Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Soal Desain Sayap, Mercedes Penuhi Keinginan Pembalap

Mercedes F1 menegaskan kalau desain rear wing W12 disesuaikan dengan kebutuhan para pembalap, sehingga antara mobil Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton berbeda.

Lewis Hamilton, Mercedes W12

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Disparitas performa antara mereka makin lebar dalam dua lomba terakhir di sirkuit jalan raya. Pada GP Monako, Hamilton start dari posisi ketujuh dan bertahan di tempat sama. Sedangkan, Bottas memulai dari urutan ketiga dan dipaksa berhenti akibat sekrup roda depan tak bisa dibuka.

Situasi makin buruk kala lomba bergerak ke sirkuit jalanan Baku. Dalam GP Azerbaijan, juara dunia F1 tujuh kali kehilangan segalanya ketika restart dan finis P15 akibat menekan tombol ajaib. Bottas tiga tingkat lebih baik.

Keduanya terus mencari solusi atas berbagai problem yang dialami dalam dua lomba itu. Salah satunya menganalisis performa sayap belakang yang berbeda. Perbedaan itu sebenarnya sudah dideteksi sejak GP Portugal.

Usut punya usut, ternyata keputusan desain sayap belakang bukan keputusan mutlak The Silver Arrows, melainkan sesuai permintaan Hamilton dan Bottas.

Baca Juga:

Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W12 rear wing, Azerbaijan Grand Prix
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W12 rear wing, Azerbaijan Grand Prix

Chief Technology Officer Mercedes, Mike Elliott, mengungkapkan, “Faktanya setelannya cukup mirip. Perbedaan besar antara dua mobil itu mungkin datang dari sayap yang digunakan.

“Lewis balapan dengan downforce lebih rendah, pada saat simulasi, itu menunjukkan lebih optimal. Sedangkan, Valtteri memilih downforce lebih tinggi yang menurutnya lebih baik untuknya. Berdasarkan perhitungan kami, itu membuat sedikit lebih lambat, mungkin 0,1 detik perlap.

“Bagaimana itu bisa jadi pilihan? Ya, itu adalah kemauan Valtteri menggunakan sirip seperti itu dan dia bisa melakukannya karena merasa justru lebih cepat dengan opsi tersebut.”

Elliott mengutarakan analisisnya terkait hasil jeblok duo Mercedes di Baku. Untuk pertama kalinya, sejak 2012, tim tersebut pulang dengan tangan hampa.

“Apa yang Anda pahami adalah Baku merupakan sirkuit yang sulit. Itu adalah sirkuit di mana sangat berat menaikkan temperatur ban depan dan di mana Anda butuh kepercayaan diri sesungguhnya karena dindingnya sangat keras,” ujarnya.

“Meningkatkan temperature ban depan sangat penting dan kalau kami dapat meluncur sedikit lebih cepat, menambahkan energi sedikit lagi pada kompon tersebut, mobil bisa meluncur lebih cepat dan itu jadi lingkaran baik untuk kinerja.

“Faktanya, Valtteri sangat gembira dengan mobilnya dan ia merasa percaya diri, itu yang terpenting daripada perbedaan kecil performa yang diprediksi lewat simulasi.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tost Sempat Khawatir Tsunoda Crash di Baku
Artikel berikutnya Tanpa Perpanjangan Kontrak, Opsi Bottas Pensiun dari F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia