadang membawa filosofi berbeda termasuk perombakan manajemen.
Berikut sejarah tim-tim yang beberapa kali ganti nama.
1. Mercedes (Tyrrell-BAR-Honda-Brawn)
Setelah Ferrari (1950) dan McLaren (1966), Mercedes merupakan tim yang memiliki sepak terjang cukup panjang di Formula 1.
Di masa lalu, mereka mengoleksi banyak kemenangan atas nama Juan Manuel Fangio dan Stirling Moss. Keduanya diikat tim Tyrrell.
Didirikan pada 1970, tim milik Ken Tyrrell berubah jadi British American Racing (BAR) pada 1999, dan bersinergi dengan Honda pada 2006.
Ketika pabrikan Jepang itu angkat kaki, Ross Brawn mengambil alih kepemilikan dan menempelkan nama Brawn GP pada 2009. Setahun kemudian, tim dan lisensi balapan dijual ke Mercedes.
Jackie Stewart - Tyrrell
2. Red Bull Racing (Stewart-Jaguar)
Sejarah Red Bull Racing dimulai sejak 1996, ketika mantan juara dunia F1 Jackie Stewart membentuk Stewart GP dibantu Ford.
Jos Verstappen merupakan salah satu pilot yang pernah bekerja di sana. Mereka mencatat prestasi cukup mengesankan dengan bertengger di empat besar konstruktor musim 1999.
Ford lantas mengakuisisi tim tersebut pada periode berikutnya dan memberi nama Jaguar. Ternyata kenyataan tak seindah ekspektasi, pabrikan Amerika Serikat tersebut memilih menjual ke Red Bull, yang ingin melebarkan sayap ke ajang olahraga lain.
Rubens Barrichello - Stewart
3. Alpine (Toleman-Benetton-Renault-Lotus-Renault)
Alpine sejatinya bukan tim yang sepenuhnya baru. Renault memberikan lisensi balap saja tapi kendali ada di tangan mereka.
Pabrikan otomotif Prancis terjun ke F1 pada 1977 hingga awal ’80-an. Namun, tim tersebut menggunakan dokumen balapan milik Toleman pada 1981. Mereka yang mendebutkan Ayrton Senna di Formula 1.
Lima tahun kemudian, lisensi diberikan kepada keluarga Benetton, yang mengecap sukses bersama Michael Schumacher pada pertengahan 1990.
Pada 2002, nama Benetton ditanggalkan karena pabrikan ingin mengelolanya. Mereka menyabet titel juara dunia dengan Fernando Alonso.
Pada 2011, mereka menjual sahamnya karena tak sanggup menanggung pengeluaran sangat besar. Periode 2012-2014, skuad mengaspal dengan nama Lotus.
Renault kembali ke ajang itu pada 2015 dan menjadi Alpine enam tahun kemudian.
Ayrton Senna - Toleman
4. Aston Martin (Jordan-Midland-Spyker-Force India-Racing Point)
Tim yang bermarkas di Silverstone ini sering berpindah tangan. Para pekerjanya pun terbiasa berganti seragam dengan warna berbeda.
Dari kuning ala tim Jordan, yang dikenakan selama 1999-2005, ke merah muda terang milik Racing Point.
Setelah Eddie Jordan melego ke Alex Shnaider, tim tersebut disebut Midland (2005-2006), kemudian menjadi Spyker (2006-2007), lalu berbau India, Force India (2008-2018).
Pengusaha Kanada, Lawrence Stroll, mengakuisisi dan menggunakan nama Racing Point. Saat ia membeli sebagian saham Aston Martin, ayah pembalap Lance Stroll tersebut menyematkan identitas baru seperti produsen mobil mewah tersebut.
Michael Schumacher - Jordan
5. Alfa Romeo (Sauber-BMW Sauber-Sauber)
Alfa Romeo memang baru dikenal di Formula 1 pada 2017. Namun, mereka punya jejak rekam panjang pada ajang balap motor. Antara 1950 dan 1951, merek Italia itu merebut gelar juara dunia.
Perusahaan induk FIAT pun berinvestasi ke Sauber, yang didirikan Peter Sauber pada 1993, dan menggunakan mesin Ferrari. Tim tersebut kehabisan uang setelah ditinggal Red Bull.
Lalu, BMW menanamkan uang ke Sauber dan menjadi tim pabrikan pada 2006. Saat krisis ekonomi global menghantam, perusahaan Jerman itu menarik diri dari proyek tersebut, setelah tiga tahun.
Sauber berjalan sendiri hingga 2018, lalu Alfa Romeo bergabung. Kendati demikian, mobil balap tetap dibuat di Hinwill, markas Sauber Motorsport.
Karl Wendlinger - Sauber
6. AlphaTauri (Minardi-Toro Rosso)
Giancarlo Minardi, yang aktif di olahraga motor mulai akhir ’70-an, tertarik mendirikan tim pada 1985. Ia membuka garasi di Faenza, Italia.
Minardi menjual timnya ke Paul Stoddart pada 2001, yang kemudian dilepas lagi ke Red Bull lima tahun kemudian.
Nama skuad berganti jadi Scuderia Toro Rosso, berkompetisi di F1. Awalnya AlphaTauri adalah tim kedua milik Red Bull, sebagai divisi untuk mengembangkan talenta-talenta muda.
Lalu mereka menggunakan Scuderia Toro Rosso pada 2006, Red Bull mengganti kulit jadi AlphaTauri di F1 2020.
Pierluigi Martini - Minardi
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments